Revolusi Islam Iran dan Sikap Amerika Serikat

Juga jangan lupa hancurnya Irak dikarenakan strategi Presiden AS ke-41 Herbert Walker Bush (sang ayah) dan sang anak, Presiden AS ke-43, George Walker Bush.

Rabu, 10 Februari 2021 | 16:34 WIB
1
508
Revolusi Islam Iran dan Sikap Amerika Serikat
Ayah dan Anak Presiden AS

Tanggal 11 Februari selalu diperingati seluruh rakyat Iran, baik di dalam negeri maupun oleh rakyat Iran di berbagai negara. 

Sejauh ini Revolusi Iran (juga dikenal dengan sebutan Revolusi Islam merupakan revolusi yang mengubah Iran dari Monarki di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi, menjadi Republik Islam yang dipimpin oleh Ayatullah Ruhollah Khomeini, pemimpin revolusi dan pendiri dari Republik Islam.

Sering juga Revolusi Islam Iran juga  disebut pula "revolusi besar ketiga dalam sejarah," setelah Prancis dan Revolusi Bolshevik.

Di awal Revolusi Islam Iran terjadi unjuk rasa di alun-alun Azadi, Teheran, tahun 1979. Dimulai dari bulan Januari 1978 – Februari 1979. Revolusi itu mampu menggulingkah pemerintahan Shah Mohammed Rezā Pahlavi. Waktu itu berakhirlah Dinasti Pahlavi.

Dibentuknya Republik Islam Iran berada di tengah-tengah krisis energi 1979 dan berlanjut ke Perang Iran–Irak yang dimulai sejak 22 September 1980, ketika Presiden Irak Saddam Hussein memerintahkan invasi militer ke Khuzestan, provinsi penghasil minyak di Iran. Serbuan itu mengawali salah satu pertempuran paling berdarah dan merusak setelah Perang Dunia II. 

Iran menamakan awal penggulingan Shah Iran sebagai sebuah Revolusi yang adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Di Iran bolehlah disebut revolusi dengan kekerasan.

Tanggal 11 Februari 1979 merupakan pengambilalihan kekuasaan oleh Ayatollah Khomeini, sekaligus dinyatakan pula sebagai 'Hari Revolusi Islam'. Tanggal itu sebenarnya ditetapkan, tetapi sebenarnya pada hari itu pemerintahan di bawah Shahpur Bakhtiar sebagai pemerintahan terakhir yang diangkat oleh Shah Reza Pahlevi, mengundurkan diri, dan militer menyatakan akan bersikap netral menghadapi sengketa dengan rezim lama.

Imam Khomeiniu, tanggal 1 Februari 1979 , kembali ke Iran dari pengasingannya di Paris dan tanggal 12 April, 1979 saat Khomeini memproklamirkan 'Republik Islam Iran."

Sebaliknya Mohammad Reza Pahlavi, yang dinobatkan sebagai shah Iran pada 1941, setelah ayahnya dipaksa turun takhta oleh Inggris dan Soviet, mengasingkan diri ke Mesir dan meninggal dalam pengasingan pada 27 Juli 1980. Ia meninggal karena kanker. Sedangkan Imam Khomeini  meninggal di Tehran, Iran, pada 3 Juni 1989 diusia 86 tahun. Pelanjut dari tialah Revolusi Iran dan merupakan Pemimpin Agung Iran pertama itulah yang hingga kini memerintah Iran.

AS Berhati-hati kepada Iran

 Jika ingin melihat Iran sekarang ini lihatlah Irak. Kenapa.demikian ? Revolusi Iran.berhasil mengubah wajah Irak. Sekarang yang berkuasa penuh sebagai Perdana Menteri Irak adalah.Islam Syiah. Penduduk mayoritas di.Iran. Jabatan perdana menteri sama dengan presiden di masa Presiden Saddam Hussein (Islam Sunni).

Dalam sejarah Irak sebelum sekarang Syiah kembali berkuasa, , pemerintahan dikuasai segelintir orang dari golongan Sunni, yang sama sekali tidak tertarik untuk berbagi kekuasaan dengan kelompok Syiah yang menjadi mayoritas di sana. Sekarang Irak memiliki Perdana Menteri baru yakni Mustafa al-Kadhimi setelah lima bulan terjadi dua kali kegagalan untuk membentuk pemerintahan. Dia dinominasikan oleh Presiden Irak Barham Salih yang berasal dari Suku Kurdi setelah dua calon sebelumnya gagal membentuk pemerintahan.

Baca Juga: Amerika Masukkan Koprs Garda Revolusi Iran sebagai Kelompok Teroris

Sementara di manakah pembagian kekuasaan untuk kelompok Sunni  yang minoritas dan pernah memimpin Irak di masa Presiden Irak Saddam Hussein. Terlihat, kekuasaan mereka sekarang hanya di Dewan Perwakilan Rakyat Irak.

Itulah strategi AS setelah negara tersebut bersama sekutunya menyerang Irak dan tentaranya berhasil menemukan presidennya Saddam Hussein di lubang persembunyiannya, setelah itu mengadili dan menggantungnya.

Sepintas tidak terlihat bahwa AS bertanggungjawab menggantung Presiden Irak Saddam Hussein, tetapi kaki tangan negara tersebut yang membuat skenario politik, sehingga rakyat Irak menggantungnya.

Juga jangan lupa hancurnya Irak dikarenakan strategi Presiden AS ke-41 Herbert Walker Bush (sang ayah) dan sang anak, Presiden AS ke-43, George Walker Bush. 

***