KANG PEPIH & PISANG IJO
6 Tahun lalu bersama Kang Pepih Nugraha.Pria Sunda ini pernah bercerita kepada saya yang pria Makassar, bahwa dirinya menyukai kuliner dan lagu daerah Makassar. Seperti kue "Pisang Ijo" dan lagu "Bangkenga Cini" ciptaan Iwan Tompo.
Koq bisa begitu? Nah, inilah informasi ekslusif, kisah yang belum terekspose ke media dari founder Kompasiana ini hehe....
Belakangan saya baru tahu. Kang Pepih sesuai pengakuannya, ternyata cukup lama bertugas di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai wartawan Harian Kompas biro "Kota Daeng".
Di "Kota Anging Mammiri" inilah Kang Pepih sempat merasakan berbagai kuliner khas daerah ini. Seperti Pisang Ijo, Coto Makassar, Sop Konro, Pisang Epedan lain-lain.
"Pisang Ijo ini kesukaan saya," kata Kang Pepih kepada istri saya, Bunda Sitti Rabiah, ketika acara Kompasianival -- acara pertemuan tahunan penulis Kompasiana (Kompasianer) -- di TMII Jakarta beberapa tahun lalu.
Istri saya, mendapat kehormatan mengisi salah satu stand makanan siap saji, di acara Kompasianival, difasilitasi boss madiyang Rahab Ganendra, admin Kompasiana Penggila Kuliner (KPK), salah satu dari sekian banyak komunitas para penulis.
Selain kuliner Makassar, Kang Pepih juga banyak tahu soal lagu daerah Makassar. Dia sangat akrab, bahkan sampai hapal pula, lirik lagu "Bangkenga Cini" ciptaan dan dipopulerkan sendiri oleh Iwan Tompo, musisi asli Makassar.
Lagu "Bangkenga Cini" atau "lihatlah langkah kaki" dalam bahasa Makassar, berkisah tentang asmara sepasang kekasih yang tak direstui orang tua. Akhirnya pria yang merasa "orang tak punya" itu, memilih mundur teratur.
Dalam kekecewaannya itulah, sang kekasih menyatakan ikhlas menerima kenyataan ini. "Bangkenga cini, assi sambe mange di ru dallekang na riboko". Artinya, lihat dan belajarlah dari langkah kaki (kiri dan kanan), bagaimana silih berganti melangkah ke depan dan ke belakang.
Kang Pepih tidak sekedar bisa menyanyikan lagu "Bangkenga Cini" tersebut. Bahkan sengaja mewawancarai Iwan Tompo, musisi pencipta lagu itu sudah almarhum itu. Menggali kisah hidup Iwan dan yang menginspirasinya sampai membuat lagu tersebut.
Selain Iwan Tompo, Kang Pepih juga mewawancarai Dian Ekawaty, penyanyi lagu Makassar, mantan bintang radio dan televisi (RRI - TVRI Makassar tahun 1980-an). Semua itu sempat ditulis kisahnya oleh Kang Pepih dalam buku "Teknik Menulis Profil".
Sukses kang....
Keterangan Foto:
Bersama Kang Pepih Nugraha, editor Kompasiana di acara "Ngobrol Ramadhan & Lebaran Harga Stabil & Buka Bersama di Gedung Bank Indonesia, Jl MH Thamrin No.2 Jakarta
* Tulisan ini juga dimuat di Kompasiana
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews