Pemilu Amerika mengagetkan Dunia karena Trump yang kontroversial dan suka menebarkan kebohongan merebut suara mayoritas penduduk Amerika. Konon Brasil juga mengusung taktik serupa sehingga presiden terpilih saat ini Jair Messias Bolsonaro menang dengan mengobrak abrik fakta dan kebenaran.
Dan sekarang salah satu calon presiden dan wakil presiden percaya diri mengadobsi taktik serupa untuk menebarkan cerita bohong, fakta bohong dan fitnah- fitnah yang bertebaran untuk mendowngrade petahana yang maju kembali dalam kontestasi merebut dan mempertahankan kekuasaan.
Rasanya semua teori konspirasi sudah dikerahkan termasuk membungkam nurani dan menutup mata terhadap sisi positif pemerintah saat ini. Sudah kepalang basah dan syahwat kekuasaan sudah ada dipucuk maka kebenaran akan ditendang dan dibuang jauh- jauh.
Balutan agama dan legitimasi ulama percuma jika pada kenyataannya sesama saudara saling menelikung, saling menikam, saling membenci untuk sebuah kemenangan yang sangat berarti. Tidak perlulah berteori untuk mempertahankan kebenaran hakiki, kebenaran sudah hanyut bersama hilangnya pemahaman manusia tentang hati nurani.
Yang muncul dalam benak masyarakat yang tengah sakit saat ini adalah… ada sisi dendam yang harus terbalaskan. Ada nestapa yang sengaja dibesar- besarkan ibarat negara mau runtuh karena kesalahan salah satu orang.
Percuma juga sudah jujur bekerja keras dan membangun prasangka baik pada keluarga untuk tidak terlibat dalam kolusi, korupsi dan nepotisme sementara arus kebohongan deras mengalir, arus kebencian sengaja dipanas- panasi dengan narasi- narasi seakan- akan benar meskipun sebenarnya salah.
Prabowo calon presiden 2019 telah menancapkan kukunya untuk selalu siap menerima konsekwensi dari permainan yang sejak semula menjadi pertaruhan hidup matinya. Kalau ia jujur dan ia lurus- lurus saja susah melawan Jokowi yang jejak kerjanya sudah kelihatan.
Berbagai terobosan Jokowi dalam pembangunan sudah bisa dirasakan. Tentu saja dengan mengelak dan selalu mencari kekurangan Jokowi Prabowo cs harus menerima konsekwensi sebagai pembohong, politisi yang menapak dalam narasi kebohongan dan kebencian yang memang sengaja menjadi model politiknya.
Deretan kebohongan Prabowo antara lain:
* Indonesia akan bubar tahun 2030 berdasarkan narasa fiktif dari novel Gost Fleet karya August Cole.
* 99 % orang Indonesia di bawah garis kemiskinan
* Indonesia punah jika Prabowo kalah dalam pemilihan Presiden
* Penganiayaan Ratna Sarumpaet ternyata bohong karena lebamnya muka Sarumpaet akibat operasi plastik
* Prabowo mengatakan tidak akan memberlakukan impor bila Prabowo terpilih menjadi Presiden
* Pemindahan Kedubes Australia Ke Yerusalem
* Menyinggung profesi tukang ojeg dalam pidato di hotel Sangrila Prabowo pidato tentang karir anak muda yang setelah SMA menjadi driver ojol. Pidato itu menimbulkan kegaduhan dan kegelisahan dari para driver ojek Online.
* Sandiaga Uno meontarkan polemic Tempe setipis ATM dan berbagai deretan kebohongan lain yang sengaja dilemparkan ke publii dan diamini sebagai sebuah taktik politik ddengan narasa negatif.
Dan kebohongan itu semakin kentara karena agama pun tidak kuasa menolaknya dan cenderung mendukung kebohongan untuk meraih perubahan yang mereka inginkan. Entah beban masalah dunia semakin berat dan manusia cenderung lupa untuk berbuat baik.
Manusia lebih suka mengejar sensasi daripada sebuah kejujuran yang muncul dari hati nurani. Masih waras, bukalah mata hati kalian untuk melihat masalah dengan pikiran dan hati yang jernih. Bila pembohong berhasil menang entah apa yang terjadi terhadap negeri ini. Mungkin Indonesia akan benar- benar punah seperti fantasi dan keyakinan calon presiden.Semoga dugaan saya salah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews