Kerusuhan di setting tidak dalam format ops clandestine intelijen yang standard. Kalau opsgal cipta kondisi direncanakan dengan benar, maka tidak ada kompromi para support agent.
Hari Sabtu, 8 Juni 2019, Majalah Tempo menurunkan artikel yang menggelitik tentang dalang kerusuhan tanggal 21 dan 22 Mei 2019 lalu di Jakarta Pusat. Tercatat ada 442 perusuh yang ditangkap polisi dari perkiraan 500 pengacau bayaran yang dimainkan.
Nah, Tempo menurunkan hasil investigasinya, menyebut ada bau mawar pada kerusuhan tersebut. Tim Mawar adalah tim internal Kopassus tercatat terlibat dalam penculikan aktivis tahun 1998.
Menurut Tempo, mantan anggota Tim Mawar, Fauka Noor Farid ditengarai berada di belakang aksi demonstrasi di sekitar Bawaslu di Thamrin pada 21-22 Mei 2019 yang berujung rusuh. Fauka adalah anak buah Prabowo Subianto di Kopassus. Ia juga ex anggota Tim Mawar yang terlibat penculikan aktivis 1998.
Setelah penulis pelajari dan kordinasi dengan senior mantan Pasukan elit tersebut, terlihat bahwa kerusuhan di setting tidak dalam format ops clandestine intelijen yang standard.
Kalau opsgal cipta kondisi direncanakan dengan benar, maka tidak ada kompromi para support agent dan bahkan handler (Fauka?) yang gagal, sudah dihabisi.
Teori cut out ini untuk mengamankan upaya penjejakan counter intelligence agar tidak mencapai principle agent. Ini prinsip ops clandestine.
Terlihat perencanaan terbaca agak kasar, karena Fauka latar belakangnya sebagai Parako, ops Komando Tempur. Kini yang menjadi masalah yang kurang diperhatikan, disayangkan, sedikit banyak ini menyangkut citra Kopassus sebagai pasukan elit kebanggaan kita bersama.
Perlu diketahui bahwa intelijen negara lain terus memonitor keterkaitan para relawan ex militer di kubu 02, khususnya yang ex Passus, untuk melihat realitas kemampuan. Jadi ulah kerusuhan itu bukan bagian dari Tim Mawar, tapi ulah perorangan yang kebetulan ex Tim Mawar... Ini bukan bagian ops intel, tapi sekedar asal terciptanya rusuh saja dengan nemainkan preman-preman pasar yang tidak terlatih. Karena itu, mereka relatif mudah dihabisi.
Sebenarnya,tanggal 13 Mei 2019, sebelum kerusuhan penulis sudah memberikan signal dengan gambar mawar seperti ini. Juga penulis menyarankan begini.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews