Penerapan kedisiplinan yang tinggi dalam mencegah penyebaran covid-19 tidak hanya dilakukan aparat saja, tetapi juga harus disertai dengan kesadaran yang tinggi dari setiap lapisan masyarakat.
Sikap abai, malas memperhatikan imbauan, dan kurangnya kewaspadaan bisa saja membuat Pandemi covid-19 ini tak kunjung usai. Kecenderungan tersebut muncul seiring bertambahnya pasien positif Covid-19 di Indonesia setiap harinya. Masyarakat perlu lebih disiplin untuk menerapkan pola hidup sehat dan mengikuti imbauan Pemerintah sebagai kunci sukses hadapi pandemi Covid-19.
Pada akhir bulan Maret kemarin, Presiden Joko Widodo telah menegaskan bahwa keberhasilan pencegahan covid-19 melalui physical distancing atau menjaga jarak ini akan berhasil tergantung pada kedisiplinan masyarakat dalam mengikuti imbauan dari pemerintah.
Ketika rapat bersama gubernur seluruh Indonesia lewat video conference presiden Joko Widodo menuturkan bahwa hal tersebut membutuhkan sebuah kedisiplinan yang kuat, ketegasan yang kuat.
Pasalnya, beliau pernah membaca sebuah berita seseorang yang telah diisolasi membantu tetangganya yang akan mengadakan hajatan, kasus lain lagi seseorang yang telah diisolasi, justru belanja di pasar. Tindakan-tindakan tersebut menyalahi protokol pencegahan covid-19.
Dari kasus-kasus tersebut, dapat dinilai bahwa kesadaran diri masyarakat akan kedisiplinan dalam menjaga jarak antara satu dengan yang lain menjadi satu-satunya kunci kesuksesan mencegah penularan covid-19.
Kemudian, pada awal april lalu Ketua Majlis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo meyakini bahwa situasi buruk pandemi covid-19 ini dapat teratasi dengan adanya kedisiplinan yang tinggi dari seluruh warga negara dan kerja sama dari semua pihak termasuk pemerintah pusat dan daerah.
Mengamati perkembangan kasus pasien dalam pengawasan (PDP) yang terus-menerus meningkat dan jumlah yang meninggal bertambah secara signifikan, beliau merasa ini sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Ketua MPR ini menghimbau supaya warga masyarakat di manapun berada untuk disiplin melakukan lima imbauan pemerintah berikut, yaitu tidak mudik dan tidak piknik, di rumah saja, di larang berdekatan dan berkumpul, rajin cuci tangan pakai sabun dan jangan menyentuh muka, ketika sakit gunakan telemedicine atau datangi fasilitas kesehatan terdekat.
Perilaku disiplin memang bukan sesuatu yang mudah jika tidak disertai dengan kesadaran diri yang tinggi. Masih banyak ditemui kasus-kasus positif yang justru malah keluyuran bukannya isolasi diri. Tidak hanya pada diri sendiri, saling mengingatkan antara satu dengan yang lain juga sangat penting.
Misalnya mencegah anggota keluarga yang berada di zona merah untuk tidak pulang kampung, atau menyuruh untuk melakukan tes sebelum sampai pada kampung halaman. Tindakan-tindakan itu bagian dari kedisiplinan dalam mengurangi penyebaran pandemi covid-19.
Bayangkan saja, saat seorang kasus positif covid-19 dari zona merah kemudian pulang ke kampung halaman. Mereka berinteraksi dengan keluarga, pergi ke warung, ke hajatan, atau berinteraksi dengan warga desa. Bukankah ini akan semakin menyebar luaskan zona merah dan penyebaran yang semakin meningkat? Karena itulah, kesadaran diri akan tindak disiplin sangat berperan penting dalam kesuksesan menghentikan pandemi covid-19 ini.
Sabtu kemarin, Kedubes Indonesia yang ditugaskan di Republik Rakyat China dan Mongolia, H.E. Mr. Djauhari Oratmangun mengatakan bahwa kondisi di Tiongkok kini sudah hampir 80 persen kembali normal.
Aktifitas perekonomiannya sudah mulai berjalan, meski setiap orang masih harus tetap disiplin menjalana berbagai protokol pencegahan yang dianjurkan oleh pemerintah mulai dari tingkat pusat, daerah, desa hingga tingkat RT/RW. Salah satu dari keberhasilan Tiongkok ini adalah dengan adanya penerapan kedisiplinan yang tinggi, terdapat aturannya dan jika melanggar kenai sanksi hukuman.
Penerapan kedisiplinan yang tinggi dalam mencegah penyebaran covid-19 ini tidak hanya dilakukan oleh aparat saja, tetapi juga harus disertai dengan kesadaran yang tinggi dari setiap lapisan masyarakat khususnya mereka yang berada pada zona merah dan orang dengan kasus positif.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews