Trump Surati Erdogan "Jangan Bodoh", Erdogan Buang Surat ke Tempat Sampah

Suriah tidak terima kalau Turki melakukan serangan ke Kurdi yang memasuki wilayahnya. Kurdi juga merupakan ancaman kepada beberapa negara yaitu Iran, Turki, Irak, Suriah.

Jumat, 18 Oktober 2019 | 09:47 WIB
0
494
Trump Surati Erdogan "Jangan Bodoh", Erdogan Buang Surat ke Tempat Sampah
Trump dan Erdogan (Foto: NBCnews.com)

Akhirnya ada kata sepakat antara Turki dan Amerika terkait masalah Kurdi di Suriah. Kesepakatan tersebut yaitu militer Turki akan menghentikan serangan atau operasi militer kepada milisi Kurdi atau YPG. Genjatan senjata atau penangguhan untuk sementara waktu yaitu 120 jam untuk memberi kesempatan milisi Kurdi mundur dari wilayah perbatasan Turki dan Suriah sejauh 20 km.

Awalnya presiden Recep Tayyip Erdogan tidak akan tunduk pada tekanan presiden Donald Trump dan akan menolak tekanan Washington yang mengirim dua utusan yaitu wakil presiden Mike Pence dan menteri luar negeri Mike Pompeo. Bahkan Donald Trump juga mengancam Turki atau Erdogan akan menghancurkan ekomoninya kalau tidak menghentikan serangan kepada Kurdi.

Lewat surat resmi dari Gedung Putih yang ditujukan kepada presiden Erdogan, Trump menuliskan kata atau kalimat yang tidak umum atau resmi, "Jangan jadi bodoh!" Namun surat dari Donald Trump tersebut langsung dimasukkan ke tempat sampah oleh Erdogan.

Memang dua presiden ini sering terlibat perang kata-kata atau kalimat yang keras dan kasar. Dan saling ancam.

Menteri luar negeri Turki yaitu Mevlut Cavusoglu dalam jumpa pers setelah kesepakatan antara Turki dan AS juga memberikan keterangan atau penjelasan tentang dirinya telah menegaskan keutuhan wilayah Suriah.

Ini menarik, artinya Turki mengakui keutuhan wilayah Suriah. Akan tetapi tentara Turki juga melakukan operasi militer yang memasuki wilayah Suriah. Dan bagi Damaskus atau Bashar al Assad ini merupakan invasi militer kepada negara berdaulat.

Tapi bagi Turki,  ia memerangi milisi Kurdi atau YPG yang merupakan organisasi teroris. Kalau alasanya memerangi teroris, bukankah Turki sendiri memberikan pintu kepada teroris dari berbagai negara untuk masuk ke wilayah Suriah dan menghancurkan negara Suriah?

Bahkan penasehat presiden Bashar al Assad yaitu  Bouthaina Shaaban mengatakan, "Andai bukan karena bantuan Turki, ribuan teroris tak akan memasuki Suriah."

Inilah rumitnya memahami kata teroris,sesuai kepentingan masing-masing. Bagi Turki, milisi Kurdi adalah teroris, tapi di satu sisi Turki sendiri juga membantu para teroris untuk memasuki wilayah Suriah. Hizbullah bagi Amerika dan sekutunya juga dianggap teroris, tapi bagi pemerintah Lebanon, Hizbullah adalah pelindung atau pahlawan.

Sebenarnya ada keuntungan juga bagi pemerintahan Bashar al Assad yang dilakukan oleh Turki kepada milisi Kurdi atau YPG, yaitu tentara Suriah bisa memasuki wilayah atau kota-kota yang menjadi wilayah kekuasaan milisi Kurdi atau YPG. Seperti kota Kobani, Manbij, bahkan Raqqa yang sudah hampir lima tahun jatuh ke Kurdi, sekarang tentara Suriah sudah bisa memasuki kota ini yang hampir 80% rusak parah.

Kurdi sendiri bagi Suriah dan Turki sebenarnya juga musuh karena ingin mendirikan negara sendiri. Namun begitu, Suriah tidak terima kalau Turki melakukan serangan ke Kurdi yang memasuki wilayahnya. Kurdi juga merupakan ancaman kepada beberapa negara yaitu Iran, Turki, Irak, Suriah, makanya sampai sekarang belum bisa membentuk negara sendiri dengan etnis Kurdistan.

Kita tunggu perkembangan selanjutnya, formasi akan selalu berubah di konflik Kurdi dan Turki.

***