Lebanon Bergejolak Lagi

Seperti kita ketahui Lebanon menganut kompromi politik yaitu presiden dijabat oleh Kristen Maronit, Perdana Menteri oleh Sunni dan Ketua Parlemen oleh Syiah.

Kamis, 31 Oktober 2019 | 14:58 WIB
0
274
Lebanon Bergejolak Lagi

Politik Lebanon bergejolak. Perdana Menteri Saad Hariri mengajukan pengunduran diri kepada presiden Michel Aoun. Namun belum ada sehari terkait pengunduran dirinya, Saad Hariri menyatakan siap kembali menjadi Perdana Menteri kembali tapi dengan syarat. Dan syarat tersebut yaitu penggantian menteri dari kalangan teknokrat untuk mengatasi atau mencari solusi krisis ekonomi yang melanda Lebanon.

Lebanon dilanda aksi demontrasi yang sudah memasuki hari ke-20. Aksi demontrasi dipicu karena Lebanon mengalami resesi atau krisis ekonomi. Dan salah satu mengatasi krisis ekonomi tersebut, Perdana Menteri Saad Hariri menaikkan pungutan pajak.

Pungutan atau kenaikan pajak inilah yang memicu aksi demontrasi yang sudah memakan waktu berhari-hari. Aksi demontrasi menuntut pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh elit pejabat dan membatalkan kenaikan pajak.

Sebelumnya ketua parlemen Lebanon yaitu Nabih Berri  sempat memberi tanggapan atas pengunduran diri Saad Hariri dari kursi Perdana Menteri. Nabih Berri mengatakan bahwa pengunduran diri tersebut malah akan memperburuk keadaan ekonomi dan politik Lebanon.

Seperti kita ketahui Lebanon menganut kompromi politik yaitu presiden dijabat oleh Kristen Maronit, Perdana Menteri oleh Sunni dan Ketua Parlemen oleh Syiah.

Lebanon sebenarnya bukan termasuk negara yang miskin. Namun begitu, Lebanon juga menjadi rebutan pengaruh di kawasan Timur Tengah. Negara tetangganya yaitu Israel sering memancing konflik dengan Lebanon karena keberadaan Hizbullah.

Dengan terjadinya krisis ekonomi Lebanon, secara politik akan menguntungkan Israel. Karena krisis ekonomi ini kalau tidak segera diatasi akan memicu konflik sosial dan bisa terjadi perang saudara. Seperti pernyataan Sekjen Hizbullah yaitu Hassan Nasrallah.

Apalagi tuntutan para demontran sudah ada pihak yang menunggangi, seperti tuntutan untuk meluciti senjata Hizbullah. Melucuti senjata Hizbullah sama saja pernyataan perang dan kalau sudah perang, maka Lebanon akan terjadi perang saudara lagi.

Bahkan Sekjen Nasrallah juga sudah mengingatkan, pengunduran diri pejabat tidak akan menyelesaikan masalah dan justru akan memicu kekosongan kekuasaan yang bisa menjerumuskan Lebanon dalam krisis lebih dalam. Dan untuk membentuk kabinet bisa memakan waktu satu atau dua tahun karena banyak faksi politik yang terlibat.

Sepertinya ekonomi dan politik dunia lagi bergejolak karena imbas dari resesi atau krisis ekonomi. Negara yang terkena imbas dari resesi ekonomi akan ditandai banyaknya aksi-aksi demontrasi.

Tapi kalau di negeri kita yaitu Indonesia-banyaknya aksi demo dipicu kalah dalam pilpres dan dipicu masalah Perppu KPK.

***