Di berbagai kota di Norwegia mulai banyak demo protes terhadap Rusia. Kantor walikota Oslo menyalakan display lampu berwarna biru kuning, sebagai bentuk solidaritas untuk rakyat Ukraina.
Siapapun yang melek berita dan giat bermedsos hari-hari belakangan ini tak mungkin melewatkan berita penyerbuan Rusia ke Ukraina.
Orang awam seperti kita kemungkinan besar akan merasakan waswas. Perang di "era damai" seperti sekarang, bahkan mendengar istilahnya pun sudah bikin merinding.
Norwegia berbatasan langsung dengan Rusia di Arctic Circle. Meski hubungan kedua negara sejauh ini relatif baik-baik saja, pernah terjadi eskalasi politik juga terkait urusan energi di perbatasan di Utara sana.
Cukup banyak pengungsi maupun pencari suaka asal Ukraina yang ditampung di Norwegia. Rata-rata mereka mencari penghidupan yang layak di negeri damai.
Meski bukan anggota EU, Ukraina memiliki privilege melalui "Deep and Comprehensive Free Trade Area" berkat kerja samanya dengan EU.
Ukraina bukan negara yang bisa dianggap remeh. Negara ini memiliki kekayaan alam di antaranya salah satu sumber gas terbesar di dunia. Pun Ukraina adalah negara penghasil biji bunga matahari terbesar di dunia. Tak heran kalau bunga matahari adalah bunga nasional negara di tepi Laut Hitam ini.
Belum lagi produksi reaktor nuklir yang masih tersisa di sana, meski sempat luluh lantak setelah kebocoran reaktor Chernobyl di tahun 1986. Begitu bernafsunya Rusia hingga mau mencaplok lagi Chernobyl yang sekarang bagaikan kota hantu.
Meski invasi sudah semakin parah dengan saling serang untuk menunjukkan kekuatan, tentu kita semua berharap agar konflik ini bisa segera dihentikan. Jangan sampai meluas hingga ke wilayah lain. Jangan sampai jadi Perang Dunia III. Na'udzubillaahi min dzaalik.
Negara-negara di Eropa melalui NATO tentu tidak akan diam. Bagaimanapun Rusia dan Ukraina adalah bagian dari Eropa. Sedikit atau banyak, konflik mereka pasti akan terasa juga imbasnya. Harga minyak naik, harga barang-barang yang juga pasti meroket, belum lagi perekonomian yang hancur. Rakyat biasa yang jadi korban.
Negara adidaya seperti AS tentu juga pasti menunjukkan sikap mengecam. Joe Biden pasti gengsi kalau diam-diam saja.
Kita warga dunia ini hanya bisa melihat dan mengikuti perkembangan. Disertai harapan semoga semakin banyak negara yang mengecam. Semakin banyak kecaman, seharusnya Putin jadi berpikir lagi untuk melanjutkan serangannya.
Sehebat-hebatnya Rusia, pasti keder juga kalau negara-negara sedunia bersatu.
Pemerintah Norwegia sudah mengeluarkan kecaman resmi melalui PM Jonas Gahr Støre. Beliau meyakinkan rakyat Norwegia bahwa Norwegia akan aman dan baik-baik saja.
Pasokan migas Norwegia masih aman. FYI, Norwegia adalah negara penghasil minyak terbesar di Eropa Barat. Sumber energi utama Norwegia saat ini adalah hidroelektrik yang memanfaatkan pembangkit listrik tenaga air yang memang melimpah di sini.
Pemerintah bahkan menyatakan siap menerima pengungsi Ukraina.
Di berbagai kota di Norwegia mulai banyak demo protes terhadap Rusia. Kantor walikota Oslo, juga salah satu gedung di kota kami Haugesund, menyalakan display lampu berwarna biru kuning, sebagai bentuk solidaritas untuk rakyat Ukraina.
Perang, apapun pemicunya, pasti memakan korban. Terlebih bila diawali dengan serangan negara besar terhadap negara yang dianggapnya lebih kecil dan tidak berdaya. Bukan hanya konflik Rusia - Ukraina.
Serangan militer Saudi ke Yaman, pendudukan Zionis Israel yang terus mendapat perlawanan luar biasa oleh rakyat Palestina yang tak kenal takut, serangan AS ke Irak, Libya, atau serangan Soviet ke Afghanistan yang masih menyisakan kepedihan sampai sekarang.
Saya jadi teringat Oksana, sahabat saya ketika kami sama-sama belajar bahasa Norwegia 12 tahun lalu. Hanya bisa membayangkan perasaannya memandang dari jauh negaranya yang sedang berjuang mempertahankan kedaulatannya ...
Tulisan bagus oleh Mas Kardono Ano Setyorakhmadi untuk memahami konflik Rusia - Ukraina, dan bagaimana invasi ini bisa memengaruhi situasi di Indonesia:
Bacaan lebih jauh tentang invasi Rusia ke Ukraina, juga yang ini.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews