Suriah, Harga diri Erdogan

Erdogan saat ini satu satunya pemimpin negara yang secara resmi melawan rezim Suriah. Baik dengan dana, tenaga, tentara dan semua meja diplomatik.

Sabtu, 15 Februari 2020 | 08:39 WIB
0
305
Suriah, Harga diri Erdogan
Recep Tayyip Erdogan (Foto: Facebook/Tengku Z. Usman)

Setelah Suriah menyerang tentara Turki beberapa hari lalu yang menewaskan belasan orang, Turki langsung membalas dan menargetkan target target langsung tentara Suriah. Balasan yang telak.

Turki juga langsung menelpon Vladimir Putin dan mengajukan protes keras sekaligus ancaman akan menyerang Suriah. Ketegangan Suriah-Turki di Idlib memang sangat beralasan. Idlib adalah wilayah kekuasaan Turki kalau mengacu ke perjanjian Sochi.

Perjanjian sochi inilah yang mau ditinjau ulang oleh Erdogan, bisa jadi setelah penyerangan tentara Turki baru baru ini, perjanjian ini bisa saja dibatalkan Erdogan.

Erdogan dua hari lalu telah memperingatkan Basyar Al assad, bahwa satu lagi saja tentara Turki terluka oleh rezim suriah, maka Turki akan menggempur Suriah dari semua sisi. Laut, udara, dan darat. Saya merinding dengar pidato Erdogan dua hari lalu.

Ancaman Erdogan ini bukan sekedar retorika, Erdogan telah mengirim ribuan kendaraan militer dan artileri ke wilayah yang berbatasan dengan Suriah dan sebagian sudah memasuki Suriah.

Erdogan juga langsung menyuplai senjata kepada para pejuang Suriah dalam jumlah banyak, juga mensuplai mereka dengan teknologi militer.

Teknologi militer dari Turki inilah yang membuat para pejuang suriah berhasil menembak jatuh helikopter suriah buatan Rusia 3 hari lalu.

Disisi lain, Erdogan juga memberi arahan kepada para pejuang suriah agar berjuang dengan disiplin dan profesional. Karena kelemahan mereka akan memberikan alasan rezim suriah menyerang para pejuang disana.

Erdogan kali ini saya lihat benar benar sedang mempersiapkan perang dengan suriah. Dalam pidato terakhir kemarin, Erdogan membuka semua peluang termasuk perang.

Keseriusan Erdogan ini juga ditandai dengan statemen menteri pertahanan Turki Jenderal Hulusi Akar yang menyebut suriah akan membayar mahal kepada turki.

"Turki saat ini sedang mempersiapkan semua rencana menghadapi suriah. Kalau plan A selesai maka kami akan pakai plan B. Begitu seterusnya".

Sangat besar kemungkinan Turki berperang dengan suriah jika langkah diplomatik yang sedang diusahakan oleh menlu Turki gagal menemui titik temu. Saat ini delegasi kemenlu Turki masih terus berdiskusi dengan kemenlu Rusia. Perang ini tergantung di meja Lavrov-Cavusoglu.

Rusia memang mengalami dilema besar. Satu sisi Turki adalah sekutu dekat Rusia. Di sisi lain Suriah adalah napas Rusia di kawasan itu. Kehilangan suriah sama dengan Rusia kehilangan separoh besar sekutunya.

Di lain sisi, jika Rusia memilih bekonfrontasi dengan Turki, Rusia akan mengalami banyak kerugian. Dalam kasus ini. Turki pasti akan dibantu AS dan kawan kawan  NATO untuk melawan Putin. Ini mangacu ke pernyataan Sekjend NATO tadi malam.

Rusia sekarang underpressure. Sebenarnya Vladimir Putin ingin Erdogan sedikit melunak soal Suriah biar sama dengan sikap diamnya negara Islam lain.

Tapi Erdogan bukanlah pemimpin arab, Erdogan adalah Erdogan dengan sikapnya yang jelas soal suriah. "Kami selamanya bersama saudara kami di Suriah, dan pembunuhan warga sipil oleh rezim Suriah tidak akan kami tolerir," begitu sikap resmi erdogan.

Baca Juga: Erdogan: "A Game Changer"

Rezim Suriah saat ini secara kekuatan sama sekali sudah keropos. Suriah saat ini hanya dikendalikan oleh Rusia dan Iran. Basyar al Assad sendiri sudah tidak mengambil keputusan apapun soal politik di Suriah.

Perundingan Turki-Rusia yang sedang berlangsung adalah kunci suriah ke depan. Walaupun di tengah perundingan ini saya lihat Erdogan terus mengirim banyak alutsista kelas berat ke Idlib.

Idlib adalah harga diri Turki, Suriah adalah harga diri Erdogan. Kemenangan Turki di Idlib sangat berpengaruh besar terhadap posisi Turki di wilayah lain termasuk di Libya, Yaman dan seterusnya.

Rusia dan Iran besar kemungkinan sekuat tenaga akan menghindari berperang dengan Turki, karena berperang dengan Turki akan mempercepat robohnya rezim Suriah dan mempercepat intervensi NATO dalam melemahkan Rusia-Iran yang memang sedang dicari kesalahannya untuk terus dikucilkan.

Erdogan saat ini mungkin sedang menakar kelicikan Donald Trump dan kebrutalan Vladimir Putin. Politik memang seperti itu. Seorang politisi harus cerdas dan mampu mengambil manfaat diantara dua iblis.

Erdogan saat ini satu satunya pemimpin negara yang secara resmi melawan rezim Suriah. Baik dengan dana, tenaga, tentara dan semua meja diplomatik.

Erdogan sendirian melawan Assad di tengah diamnya bangsa Arab atas pembantaian Muslim Sunni oleh milisi Syiah didikan Iran, tentara Suriah yang dibantu Rusia dan kawannya yang terus berlangsung sampai pagi ini.

Tengku Zulkifli Usman, Analis Politik Dunia Islam Internasional.

***