Erdogan: "A Game Changer"

Gaya politik Erdogan adalah muslim demokrat atas logika demokrasi murni yang tidak sibuk dengan sampul tapi lebih fokus ke isi dan tujuan menebar kebaikan.

Sabtu, 25 Januari 2020 | 10:53 WIB
0
351
Erdogan: "A Game Changer"
Recep Tayyip Erdogan (Foto: suarapalestina.com)

Sejak masuk dalam dunia politik di Turki, Recep tayyip Erdogan sudah membuat gebrakan.

Jadi walikota di ibukota Turki dengan segudang masalah. sampah, air bersih, macet dst. Diselesaikan Erdogan dalam waktu singkat: dua tahun.

Utang kota Istanbul yang berjumlah jutaan dolar diselesaikan dengan sangat cepat, utang dan masalah air bersih kota diselesaikan Erdogan hanya dalam waktu satu tahun.

Selesai masa jabatan walikota, Erdogan mendirikan partai yang mengubah permainan politik domestik Turki sampai hari ini, Partai AKP langsung juara.

Mengantongi 30% lebih suara pada pemilu pertama, membuat AKP menjadi Game Changer dalam panggung politik, lalu Erdogan dilantik sebagai pemimpin Turki, berdekatan dengan hari raya Idul Fitri tahun 2002.

Sampai rakyat Turki waktu itu menyebut bahwa negaranya ketibah dua berkah di tahun 2002. Berkah Idul Fitri dan berkah naiknya Erdogan ke panggung politik Nasional.

Sejak naik ke panggung politik Turki 2002, sampai sekarang masih dipercaya rakyat menjadi pemimpin, gak main main, 18 tahun di puncak lewat pemilu yang jujur dan transparan.

Menjadi pemimpin Turki terkuat setelah Attaturk dalam era Turki modern. Erdogan dinobatkan sebagai Bapak Demokrasi Turki modern.

Tulisan ini tidak cukup untuk menjelaskan prestasi Erdogan selama 18 tahun memegang Turki, saking banyaknya.

Erdogan adalah a game changer, pendobrak kekakuan dan budaya feodalisme politik Turki yang sudah berjalan lebih 80 tahun.

Erdogan mengubah banyak undang undang turki, mengamandemen konstitusi sampai mengubah konstitusi negara yang bahkan gagal dilakukan di masa Erbakan dan Demirel.

Erdogan memasang strategi saat berhadapan dengan Uni Eropa, meningkatkan ekonomi Turki sampai naik 500% sejak 2002, menhapus hukuman mati dan mengenbalikan militer ke barak sebagai syarat naik kelas dan sejajar dengan uni eropa.

Erdogan mengubah permainan politik yang begitu kental dengan budaya ekelektisis selama ini di Turki. Dengan semua resikonya.

Di dunia internasional, Erdogan juga mengubah permainan politik dengan gaya main catur yang lihai. Erdogan berhasil membuat negara besar lain untuk hormat kepada Turki.

Erdogan masuk ke suriah, permainan di Suriah langsung berubah, yang tadinya didominasi oleh Eropa, Israel, Rusia dan AS di sana. Kini Suriah sangat memperhitungkan keberadaan Turki di sana.

Erdogan sampai saat ini juga belum mengampuni Israel atas kejadian penyerangan kapal Mavi Marmara 2010 lalu. Syarat dipulihkan hubungan dengan israel adalah harus buka blokade Jalur Gaza Palestina dan segudang syarat lain.

Erdogan memberi tau negara zionis bahwa Turki masa lalu bukan Turki zaman sekarang, Turki masa lalu adalah sekutu Israel, dan Turki masa kini adalah tetangga yang berwibawa.

Erdogan masuk ke Libya, mengubah permainan politik di sana yang chaos sejak ditinggal Khadafi.

Libya yang selama ini dipermainkan oleh Eropa, AS, Rusia dkk. Kini harus menerima kenyataan bahwa permainan mereka tidak seleluasa dulu.

Erdogan masuk total ke Libya membantu pemerintah sah yang kalau tidak ada Turki mungkin hanya bertahan 2 bulanan lagi dibawah ronrongan pemberontak.

Di Libya, Rusia dan Italia yang dulu memihak pemberontak Haftar, kini sudah menahan diri membantu Haftar karena Tentara Erdogan sudah menetap di sana, permainan berubah total.

Erdogan juga tidak segan segan menghukum Arab Saudi atas kasus pembunuhan Jurnalis Internasional Jamal Khasoghi diatas tanah Turki. Sampai saat ini Erdogan masih mengejar pelakunya agar bisa dibawa ke Turki walaupun itu kerabatnya Ben Salman.

Baik di tingkat lokal maupun internasional, Erdogan adalah a game changer. Bukan politisi karbitan dan bukan politisi yang bisa didikte oleh siapa saja yang berniat buruk untuk Turki.

Sejak kehadirannya di panggung politik Turki, negara adidaya dan negara negara arab yang dekat dengan Israel adalah yang paling risau dan galau.

Di setiap panggung internasional, baik di PBB atau di forum forum lain, sekarang Turki menndapatkan tempat istimewa sebagai anggota yang berpengaruh.

Erdogan bukan politisi konservatif yang kaku dalam bergaul, Erdogan berkolaborasi dengan semua pihak, tapi hubungan Turki dengan banyak negara selalu besifat sombiosis mutualis bukan hubungan antara budak dan majikan.

Erdogan mengubah arah mata angin, sehingga negara negara yang baru maju selalu melirik Turki sebagai partner yang potensial. Beda dengan negara berkembang yang selalu jadi korban pasar negara maju.

"A game changer", inilah yang dilakukan Erdogan selama 18 tahun di pucuk pimpinan nasional Turki. atas sikap nya itu, Erdogan menjadi satu satunya pemimpin yang punya magnet bagi semua negara islam lain yang fair.

Erdogan menjadi satu satunya pemimpin negara islam yang sangat dibutuhkan oleh dunia. Erdogan adalah tipikal pemimpin yang sangat bermanfaat untuk banyak kalangan.

Sehingga satu Erdogan saja dunia sudah berdenyut terutama negara islam, bagaimana kalau ke depan lahir banyak Erdogan Erdogan lain di Mesir, Maroko, Libya, bahkan Indonesia.

Perlu dipahami, bahwa gaya politik Erdogan bukanlah politik identitas, bukan gaya konservatif yang suka isu isu populis. Bukan juga gaya politik aliran yang suka menjual ayat atau hadits.

Gaya politik Erdogan adalah muslim demokrat atas logika demokrasi murni yang tidak sibuk dengan sampul tapi lebih fokus ke isi dan tujuan menebar kebaikan.

Karena fokus kepada isi dan tidak suka tema recehan lah, makanya partai erdogan selalu menang pemilu, karena gaya politik substansial lah erdogan terus dipercaya rakyat.

Karena fokus kepada isi bukan sampul itulah yang menyebabkan erdogan menjadi magnet, karena fokus kepada isi lah makanya Erdogan berhasil menjadi game changer di dunia.

Gelorakan Semangat Indonesia.

Tengku Zulkifli Usman, Analis Politik Dunia Islam Internasional.

***