Jangan ragu untuk booster karena tidak menimbulkan efek samping yang berat. Rata-rata yang sudah disuntik vaksin untuk ketiga kalinya hanya merasa nyeri pada bagian lengan dan esoknya sudah tidak terlalu terasa.
Masyarakat patut bersyukur karena Pemerintah telah mengizinkan mudik Lebaran 2022. Namun demikian, masyarakat dituntut untuk selalu taat Prokes dan mengikuti vaksinasi booster demi terkendalinya Covid-19 setelah Lebaran.
Sebentar lagi umat Muslim merayakan Idul Fitri. Tahun ini semuanya lega karena pemerintah memperbolehkan mudik, setelah 2 tahun berturut-turut dihimbau untuk Lebaran di rumah saja. Masyarakat mulai bersiap-siap untuk pulang kampung lebih awal untuk menghindari kemacetan di jalur mudik.
Namun saat Lebaran kita harus mewaspadai akan peningkatan kasus Corona, karena rata-rata terjadi kerumunan di banyak rumah. Jangan sampai ada kenaikan jumlah pasien Covid-19 dan mengakibatkan pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) karena bisa berpengaruh ke bidang ekonomi.
Oleh karena itu semua orang harus taat prokes (protokol kesehatan), baik saat mudik, Lebaran, maupun ketika kembali ke kotanya.
Dokter Tandean Arif Wibowo dari RS Panti Rapih-Yogyakarta menyatakan bahwa prosedur protokol kesehatan jelang dan saat Lebaran sebenarnya tidak terlalu sulit.
Pertama tentu pakai masker dalam perjalanan mudik maupun ketika menerima tamu). Ketika ragu akan daerah yang sekiranya rawan Corona maka gunakan masker ganda (dengan posisi masker kain di luar dan masker disposable di bagian dalam).
Bawa juga masker cadangan plus hand sanitizer ketika keliling silaturahmi Lebaran. Penyebabnya karena masker maksimal digunakan selama 4 jam dan tangan akan tetap bersih dengan hand sanitizer. Masker sekali pakai juga wajib dirusak sebelum dibuang agar tidak disalahgunakan oleh para oknum.
Kedua, jaga jarak minimal 1 meter. Dalam artian, ketika bertamu tidak boleh duduk berdempetan karena tidak bisa jaga jarak. Pastikan juga ventilasi udara lancar ketika ganti menerima tamu. Saat arus balik pun wajib mencari rest area yang luas sehingga bisa jaga jarak dengan pemudik lain dan ketika sudah cukup istirahat wajib lekas pulang agar tidak berdesakan di sana.
Sedangkan yang ketiga, setelah menerima tamu atau berkeliling silaturahmi maka wajib untuk mandi dan keramas, lalu ganti baju. Pasalnya kita tidak tahu siapa yang berstatus OTG (orang tanpa gejala) di antara banyak tamu. Dengan langsung membersihkan diri dan mensterilkan ruangan dengan semprotan sterilizer maka bisa meminimalisir penularan Corona.
Untuk mengendalikan Corona setelah Lebaran maka sebelum berangkat mudik, tiap orang harus divaksin sampai 3 kali. Mengapa harus booster? Penyebabnya karena suntikan yang ketiga ini akan memperkuat imunitas. Jika belum booster maka masyarakat bisa mendapatkannya di RS dan Puskesmas terdekat.
Apalagi saat mudik rata-rata warga melakukan perjalanan jauh, belum ditambah berkeliling kampung untuk silaturahmi. Kegiatan itu jelas melelahkan dan rawan karena tubuh bisa drop, dan vaksin bisa memperkuat tubuh dari kemungkinan penularan Corona.
Jangan ragu untuk booster karena tidak menimbulkan efek samping yang berat. Rata-rata yang sudah disuntik vaksin untuk ketiga kalinya hanya merasa nyeri pada bagian lengan dan esoknya sudah tidak terlalu terasa. Ada pula yang jadi mudah ngantuk dan sebenarnya itu adalah reaksi yang wajar karena setelah divaksin, tubuh memang butuh istirahat yang cukup.
Masyarakat diimbau untuk senantiasa menaati Prokes dan mengikuti vaksinasi booster menjelang mudik. Dengan adanya kepatuhan masyarakat tersebut, lonjakan kasus Covid-19 pasca Idul Fitri diharapkan dapat dihindari.
Tengku Rayhan, Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews