Ceramah disampaikan oleh seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang atau disiplin ilmu tertentu. Memiliki struktur yang lengkap, terdiri atas pendahuluan, isi, penutup.
Seseorang yang menganggap dirinya ustad dengan bangga mengaku menabrak seekor anjing. Dengan nada meremehkan perbuatannya itu dan sedikitpun tidak menunjukkan rasa bersalah.
Sungguh ini bikin otak saya susah loading. Bagaimana tidak, meskipun sudah menunjukkan kerendahan akalnya sedemikian rupa, tapi tetap saja ada yang mendengarkan ceramahnya dengan bahagia. WTF?
Jika dibaca sejarah nabi-nabi. Mereka semua itu digambarkan sosok yang rendah hati, berbudi baik, dan penuh welas asih, dan penyayang binatang. Demikian juga mereka para aulia dan guru-guru penyebar agama zaman dulu semua punya sifat lemah lembut dan bersahaja. Dengan sifat demikian terpuji pengikut mereka banyak.
Namun sekarang semua berbalik 180°, ada beberapa orang yang mengaku ingin melakukan siar agama, tapi tidak lebih seperti orang yang menebar teror.
Saya menyebutnya Teror Psikologi. Karena mereka menggunakan psikologi seseorang untuk membenarkan apa yang disampaikan meskipun dengan memakai bahasa tidak layak, kasar, isinya caci maki, hinaan dan umpatan, hate speech!
Namun mereka yang mendengarnya justru merasa semua ucapan itu adalah kebenaran. Jadi, siapa di sini yang tidak pintar? Ya, para pendengarnya dong. Ucapan orang ngawur didengerin.
Saya jadi kasihan pada para nabi, aulia dan para wali yang memang layak untuk dihormati dan dikenang karena mereka semua mulia. Justru kedudukannya disejajarkan dengan para mereka oknum penyebar teror psikologi tersebut dengan menyematkan kata Ustad, Ulama dan Habib padahal sikap dan ucapan mereka sangat mengerikan. Dunia memang sudah terbalik.
Prinsip ustad zaman sekarang ini anti mainstream, kalo bisa dengan bahasa kasar, buat apa pakai bahasa halus?
Konyolnya lagi, tidak sedikit yang merasa bangga dan bahagia mendengarkan ceramah tersebut.
Tapi, ntar dulu, ceramah?
Itu mah bukan ceramah!
Baca Juga: Perbedaan TNI Gadungan, Ada Polisi Gadungan dan Ustad Gadungan
Karena pengertian ceramah dalam KBBI adalah naskah atau bahan tertulis untuk dasar memberikan pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar mengenai suatu hal.
Ceramah disampaikan oleh seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang atau disiplin ilmu tertentu.
Memiliki struktur yang lengkap, terdiri atas pendahuluan, isi, penutup.
Sementara yang mereka ucapkan itu tidak lebih mirip dengan tukang obat di pinggir jalan. Eehh salah dheng, malah lebih mulia Tukang Obat pinggir jalan, karena bahasa mereka biasanya santun dan mengandung lelucon. Sehingga yang mendengar juga terhibur.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews