Pilih yang Penting atau Menarik?
Jurnalistik punya dosa keturunannya sendiri: mengalahkan yang penting, memenangkan yang menarik.
Jurnalistik di zaman hedonistik dosa itu menjadi lebih besar: mengabaikan yang penting, mengutamakan yang menarik.
Di zaman seperti itulah para peneliti, kutu buku, pekerja serius, penemu ilmu dasar tidak mendapatkan publikasi yang memadai.
Padahal yang mereka lakukan itu penting.
Tapi kalah. Atau dikalahkan. Dengan peristiwa yang kategorinya hanya menarik. Padahal tidak penting.
Penting vs menarik tidak pernah menjadi topik bahasan dalam ilmu jurnalistik. Hanya persaingan kecepatan dan ratinglah yang menjadi bahasan yang lebih utama. Dalam jurnalistik saat ini.
Padahal peristiwa yang disebut ‘menarik’ itu kadang tidak penting. Bahkan peristiwanya sendiri bisa dibuat. Lalu dibuat lebih menarik. Agar dapat perhatian media.
Di situlah akarnya: pencitraan lebih menarik dari penelitian. Pencitraan bisa dibuat.
Karena ‘buatan’ maka pembuatannya pun sengaja dirancang untuk masuk kategori menarik.
Penelitian tidak bisa seperti itu. Penelitian harus apa adanya.
Maka, wahai para peneliti, janganlah berkecil hati. Begitulah media. Begitulah dunia yang fana ini.
Apa boleh buat.
Padahal tanpa peneliti tidak akan bisa diraih kemajuan. Penelitian sepenuhnya untuk masa depan yang panjang. Pencitraan untuk masa depan yang pendek.
Para peneliti baiknya tidak berkecil hati. Sejak dulu sudah begitu. Ingatlah sejarah tahun 1950-an. Ketika saya baru lahir.
Tahun itu ada penemuan luar biasa. Sangat penting. Untuk umat manusia. Tapi tidak pernah jadi berita besar. Kalah dengan heboh naik tahtanya ratu Inggris yang baru. Yang diliput habis-habisan. Berminggu-minggu. Berbulan-bulan. Sampai pun bentuk tumitnya seperti apa.
Juga kalah dengan peristiwa lain setelah itu: keberhasilan tim ekspedisi Inggris. Yang berupaya mendaki puncak Everest. Di Himalaya.
Penaklukan Himalaya itu menjadi liputan yang tiada henti. Seolah tanpa penaklukan itu Himalaya keburu pergi.
Padahal, tahun itu, peneliti menemukan struktur DNA manusia. Yang kelak diakui sebagai penemuan terpenting abad 20. Bahkan ada yang menyebut –seperti dalam buku Genomnya Matt Ridley– penemuan struktur DNA adalah penemuan terpenting selama 1.000 tahun ini.
Tapi siapa yang ingat nama penemunya? Yang berkesimpulan bahwa bahasa DNA ternyata sama dengan bahasa komputer?
Bahkan pengakuan dunia itu baru muncul setelah penemunya meninggal dunia: James Watson dan Francis Crick.
Kita harus waspada pada pertanda-pertanda: ‘penting’ dikalahkan oleh ‘menarik’. Atau dibuat kalah.
***
Dahlan Iskan
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews