Virus Demam Berdarah Lebih Banyak Makan Korban Jiwa Dibanding Virus Corona

Ternyata jumlah penderita dan korban meninggal akibat demam berdarah masih cukup tinggi. Tapi masyarakat tidak sepanik atau setakut kemunculan virus Corona.

Kamis, 30 Januari 2020 | 22:32 WIB
0
170
Virus Demam Berdarah Lebih Banyak Makan Korban Jiwa Dibanding Virus Corona
Ilustrasi DB (Foto: Merdek.com)

Virus Corona telah membuat kalang kabut di  banyak negara.Virus yang berasal diduga dari pasar hewan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China menjadikan Kota Wuhan seperti  "kota mati" karena diisolasi supaya wabah virus tidak menyebar.

Bahkan virus Corona juga membuat pasar saham global dan regional turun tajam atau berguguran. Dunia pariwisata juga terkena imbas dari virus Corona.

Bandara-bandara juga melakukan pemeriksaan terhadap penumpang secara ketat,bahkan kalau diduga terpapar virus Corona akan dikarantina sebulan.

Negara-negara yang warganya sedang berada di China juga melakukan evakuasi dan untuk melakukan evakuasi ini juga tidak mudah karena harus ada izin dari otoritas pemerintah China. Bagaimana mau melakukan evakuasi warga dari kota Wuhan sedangkan kota itu diisolasi?

Sampai saat ini jumlah korban meninggal karena virus Corona tercatat 132 jiwa, sedangkan yang terpapar atau positif terkontaminasi virus Corona berjumalah 6.056. Dan data itu bisa berubah.

Bahkan akibat virus Corona, rumah sakit dari berbagai daerah (Indonesia) sudah mempersiapkan ruangan khusus kalau ada pasien terinveksi virus Corona. Akan tetapi sampai saat ini belum ada pasien yang terkena virus Corona.

Masyarakat pun dibuat panik terkait virus Corona. Apotik-apotik pun kehabisan masker karena banyak yang membeli sebagai kesigapan atau pencegahan.

Nah, terkait virus Corona yang sangat mengguncang dunia, di negara kita yaitu Indonesia ada wabah atau virus dari nyamuk yang sifatnya musiman atau tiap tahun memakan korban. Bahkan korban yang meninggal lebih banyak dari virus Corona saat ini.

Wabah atau virus apakah itu?

Yaitu Deman Berdarah Dengue (DBD) atau disebabkan oleh infeksi virus Dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit demam berdarah hampir tiap tahun terjadi atau musiman seperti layaknya musim buah-buahan.

Karena sifatnya musiman-maka banyak rumah sakit yang tidak sanggup menampung pasien demam berdarah. Bahkan kadang terpaksa dirawat dilorong-lorong rumah sakit.Sambil menunggu ada kamar kosong.

Berdasarkan data,jumlah penderita dan korban meninggal akibat virus demam berdarah paling banyak tahun 2016 yaitu jumlah penderita 204.171 orang dan yang meninggal mencapai 1.598 orang.

Pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 68.407 penderita DBD dan 493 orang meninggal. Dan pada tahun 2018 turun lagi menjadi 53.075 penderita dan korban meninggal sebanyak 344 orang.

Sedangkan pada tahun 2019 sampai dengan 31 Januari, jumlah penderita demam berdarah yaitu 15.132 dan 145 korban meninggal.

Ternyata jumlah penderita dan korban meninggal akibat demam berdarah masih cukup tinggi. Tapi masyarakat tidak sepanik atau setakut kemunculan virus Corona. Padahal bisa jadi kita akan kehilangan anak-anak yang kita cintai akibat wabah demam berdarah.

Dan saat inilah wabah atau musim demam berdarah akan tiba karena besamaan dengan tibanya musim hujan. Nyamuk-nyamuk pembawa virus akan dengan cepat bertelur dan menetas digenangan air.

Saya  pernah terkena DBD waktu kuliah di Jogja, satu kost yang kena tiga orang dan dirawat di Panti Rapih depan Kampus UGM. Bahkan teman yang belum pulih benar minta keluar dari rumah sakit karena ingin ikut demo kejatuhan rezim Soeharto waktu itu. Badanya masih bintik-bintik merah.

Waspadalah musim demam berdarah telah tiba!

****