Ternyata jumlah penderita dan korban meninggal akibat demam berdarah masih cukup tinggi. Tapi masyarakat tidak sepanik atau setakut kemunculan virus Corona.
Virus Corona telah membuat kalang kabut di banyak negara.Virus yang berasal diduga dari pasar hewan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China menjadikan Kota Wuhan seperti "kota mati" karena diisolasi supaya wabah virus tidak menyebar.
Bahkan virus Corona juga membuat pasar saham global dan regional turun tajam atau berguguran. Dunia pariwisata juga terkena imbas dari virus Corona.
Bandara-bandara juga melakukan pemeriksaan terhadap penumpang secara ketat,bahkan kalau diduga terpapar virus Corona akan dikarantina sebulan.
Negara-negara yang warganya sedang berada di China juga melakukan evakuasi dan untuk melakukan evakuasi ini juga tidak mudah karena harus ada izin dari otoritas pemerintah China. Bagaimana mau melakukan evakuasi warga dari kota Wuhan sedangkan kota itu diisolasi?
Sampai saat ini jumlah korban meninggal karena virus Corona tercatat 132 jiwa, sedangkan yang terpapar atau positif terkontaminasi virus Corona berjumalah 6.056. Dan data itu bisa berubah.
Bahkan akibat virus Corona, rumah sakit dari berbagai daerah (Indonesia) sudah mempersiapkan ruangan khusus kalau ada pasien terinveksi virus Corona. Akan tetapi sampai saat ini belum ada pasien yang terkena virus Corona.
Masyarakat pun dibuat panik terkait virus Corona. Apotik-apotik pun kehabisan masker karena banyak yang membeli sebagai kesigapan atau pencegahan.
Nah, terkait virus Corona yang sangat mengguncang dunia, di negara kita yaitu Indonesia ada wabah atau virus dari nyamuk yang sifatnya musiman atau tiap tahun memakan korban. Bahkan korban yang meninggal lebih banyak dari virus Corona saat ini.
Wabah atau virus apakah itu?
Yaitu Deman Berdarah Dengue (DBD) atau disebabkan oleh infeksi virus Dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit demam berdarah hampir tiap tahun terjadi atau musiman seperti layaknya musim buah-buahan.
Karena sifatnya musiman-maka banyak rumah sakit yang tidak sanggup menampung pasien demam berdarah. Bahkan kadang terpaksa dirawat dilorong-lorong rumah sakit.Sambil menunggu ada kamar kosong.
Berdasarkan data,jumlah penderita dan korban meninggal akibat virus demam berdarah paling banyak tahun 2016 yaitu jumlah penderita 204.171 orang dan yang meninggal mencapai 1.598 orang.
Pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 68.407 penderita DBD dan 493 orang meninggal. Dan pada tahun 2018 turun lagi menjadi 53.075 penderita dan korban meninggal sebanyak 344 orang.
Sedangkan pada tahun 2019 sampai dengan 31 Januari, jumlah penderita demam berdarah yaitu 15.132 dan 145 korban meninggal.
Ternyata jumlah penderita dan korban meninggal akibat demam berdarah masih cukup tinggi. Tapi masyarakat tidak sepanik atau setakut kemunculan virus Corona. Padahal bisa jadi kita akan kehilangan anak-anak yang kita cintai akibat wabah demam berdarah.
Dan saat inilah wabah atau musim demam berdarah akan tiba karena besamaan dengan tibanya musim hujan. Nyamuk-nyamuk pembawa virus akan dengan cepat bertelur dan menetas digenangan air.
Saya pernah terkena DBD waktu kuliah di Jogja, satu kost yang kena tiga orang dan dirawat di Panti Rapih depan Kampus UGM. Bahkan teman yang belum pulih benar minta keluar dari rumah sakit karena ingin ikut demo kejatuhan rezim Soeharto waktu itu. Badanya masih bintik-bintik merah.
Waspadalah musim demam berdarah telah tiba!
****
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews