Bagaimana Tahapan Pengalaman "High" Sabu?

Rabu, 6 Maret 2019 | 22:25 WIB
0
761
Bagaimana Tahapan Pengalaman "High" Sabu?
Kompas.tv

Tertangkapnya Andi Arief membuat jagat berita dan media sosial Indonesia heboh. Tidak bisa dinafikan bahwa Andi Arief adalah seorang tokoh nasional. Petinggi partai Demokrat yang mempopulerkan “Kardus Koalisi 02” dan Hoaks kontainer surat suara. Bagaimana proses high sabu terjadi?

Cara Menggunakan Sabu

Sabu masuk dalam keluarga Methamphetamine yang sebenarnya berguna. Saudara methampethamine yaitu amphetamine telah lolos ujian Food and Drugs Administration (FDA atau BPOM Amerika Serikat) untuk pengobatan ADHD dan Narcolepsy (gangguan tidur). Namun FDA tetap berpesan bahwa obat ini harus diukur lagi antara manfaat dan risiko yang dihadapi pasien.

Seorang teman mantan pemakai sabu pernah menceritakan bahwa efek ketagihan sabu sangatlah luar biasa. Sekali ketagihan maka sulit untuk lepas dari sabu. Namun dengan keteguhan dan usaha keras teman ini berhasil menjadi mantan pemakai.

Sabu atau di negara barat sering disebut “Crystal Meth” jika berbentuk kristal adalah obat stimulasi. Beberapa metode penggunaannya seperti dibakar dan dihisap asapnya (menggunakan bong), ditelan (jika berbentuk pil), disedot melalui hidung (mirip dengan adegan sedot kokain di film), dan atau disuntikkan (dicampur air atau alkohol).

Efek Sabu terhadap Otak

Sabu atau methamphehamine akan meningkatkan jumlah dopamine (zat kimia yang berfungsi sebagai transmiter) di otak. Dopamine berpengaruh terhadap gerakan tubuh, motivasi dan penguatan rasa puas.

Efek Jangka Pendek

  • Meningkatkan kesadaran dan aktivitas fisik.
  • Mengurangi nafsu makan
  • Detak jantung meningkat dan atau tidak beraturan
  • Nafas lebih cepat
  • Meningkatkan tekanan darah dan suhu tubuh.

Tahapan “High” Sabu

  • The Rush, peningkatan tekanan darah dan detak jantung. Proses yang bisa berlangsung sampai 30 menit.
  • The High, pada masa ini pengguna sering kali merasa lebih pintar dan bernaffsu untuk berdebat. Efek delusi pada masa the high bisa berakibat pengguna fokus pada hal remeh temeh seperti membersihkan jendela berulang-ulang. Masa ini bisa berlangsung sampai 16 jam.
  • The Binge, penggunaan obat atau alkohol yang tidak terkontrol. Efek high menyebabkan pengguna ingin mengulangi lagi dengan menghisap atau menyuntik sabu. Efek ini bisa berlangsung antara 3 sampai 15 hari. Selama masa ini pengguna menjadi hiperaktif baik mental maupun fisik.
  • Tweaking, masa berbahaya bagi lingkungan sekitar pengguna. Setiap kali pengguna menghisap atau menyuntik sabu maka efeknya semakin berkurang sampai akhirnya tidak ada lagi. Saat ini pengguna mungkin tidak bisa tidur berhari-hari sehingga menyebabkan halusinasi dan sangat berbahaya bagi diri sendiri dan lingkungan.
  • The Crash, tubuh berhenti bekerja karena tidak mampu lagi melawan efek sabu. Pada masa ini bisa tidur berhari-hari. Masa ini bisa berlangsung selama 1 sampai 3 hari.
  • Meth Hangover, setelah the crash tubuh kembali normal dan merasakan lapar, kekurangan cairan, kelelahan baik mental maupun fisik. Masa yang berlangsung selama 2 sampai 14 hari inilah yang menyebabkan pengguna ingin lagi menggunakan sabu.
  • Withdrawal atau mungkin bisa dibilang Sering kali pengguna baru sadar bahwa dia Nagih setelah lewat 30 sampai 90 hari setelah pemakaian terakhir. Pertama pengguna akan merasakan depresi, kehilangan semangat dan kemampuan untuk bersenang-senang. Kemudian muncul keinginan untuk nyabu dan karena sulit untuk melawan Nagih ini banyak pengguna yang akhirnya kembali lagi ke kebiasaan lama. Pada masa ini juga pengguna sering merasakan keinginan untuk bunuh diri.

Efek Jangka Panjang

Jika pengguna menggunakan jarum suntik bergantian akan meningkatkan risiko terkena virus HIV atau Hepatitis B dan C. Selain itu bisa mengurangi kesadaran terhadap bahaya dan kemampuan pengambilan keputusan. Misalnya melakukan seks tidak aman.

Selain itu banyak efek negatif yang bisa terjadi,

  • Kehilangan berat badan secara luar biasa
  • Kerusakan mulut dan gigi (seperti gambar di atas)
  • Gatal luar biasa yang bisa menyebabkan luka karena digaruk
  • Ketegangan (anxiety)
  • Kebingungan
  • Masalah dalam tidur
  • Bersikap agresif (violent behaviour)
  • Paranoid
  • Halusinasi

Lebih parahnya lagi akibat dopamine yang bertambah secara tidak natural akan merusak sistem produksi dopamine otak. Yang berakibat berkurangnya kemampuan belajar dan kemampuan koordinasi tubuh.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa efek penggunaan sabu berakibat rusaknya bagian otak yang berhubungan dengan emosi dan ingatan.

Beberapa efek negatif ini tidak bisa sembuh walaupun pengguna telah menjadi mantan.

Mungkinkah agresivitas politik Andi Arief akibat pengaruh Sabu? Hanya Andi yang bisa menjawabnya.

Referensi : Drugabuse.gov Drugfreeworld.org

***