Alkitab tidak melarang namun juga tidak merekomendasikan, dalam hal ini dibutuhkan hikmat dari pada Tuhan.
Tadi pagi saya melihat seorang pendeta yang menjawab sebuah pertanyaan dari followernya di Tiktok. Pertanyaannya begini, "Bolehkah orang kristen menonton film horor?" Pembahasan mengenai hal ini sebenarnya sudah pernah saya dengar.
Nah jawaban pendeta yang saya tonton di Tiktok tadi pagi seperti ini, "Orang kristen tidak boleh menonton film horor. Alasan pertama karena film horor membesarkan kuasa setan, kedua karena saat syuting dan membuat film secara keseluruhan yang diundang adalah hadirat setan."
Oleh karena itu Pendeta tersebut menjawab bahwa orang kristen tidak boleh menonton film horor. Jawaban ini persis sama seperti yang saya pernah dengar sebelumnya. Oleh karena kurang yakin dengan jawaban tersebut sayapun menanyakan pertanyaan ini pada pendeta yang saya percayai.
Jawabannya berbeda, menurutnya orang kristen boleh menonton film horor. Sebab itu hanya hiburan dan tidak ada bukti bahwa saat syuting sutradara dan kru mengundang setan. Karena sang pendeta hanya menjawab singkat maka saya pun mencari sendiri literatur-literatur yang membahas "apakah orang kristen boleh menonton film horor?"
Alkitab sendiri tidak banyak berbicara soal setan. Saya ingat pernyataan seorang pendeta bernama Muriwali Yanto Matalu, Pendeta Muriwali berkata, "Kalau kita terlalu banyak membicarakan setan nanti lama-lama kita mirip setan. Harusnya yang banyak dibicarakan orang kristen adalah Yesus Kristus, agar orang kristen semakin serupa denganNya.Bukan serupa dengan setan."
Seorang Pendeta bernama Budi Asali juga mengingatkan, bahwa orang kristen harus sangat berhati-hati saat membicarakan setan. Karena kalau salah bicara setan malah bisa mencuri kemuliaan Allah.
Hal ini ada benarnya, mengingat ada begitu banyak orang kristen terobsesi dengan setan. Pergi ke jalan-jalan sepi, pergi ke bawah pohon besar lalu berdoa mengusir setan sambil berteriak-teriak.
Yang disoroti dalam hal ini adalah, sikap orang kristen yang seolah membuat bahwa setan adalah lawan yang sepadan dengan Allah. Padahal setan pun ada di dunia karena diijinkan Allah. Dalam Markus 5:1-7 misalnya. Dikisahkan Yesus dan murid-muridNya tiba di seberang danau, di daerah orang Gerasa, Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat, dari pekuburan menemui Dia.
Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya.
Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!
Lihat bagaimana setan tunduk padaNya.Maka orang kristen tidak boleh bersikap bahwa setan adalah lawan yang setara dengan Allah, sampai harus berakting seperti sedang adu ilmu saat sedang mengusir setan. Biasa saja, cukup berdoa, tidak perlu sampai teriak-teriak dan bergaya seperti sedang mengeluarkan tenaga dalam.
Kembali pada topik pembahasan sebelumnya, jadi bolehkan orang kristen menonton film horor?
Mengutip sebuah website bernama Jawaban.com, dari hasil survey yang pernah dilakukan website tersebut, sebanyak 67% menyatakan tidak ada larangan menonton film horror, sementara 33% lainnya mengatakan dilarang.Responden dari pertanyaan ini berjumlah 130 orang.
Ternyata lebih banyak orang kristen yang yakin bahwa mereka boleh menonton film horor. Lalu bagaimana sebenarnya? Boleh atau tidak? Saya pribadi lebih condong bahwa menonton film horor itu boleh-boleh saja. Seperti yang dijelaskan oleh website Jawaban.com, ini bukan soal boleh atau tidak, melainkan berguna atau tidak?
1 Korintus 10: 23 berkata "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
Ada banyak orang kristen yang berprofesi sebagai kru film.Tentu mereka perlu belajar tentang lighting, alur cerita, dan berbagai element dalam sebuah film.Bisa jadi film horor adalah salah satu referensinya demi menggali kreativitas di dalam film tersebut.Ataupun kalau kita bukan sebagai kru film, menonton film horor hanya sebagai hiburan, kalau buat saya pribadi tidak jadi masalah, dengan syarat, "Apakah dengan menonton film horor kamu jadi pemberani atau justru penakut?"
Saya pribadi sudah sangat lama tidak menonton film horor.Alasannya, efek secara psikologi yang ditinggalkan film horor pada diri saya tidak baik.Menonton film horor malah membuat saya parno di tempat gelap. Saya malah jadi penakut.Tak hanya itu, saya juga tidak mau menonton film berbau psikopat, karena ada banyak adegan yang membuat perasaan saya jadi tidak nyaman.
Jadi memang Alkitab tidak secara eksplisit melarang orang kristen menonton film horor. Salah satu pendeta yang saya tanya di atas bahkan hobi menonton film horor. Tapi dia tidak jadi penakut. Nah kalau film horor tidak membuat kamu jadi penakut dan tetap bisa memfilter bahwa film horor itu hanya film, dan isinya bukan untuk dipercayai 100 persen, maka kamu cukup dewasa untuk menonton film horor.
Alkitab tidak melarang namun juga tidak merekomendasikan, dalam hal ini dibutuhkan hikmat dari pada Tuhan.
Tuhan memberkati kita semua..
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews