Jangan sampai kita mati karena terlalu lama berdiam diri di dalam rumah seperti tikus mati di lumbung padi.Mati bukan karena kelaparan tetapi mati karena kebanyakan makan atau makanan.
Setiap hari juru bicara pemerintah yaitu Achmad Yurianto selalu menyampaikan perkembangan terkait Covid-19,baik tambahan harian yang positif terpapar Covid-19,sembuh dan yang meninggal. Seperti kita ketahui, jumlah yang terkonfirmasi positif Covid-19 pertanggal 27 Mei 2020 yaitu 23.851, yang sembuh: 6.057 dan meninggal: 1.473.
Karena sifatnya pandemi global atau menjadi isu internasional, maka pemberitaan terkait covid sangat begitu masif, baik himbuan, larangan dan ajuran dari pemerintah atau dari masyarakat memelalui medsos. Bahkan covid menjadikan sebagian besar masyarakat menjadi waspada, panik dan paranoid atau tertlalu berlebihan dalam menyikapinya.
Padahal ada penyakit musiman yang setiap tahun memakan korban jiwa (terutama anak-anak) luput dari pemberitaan atau kalah beritanya dengan penanganan covid yang menjadi pandemi atau isu global, yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penyakit yang virusnya dibawa atau ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti lebih mudah menyebar dibanding Covid-19. Buktinya apa?
Buktinya yaitu dari awal Januari sampai dengan 27 April 2020 yang positif DBD sebesar 49.563 dan yang meninggal sebesar 310 yang sebagian besar anak-anak.
Sampai saat ini juga belum ditemukan vaksin terkait DBD, tetapi masyarakat sudah terbiasa atau bisa berdampingan dengan nyamuk penyebar virus DBD tersebut. Dan karena sifatnya bukan pandemi, masyarakat menganggap biasa saja dan itu juga penyakit yang datang musiman setiap tahun. Padahal bisa merenggut nyawa anak-anak yang kita cintai dan sayangi.
Bahkan pada tanggal 24 April sampai dengan 27 April hanya dalam 4 hari ada penambahan DBD sebesar 3.983. Yang artinya rata-rata sehari ada yang terkena DBD sebesar 1.000 orang. Dan ini mengalahkan penambahan yang positif Covid-19.
Mengapa kita bisa berdampingan dengan DBD dan TBC yang juga mengancam jiwa anak-anak kita atau bahkan kita sendiri, tetapi kita begitu takut dan paranoid dengan dan belum bisa berdampingan dengan Covid-19?
Faktanya penyebaran DBD lebih cepat dibanding Covid-19. Yang satu lewat nyamuk dan yang satunya lewat pergerakan manusia. Dan hampir setiap tahun jumlah yang meningal akibat DBD di atas 300 orang. Dan yang positif DBD juga diatas 100 ribu orang.
Waspadalah! Baik DBD,TBC dan Covid belum ada vaksinnya.Tetapi kita akan menjadi biasa atau bisa berdampingan tiga penyakit tersebut.
Jangan sampai kita mati karena terlalu lama berdiam diri di dalam rumah seperti tikus mati di lumbung padi.Mati bukan karena kelaparan tetapi mati karena kebanyakan makan atau makanan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews