Agar Anak Mumpuni, Ortu Perlu Belajar ke Pak Timo Sidin

Dari prestasi inilah anak-anak benar-benar menjadi manusia terbaik, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bisa memberikan manfaat banyak bagi sebanyak-banyaknya sesama.

Sabtu, 17 Oktober 2020 | 08:33 WIB
0
317
Agar Anak Mumpuni, Ortu Perlu Belajar ke Pak Timo Sidin
Tino SIdin (Foto: kaskus.co.id)

Era 80an sungguh manis. Gimana nggak manis la satu teve dinikmati orang sekampung. Desak-desakan pake sarung. Apalagi malam minggu. Rumah Pak Lurah kayak mantu.

Zaman itu cuma ada satu stasiun televisi, yakni TVRI. Hari-hari biasa mulai siaran jam 12 siang. Khusus hari minggu mulai jam 6. Belum ada listrik. Jadi, nyalain teve pake aki.

Acara anak-anak yang paling menarik waktu itu ada beberapa, seperti film Unyil, Pak Tino Sidin, dan Kak Susan dengan bonekanya. Dari sekian banyak acara itu, acara Pak Tino Sidin sangat cocok diadopsi orang tua dan guru zaman now. Mengapa?

1. Kasih contoh

Pak Tino selalu mengawali acara melukis dengan memberikan contoh. Dengan kertas lebar dan krayon, Pak Tino menunjukkan cara melukis yang baik. Bukan tiba-tiba menyuruh anak-anak untuk melukis.

2. Sabar
Pak Tino membimbing anak-anak penuh kesabaran. Tidak grusa-grusu. Tidak main bentak. Tidak menyuruh anak-anak agar secepatnya menyelesaikan lukisan. Sabar banget...

3. Murah senyum

Senyumnya selalu tersungging. Nggak pernah manyun kayak ditagih janji. Ramah dan low profile banget. Karenanya, anak-anak betah banget bersamanya.

4. Selalu memuji

Pak Tino selalu menebarkan pujian dan sanjungan kepada anak-anak. Meski ada gambar kuda tanpa kepala pun, Pak Tino akan bilang "bagus banget lukisanmu". Tidak pernah mencela lukisan anak-anak.

5. Bersahaja

Topi, kacamata, dan baju dilinting lengannya jadi ciri khas. Tak pernah menampakkan dirinya yang sangat hebat. Atas penampilan yang demikian inilah, beliau diidolakan anak-anak se-Indonesia. Hingga kini, generasi tua yang pernah dididik beliau selalu mengingat semua kebaikan beliau.

Anak-anak itu ibarat flashdisk baru. Punya daya rekam yang sangat baik. Maka, alangkah baiknya bila orang tua dan guru mengisi otak anak-anak dengan nilai-nilai kebaikan yang universal. Persis seperti lukisan yang indah karena perpaduan beraneka warna.

Jangan otak anak diisi dengan doktrin sejenis yang bisa bikin tumpul kreativitasnya. Bebaskan anak-anak mengeksplorasi bakatnya. Jangan dihalangi asalkan positif. Kelak anak-anak kita akan bikin bangga orang tua karena memiliki prestasi yang mendunia.

Dari prestasi inilah anak-anak benar-benar menjadi manusia yang terbaik. Karena sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bisa memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi sebanyak-banyaknya sesama.

Terima kasih, Pak Tino...

***