Masyarakat, khususnya yang tinggal di Papua, harap waspada akan hoaks yang ada di media sosial.
Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua menggunakan segala macam cara guna mewujudkan cita-citanya, salah satunya dengan menebar hoaks dan provokasi. Masyarakat diharapkan untuk selalu mewaspadai setiap aksi KST Papua
Hoaks adalah hal yang berbahaya karena bisa meracuni pemikiran banyak orang, sehingga mereka terpengaruh dan akhirnya melakukan hal-hal yang negatif. Bahaya hoaks ini yang dimanfaatkan oleh KST, sehingga mereka meyebarkan berita palsu serta memprovokasi warga di Bumi Cendrawasih. Apalagi hoaks bisa dengan mudah di-share di media sosial, dan mereka mengetahui serta memanfaatkannya yag sayang sekali untuk tujuan negatif).
Salah satu hoaks yang santer terdengar adalah berita tentang pembakaran rumah warga di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Oleh KST dinarasikan bahwa pelakunya adalah aparat. Padahal itu hanya bohong alias hoaks, karena tidak mungkin aparat yang menjadi sahabat rakyat malah melakukan tindakan yang negatif seperti itu.
Darem 172/PWY Brigen TNI Izak Pagemanan memastikan bahwa berita pembakaran di Kiwirok dan penangkapan KST adalah hoaks. Tidak benar jika ada peristiwa tersebut, seperti yang ada di media sosial. Dalam artian, KST memelintir dan membuat berita palsu, serta menuduh aparat agar masyarakat memusuhi mereka.
Pembakaran yang dilakukan oleh aparat adalah hoaks karena justru KST yang melakukannya, di Kiwirok dan Yahukimo. Bahkan yang dibakar bukan hanya rumah warga, melainkan fasilitas umum dan gedung sekolah. Namun sayang sekali mereka malah lempar batu sembunyi tangan dan menuduh pihak lain sebagai pelakunya.
Akibat ulah KST, maka ada kerugian material yang sangat besar, oleh karena itu mereka masih menjadi buronan hingga saat ini. Satgas Nemangkawi bekerja keras untuk menangkap para anggota kelompok separatis tersebut, agar tidak menebar kekacauan baik di dunia nyata maupun dunia maya. KST sudah benar-benar meresahkan dan wajib diburu.
Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai jika ada berita yang sensasional di media sosial, karena bisa jadi itu hanya hoaks. Ketika ada tuduhan bahwa aparat melakukan hal negatif, maka jangan terbakar emosi dan men-share berita tersebut. Akan tetapi, cek dulu kebenarannya, bisa via website atau bertanya langsung pada yang bersangkutan.
Konfirmasi sangat diperlukan karena jika masyarakat asal share, akan sangat fatal akibatnya. Jangan malah jadi penebar hoaks dan menyebabkan banyak orang jadi ikut-ikutan antipati terhadap aparat. Padahal aparat adalah sahabat rakyat dan tidak tega untuk melakukan hal yang negatif seperti pembakaran, justru banyaknya jumlah aparat di Papua adalah untuk menjaga masyarakat sipil.
Pasalnya, bukan kali ini saja KST menyebar hoaks dan provokasi di media sosial. Beberapa waktu lalu mereka pernah membuat berita palsu yang menyatakan bahwa keberadaan aparat di Papua adalah untuk memberantas ras melanesia. Padahal ini jelas salah, karena justru aparat datang untuk membantu rakyat dan melindungi mereka dari keganasan KST.
Oleh karena itu kita wajib memakai logika dan jangan bersumbu pendek ketika ada hoaks yang menyebar di media sosial. Pikirkan terlebih dahulu, apakah itu benar atau bohong belaka? Jangan sampai semuanya jadi runyam dan KST tertawa karena banyak yang terjebak provokasi.
Masyarakat, khususnya yang tinggal di Papua, harap waspada akan hoaks yang ada di media sosial. KST amat licik dengan menebar informasi palsu dan menarasikan bahwa aparat datang untuk merugikan, padahal hal ini sama sekali salah. Jangan asal percaya hoaks dan periksa terlebih dahulu kebenarannya, agar tidak terprovokasi oleh KST.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews