Tiga perusahaan pembuat mobil utama Jerman dikritik aktivis-aktivis dan organisasi pembela hak asasi hewan karena mendanai penelitian tentang pengaruh emisi mesin diesel terhadap kesehatan manusia, di mana penelitian tersebut menjadikan monyet sebagai objek pengujian (The New York Times, 28 januari 2018).
Berita di media tersebut bisa dikatakan ringkas, sehingga belum bisa diketahui dengan pasti apa yang sebenarnya terjadi. Ketiga perusahaan membantah kritikan tersebut dan malah mendukung para pembela hak asasi hewan tersebut.
Disini, saya memilih fokus kepada polemik pengujian biomedis terhadap hewan.
Selama ini, sudah tidak terhitung lagi betapa banyaknya hewan yang telah dikorbankan oleh manusia, saya sendiri di antaranya, atas nama ilmu pengetahuan dan untuk kepentingan atau untuk menyelamatkan nyawa dan kesehatan manusia. Bagi sebagian agama dan kepercayaan, mahluk-mahluk selain manusia memang sengaja diciptakan untuk memenuhi atau melayani keperluan hidup manusia.
Sebagai seorang yang memiliki latar belakang pendidikan Biologi, saya (kami) mesti mengorbankan puluhan kadal, kelinci, tikus, ikan, monyet, dan hewan-hewan lainnya sebagai syarat tak tertulis untuk memperoleh gelar Sarjana Biologi.
Meskipun demikian, saya sangat memihak pada aktivis-aktivis pembela dan penyelamat hak asasi hewan, dalam batas-batas tertentu tentunya.
Diantaranya, sebagai berikut:
Tujuan dilakukannya pengorbanan hewan itu jelas, sifatnya bermanfaat bagi manusia dan bersifat mendesak. Misalnya untuk memperoleh obat penyembuh bagi suatu penyakit yang bisa membahayakan kesehatan dan nyawa manusia, penyakit yang sebelumnya tidak dikenal oleh kalangan medis, dan untuk mengetahui pengaruh suatu teknologi bagi kesehatan manusia.
[irp posts="233" name="Soulmate"]
Tidak mengorbankan hewan secara serampangan. Mesti menyiapkan perencanaan ilmiah yang matang sehingga penggunaan hewan untuk kegiatan ilmiah tersebut efektif dan efisien.
Bukan hewan langka. Hewan yang akan diujikan merupakan hewan yang relatif jamak ditemui, mudah dan cepat berkembang biak.
Hewan-hewan tersebut diperlakukan seperlunya, secara proporsional atau menghindari perlakuan-perlakuan yang sia-sia.
Mengorbankan hewan, secara logika memang suatu keniscayaan yang sangat mustahil dihindari, khususnya di ranah biologi dan medis. Jika bukan hewan, manusia sendirilah yang otomatis akan dikorbankan.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews