Mendukung Uji Biomedis pada Hewan

Senin, 29 Januari 2018 | 22:17 WIB
0
465
Mendukung Uji Biomedis pada Hewan

Tiga perusahaan pembuat mobil utama Jerman dikritik aktivis-aktivis dan organisasi pembela hak asasi hewan karena mendanai penelitian tentang pengaruh emisi mesin diesel terhadap kesehatan manusia, di mana penelitian tersebut menjadikan monyet sebagai objek pengujian (The New York Times, 28 januari 2018).

Berita di media tersebut bisa dikatakan ringkas, sehingga belum bisa diketahui dengan pasti apa yang sebenarnya terjadi. Ketiga perusahaan membantah kritikan tersebut dan malah mendukung para pembela hak asasi hewan tersebut.

Disini, saya memilih fokus kepada polemik pengujian biomedis terhadap hewan.

Selama ini, sudah tidak terhitung lagi betapa banyaknya hewan yang telah dikorbankan oleh manusia, saya sendiri di antaranya, atas nama ilmu pengetahuan dan untuk kepentingan atau untuk menyelamatkan nyawa dan kesehatan manusia. Bagi sebagian agama dan kepercayaan, mahluk-mahluk selain manusia memang sengaja diciptakan untuk memenuhi atau melayani keperluan hidup manusia.

Sebagai seorang yang memiliki latar belakang pendidikan Biologi, saya (kami) mesti mengorbankan puluhan kadal, kelinci, tikus, ikan, monyet, dan hewan-hewan lainnya sebagai syarat tak tertulis untuk memperoleh gelar Sarjana Biologi.

Meskipun demikian, saya sangat memihak pada aktivis-aktivis pembela dan penyelamat hak asasi hewan, dalam batas-batas tertentu tentunya.

Diantaranya, sebagai berikut:

Tujuan dilakukannya pengorbanan hewan itu jelas, sifatnya bermanfaat bagi manusia dan bersifat mendesak. Misalnya untuk memperoleh obat penyembuh bagi suatu penyakit yang bisa membahayakan kesehatan dan nyawa manusia, penyakit yang sebelumnya tidak dikenal oleh kalangan medis, dan untuk mengetahui pengaruh suatu teknologi bagi kesehatan manusia.

[irp posts="233" name="Soulmate"]

Tidak mengorbankan hewan secara serampangan. Mesti menyiapkan perencanaan ilmiah yang matang sehingga penggunaan hewan untuk kegiatan ilmiah tersebut efektif dan efisien.

Bukan hewan langka. Hewan yang akan diujikan merupakan hewan yang relatif jamak ditemui, mudah dan cepat berkembang biak.

Hewan-hewan tersebut diperlakukan seperlunya, secara proporsional atau menghindari perlakuan-perlakuan yang sia-sia.

Mengorbankan hewan, secara logika memang suatu keniscayaan yang sangat mustahil dihindari, khususnya di ranah biologi dan medis. Jika bukan hewan, manusia sendirilah yang otomatis akan dikorbankan.

***

Editor: Pepih Nugraha