Kehabisan Kata

Yang dibawa oleh manusia-manusia tiada kepedulian. Yang hanya memikirkan diri sendiri. Yang memikirkan kenikmatan surganya sendiri.

Kamis, 19 Maret 2020 | 09:30 WIB
0
645
Kehabisan Kata
Jamaah Tabligh di Gowa (Foto: indopolitika.com)

Kota Qom di Iran, 150-an kilometer dari Teheran, sudah lama dikenal dunia sebagai kota suci kaum Syiah. Di kota ini ini terdapat makam Fatimah al-Ma'sum, saudari Imam Ali, yang begitu disucikan. Jutaan penganut syiah datang ke sana setiap tahunnya untuk berziarah.

Dari kota ini pulalah, dari berkumpulnya begitu banyak manusia, penyebaran virus Corona di Iran tak terkendali. Korban terbesar virus Corona di luar China adalah di Iran -- mayoritas di kota Qom yang berpenduduk sejuta orang.

Di Malaysia, lonjakan angka penyebaran virus Corona terjadi setelah acara besar ijtima’ tahunan Jamaah Tabligh yang diselenggarakan di Masjid Jamek Sri Petaling, Kuala Lumpur. Acara itu berlangsung empat hari dari tanggal 28 Februari sampai 3 Maret 2020. Yang hadir sedikitnya 16.000 orang dari berbagai negara, termasuk 696 orang dari Indonesia.

Pada 15 Maret 2020, pemerintah Malaysia mengumumkan 190 kasus baru virus Corona, lonjakan terbesar dalam sehari. “Sebagian besar kasus baru ini terkait dengan kluster yang melibatkan pertemuan ‘ijtimak tabligh’ di Masjid Jamek Sri Petaling,” kata Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dr Adham Baba.

Saudara-saudara yang budiman. Hari ini kita dengar, jamaah tabligh yang sama menggelar acara dunia di Indonesia. Ijtima Dunia Zona Asia 2020 digelar di kawasan Pakatto, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Sedikitnya 400 warga negara asing telah hadir, dari Pakistan, India, Malaysia, Arab Saudi, Bangladesh, Thailand, sampai Filipina. Dari Indonesia, ribuan datang dari 30-an provinsi. Mereka ditampung di tenda-tenda di sebuah lapangan terbuka.

Apakah mereka yang hadir ini tahu berbahayanya kerumunan orang di tengah merebaknya virus Corona di dunia? Dari video yang beredar, mereka sangat tahu.

Sungguh, saya tidak tahu bagaimana hendak mengomentari atau menyebut kelakuan orang-orang ini. Saya kehabisan kata-kata.

Saya hanya menyelipkan doa dan harapan untuk keluarga, sanak saudara, dan rakyat Sulawesi Selatan, semoga mereka terlindung dari marabahaya. Yang dibawa oleh manusia-manusia tiada kepedulian. Yang hanya memikirkan diri sendiri. Yang memikirkan kenikmatan surganya sendiri.

***