Kalau menonton film bioskop yang diangkat dari sebuah novel , jangan fokus pada novel yang pernah dibaca, tapi nikmati saja film tersebut dengan segala kelebihan dan kekurangannya
Banyak film yang diangkat ke layar lebar dari novel-novel terlaris dan sukses di bioskop dengan mendatangkan ratusan ribu atau jutaan penonton. Seperti Ayat-Ayat Cinta, Laskar Pelangi, Dilan, Bumi Manusia dan lain-lain.
Komentar penonton pun beragam:ada yang puas karena sesuai dengan jalan cerita novel-nya, tapi ada juga yang puas dengan catatan. Seperti pemeran tokohnya kurang pas atau tidak sesuai dengan novel-nya. Begitulah kira-kira komentar dari penonton setelah keluar dari bioskop.
Dan film "Bumi Manusia" novel karya Pramoedya Ananta Toer yang baru saja tayang di bioskop juga menimbulkan beragam komentar. Yang mayoritas penonton puas dengan karya sutradara Hanung Bramantyo. Tapi ada juga yang komentar kurang puas karena tokoh yang memerankan "Minke" kurang pas dan greget atau apalah.
Begitulah gaya penonton kita kalau suatu film diangkat dari kisah novel.
Sebuah film dibuat dengan melibatkan banyak orang dan dalam proses pembuatannya memerlukan waktu yang berbulan-bulan.Dengan memakan biaya yang tidak sedikit. Dan waktu tayang di bioskop hanya makan waktu: dua atau tiga jam saja. Itu pun karena mengalami proses editing.
Sedangkan novel ditulis memerlukan waktu yang lama atau berbulan-bulan juga, bahkan kadang tahunan. Karena novel ditulis melibatkan daya cipta karsa sang penulis. Hatinya atau perasaannya terlibat dalam proses penulisan tersebut. Dengan kata-kata atau kalimat yang indah dan punya nilai sastra tersendiri. Dan bisa menyihir bagi pembacanya karena suasana hatinya teraduk-aduk oleh indahnya alur cerita dan mantra dalam novel tersebut.
Membaca novel juga perlu waktu berhari-hari atau minggu karena selain halamannya mencapai ratusan juga memerlukan waktu tersendiri. Bahkan bagi yang suka dengan novel, bisa dibaca berulang-ulang.
Kalau membuat film dari sebuah novel harus sama persis dengan cerita dalam novel, nanti bisa kayak "Sinetron Tersanjung" beratus-ratus episode.
Jadi kalau menonton film bioskop yang diangkat dari sebuah novel , jangan fokus pada novel yang pernah dibaca, tapi nikmati saja film tersebut dengan segala kelebihan dan kekurangan sang sutradara dan kru-nya.
Ga susah, kan? Ngapain dibikin ribet!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews