Sudahi semua isu-isu tak bertuan, mari hormati bulan mulia penuh rahmat ini. Semoga Indonesia aman dan terkendali.
Jujur ya ges, pas kemarin Ramdhan udah diambang pintu harapan gue tuh "Ya Allah, sudahi kerusuhan di sosial media gegara politik" tapi apa daya ges sepertinya Ramadhan bulan mulia belum bisa bikin kita move on dari pilpres, huftt!
Ramadhan sudah berjalan hampir satu minggu. Senin 6 Mei kemarin adalah awal umat muslim Indonesia berpuasa di bulan Ramadhan dan juga dilaksanakan umat muslim di seluruh penjuru dunia. Setiap Ramdhan tiba, aku sering menonton kajian keislaman terkait Bulan ini.
"Bulan Ramadhan itu di dalamnya penuh Rahmat, penuh ampunan dan bagi siapa saja melaksanakannya dibebaskan dari api neraka". Quraish Shihab. Beliau adalah ulama yang banyak menghasilkan karya berupa tafsir (Almisbah) dan kemampuannya tak diragukan dunia islam.
Keislaman beliau tidak diragukan lagi . Adab sopan santun dan penuh hikmah laiknya seorang ulama besar.Denger cermah Tausiyah dari Pak Quraish ini bener bener adem. Kalau diperkenankan aku sanggup berlama lama untuk mendengarkannya. Beda sekali dengan para penceramah atau ustad yang memang belum memahami keilmuan tentang islam namun secara tampilan menjual rating karena banyak yang melihatnya di layar kaca.
Tanggal 22 Mei 2019 nanti, bertepatan dengan Tangga 17 ramadhan , dimana kita paham bahwa di hari tersebut Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu diturunkannya Al Quran dan disebut Nuzulul Quran. Namun 22 Mei kali ini spesial pake banget karena Komisi Pemilihan Umum ( KPU) pusat akan mengumumkan hasil penghitungan suara secara resmi dan ini secara politis akan menghasilkan dua kubu.
Pertama kubu yang menang dan yang kedua adalah kubu yang kalah. Hanyasaja untuk kasih ini sungguh berbeda dalam kenyataannya. Masalahnya sampai detik ini rasanya meski Ramdhan tetap tak mampu membendung pihak-pihak tertentu untuk memancing emosi, yang 02 makin emosi, yang 01 semula kalem lama-lama ikutan emosi.
Beberapa hari ini kita lihat video-video mengejek Presiden Jokowi masih saja ada dan kali ini Polisi bertindak tegas dengan segera melakukan penagkapan terhadap orang-orang yang mengancam keselamatan seorang kepala Negara.
Hal ini bisa terjadi tentu saja karena pihak-pihak tertentu belum bisa berdamai dengan hatinya, bahkan bulan Ramadhan pun hanya sekedar ucapan di bibir saja, dalam video mereka menyebut nama Allah tapi sekaligus mereka membuat hinaan dan ancaman, lalu dimana berkahnya?
Semua kubu baik 01 maupun 02 menyatakan diri mereka menang. Pihak 02 bahkan sampai mendeklarasikan diri tiga kali kemenangannya. Entah memakai metode bagaimana kemenangannya diraih, yang jelas 02 sudah mendahului wewenang resmi sebagai lembaga negara dalam memutuskan hasil pemilu.
Baca Juga: Blunder Kampanye Akbar di GBK yang Tak Mampu Ditebus di Debat Capres
Sementara pihak 01 Jokowi dan KH. Ma’ruf Amin yang secara metode ilmiah, melalui Quick Count yang didapatkan dari 7 lembaga survey kredibel telah mendapatkan kemenangan dikisaran angka lebih dari 55 persen. Hingga hari ini, lebih dari 80 juta suara hasil penghitungan KPU berhasil didapatkan.
Sebagai Umat Muslim yang Berpuasa
Menyikapi politik yang semakin memanas ini, ada baiknya kita di bulan puasa ini tetap menahan diri. Tidak terprovokasi oleh tindakan-tindakan inkonstitusional yang dilakuan oleh calon yang merasa didzolimi (dicurangi).
Kita bisa hijrah sebentar, dari dunia perpolitikan Indonesia yang masih panas. Claim demi claim kemenangan masing masing Paslon tentu akan menimbulkan luka di kedua pihak.
Yang jelas , ulama besar sekelas Mbah Moen mengatakan yang merusak demokrasi adalah perusuh anti NKRI. Kita harus percaya dengan lembaga negara , yang di dalamnya ada aturan perundangan undangan yang dibuat oleh wakil wakil kita di DPR MPR.Dilaksanakan oleh KPU sebagai lembaga independen, tidak bisa diintervensi oleh siapapun dan hasilnya mutlak. Karena hasilnya mutlak, maka KPU diawasi oleh Bawaslu, diberikan aturan ketat sebagai penyelenggara pemilu yang Sya . Sehingga hasil yang akan diumumkan Tanggal 22 Mei nanti adalah murni suara rakyat. Murni hasil dari jerih payah kerja yang jujur dari tingkat panita dalam dan luar negeri. Dari KPPS hingga KPU pusat.
Terakhir ges ada sedikit tips supaya kita bisa mengendalikan diri di sosial media selama Ramadhan ini :
Well buat emak-emak kek aku lebih baik kita fokus cari resep menu berbuka dan sahur, lebih baik kita mulai cari ide untuk busana lebaran, karena Jokowi juga sudah jadi Presiden hampir 5 tahun, pernahkah emak dipersulit? Pernahkah emak melihat PKI? Pernahkah emak melihat Islam dikerdilkan?
Jadi please sudahi semua isu-isu tak bertuan, mari hormati bulan mulia penuh rahmat ini. Semoga Indonesia aman terkendali.
Aamiin.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews