Dalam situasi pandemi Covid-19, keberadaan informasi yang benar menjadi sangatlah penting. Apalagi di tengah hiruk-pikuk komunikasi melalui sosial media. Keberadaannya pun seringkali diisi dengan konten yang tidak dapat dipertanggungjawabkan seperti hoax atau berita bohong. Oleh sebab itu, media diharapkan tetap obyektif dalam pemberitaanya karena dapat membangun optimisme saat Pandemi Covid-19.
Anggota Dewan Pers Agung Dharmajaya mengatakan, pemberitaan terkait pandemi mulai dari awal kasus covid-19 di Indonesia dimulai. Menurutnya ada sekitar 200.000 artikel berita yang berkaitan dengan covid-19. Sayangnya, hampir sebagian besar isi artikel tersebut menyuguhkan pemberitaan yang cenderung tendesius dan sensasional.
Semestinya di tengah pandemi covid-19, media berperan dalam menyajikan informasi yang tidak hanya akurat, tetapi juga mentransmisikan pesan yang mengedukasi dan mampu menambah optimisme publik. Sehingga informasi yang disajikan media dapat berperan sebagai suplemen atau vitamin dalam memperkuat imunitas mental dan fisik masyarakat.
Pada kesempatan berbeda, mantan anggota Dewan Pers Agus Sudibyo dalam diskusi bertajuk ‘Indonesia Optimis; Peran Konkret Media dalam Membangun optimisme bangsa melalui pemberitaan.
Agus mencontohkan seperti bencana tsunami di Jepang, seperti ada pemahaman bersama insan pers, agar foto dan narasi yang dikeluarkan oleh media tidak banyak memuat kesedihan dan reruntuhan. Hal tersebut bertujuan untuk membangkitkan optimisme dan menjaga kepentingan nasional.
Sebelumnya, Jodhi Yudono selaku Ketua Umum Ikatan Wartawan Online dalam paparannya menjalskan bahwa dirinya tetap optimis, bahwa media di Indonesia mampu menjadikan Indonesia ini menjadi lebih baik. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak wartawan-wartawan idealis dengan kapasitas yang mumpuni.
Optimisme untuk melewati pandemi covid-19 juga timbul dari Ketua Dewan Pers, Muhammad Nuh, dirinya menyebutkan bahwa selama pandemi virus corona, mayoritas media kebanyakan mengangkat topik yang positif. Seperti halnya tentang kesembuhan pasien yang sebelumnya terpapar virus tersebut.
Dirinya menuturkan, adanya mayoritas topik pemberitaan terkait kesembuhan pasien tersebut diharapkan dapat membangun optimisme kepada masyarakat terkait virus corona, namun juga bukan berarti keganasan virus ini diremehkan.
Artinya, hal ini tentu menunjukkan harapan besar untuk menumbuhkan optimisme masyarakat dengan memberikan optimisme dalam masyarakat.
Dirinya juga meningatkan kepada semua media untuk tetap menjaga kode etik jurnalistik dalam memberitakan pandemi virus corona di Tanah Air. Hal ini bertujuan agar pers tidak menyampaikan informasi yang membingungkan masyarakat nantinya.
Sikap optimisme tentu akan menjauhkan masyarakat dari overpanic yang justru menambah kecemasan. Sehingga pers memiliki peran yang sangat strategis untuk menyebarkan optimisme kepada masyarkat secara luas untuk terus berjuang melewati pandemi covid-19.
Pada kesempatan berbeda, kepala divisi (Kadiv) Humas Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono berpendapat bahwa sikap optimisme dalam menghadapi virus COVID-19 yang sesuai dengan penyampaian Presiden Joko Widodo dapat menjadi modal utama masyarakat guna melawan penyebaran dan penularan covid-19.
Argo-pun mengutip apa yang pernah disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo, bahwa yang optimis pasti menang melawan corona.
Pihaknya juga mengatakan maraknya pemberitaan-pemberitaan di sejumlah media masa yang dapat melemahkan optimisme masyarakat, seperti masalah kesulitan ekonomim pembagian bansos yang tidak tepat dan lain sebagainya.
Untuk itu mantan Karopenmas Divisi Humas Polri itu menjelaskan bahwa pentingnya peran media dalam memberikan informasi-informasi yang positif kepada masyarakat untuk meningkatkan rasa optimisme di tengah masyarakat dalam menghadapi pandemi covid-19.
Argo menyarankan agar media juga menonjolkan pemberitaan mengenai upaya pemerintah dalam mengatasi dampak corona, dan juga semangat masyarakat untuk bergotong-royong dalam mengatasi masalah sosial akibat pandemi covid-19.
Sementara itu, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menghimbau kepada masyarakat agar tidak pesimistis dalam menghadapi pandemi covid-19. Dirinya juga memastikan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam menghadapi covid-19.
Ma’ruf juga mengatakan, tidak boleh ada pesimisme. Tidak boleh putus asa. Dalam agama tidak boleh berputus asa, harus terus optimis. Sebagai bangsa pejuang kita memiliki semangat untuk mengatasi.
Rasa optimisme memang harus dipupuk dalam menghadapi pandemi virus corona. Sebagian wilayah telah menunjukkan trend peningkatan pasien covid yang sembuh dan bersiap untuk menyambut new normal. Dalam situasi seperti ini media sebagai penyaji informasi sudah selayaknya peka dalam menjaga optimisme masyarakat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews