Semua pihak, baik pemerintah maupun warga, punya andil sama dalam menyumbang kegagalan atau keberhasilan. Kita lihat saja nanti. Keduanya sama bandelnya.
Sudah banyak yang memperingatkan bahwa tradisi mudik di era Covid-19 adalah tantangan terbesar bangsa ini yang harus dihadapi. Pergerakan manusia dari wilayah episentrum Covid-19 (seperti dari Jabodetabek) ke daerah lain dalam jumlah sangat besar adalah momen penentu apakah kita sebagai bangsa akan berhasil atau tidak dalam mengatasi penyebaran Covid-19 ke berbagai daerah. Bisa jadi ini hidup mati bangsa ini.
Saya miris melihat data ini yang menunjukkan bahwa arus pergerakan orang mudik atau pulang kampung ternyata tetap besar. Artinya, potensi penularan Covid-19 ke daerah akan membludak. Sangat mungkin, bila penularan ini mengganas, pasien Covid-19 akan membanjir ke banyak rumah sakit daerah. Oh..semoga tidak!
Tapi tak ada salahnya, pemerintah daerah segera menyiapkan segala kelengkapan alat perlindungan diri (APD) bagi petugas medis kita. Siapkan rumah sakit darurat sebaik-baiknya. Lindungi kelompok paling rentan--kaum lansia dan penderita penyakit bawaan seperti jantung, kangker, paru-paru, diabet dll.
Yang jelas, peringatan sudah dikumandangkan. Tapi rupanya tak terlalu dihiraukan.
Kini, kita tinggal menunggu saja semoga manusia Indonesia memang daya tahan tubuhnya hebat--antibodynya jempolan, mampu melawan virus yang merasuk ke tubuhnya. Kita buktikan pada dunia, manusia Indonesia memang kebal Corona.
Lihatlah video ini sekali lagi.
Data jelas berbicara bahwa arus mudik tetap besar. Apakah nanti menjelang lebaran akan memuncak atau sebaliknya menurun? Kita tunggu saja. Tebakan saya akan naik. Apalagi, berbagai kelonggaran sudah dibuka. Kini hukum alam (sunnatullah) yang akan segera bekerja. Siapapun yang melawan arus, dia akan menanggung akibatnya. Tak peduli siapa dia.
Semua pihak, baik pemerintah maupun warga, punya andil sama dalam menyumbang kegagalan atau keberhasilan. Kita lihat saja nanti. Keduanya sama bandelnya.
Saya hanya bisa berdoa semoga bangsa ini masih dikasihani Tuhan, persis seperti dulu kita dikasihani Tuhan dengan menghentikan konflik besar di Maluku ataupun Aceh. Saat itu, Tuhan masih kasihan terhadap bangsa ini sehingga tak menjadikan kita seperti banyak bangsa di Timur Tengah atau Afrika.
Keajaiban (mu'jizat) seringkali memang menjadi satu satunya harapan. Habis bagaimana lagi? Coba lihat data yang ditayangkan dalam video ini. Ini juga ayat-ayat Tuhan.
#iPras 2020
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews