'World Poetry Day'

UNESCO pertama kali mengadopsi 21 Maret sebagai Hari Puisi Dunia selama Konferensi Umum ke-30 di Paris pada tahun 1999, dengan tujuan mendukung keragaman linguistik.

Sabtu, 21 Maret 2020 | 08:15 WIB
0
281
'World Poetry Day'
ilustr: captionsgram

Merayakan ekspresi linguistik dari kemanusiaan kita bersama.

Puisi menegaskan kembali kemanusiaan kita bersama dengan mengungkapkan kepada kita bahwa individu, di mana pun di dunia, berbagi pertanyaan dan perasaan yang sama. Puisi adalah andalan tradisi lisan dan, selama berabad-abad, dapat mengkomunikasikan nilai-nilai terdalam dari beragam budaya.

Dalam merayakan Hari Puisi Sedunia, 21 Maret, UNESCO mengakui kemampuan unik puisi untuk menangkap semangat kreatif dari pikiran manusia.

Keputusan untuk mengumumkan 21 Maret sebagai Hari Puisi Dunia diadopsi pada sesi ke-30 UNESCO yang diadakan di Paris pada tahun 1999.

Salah satu tujuan utama Hari ini adalah untuk mendukung keragaman linguistik melalui ekspresi puitis dan untuk menawarkan bahasa yang terancam punah kesempatan untuk didengar dalam komunitas mereka.

Peringatan Hari Puisi Sedunia juga dimaksudkan untuk mendorong kembalinya tradisi lisan resital puisi, untuk mempromosikan pengajaran puisi, untuk mengembalikan dialog antara puisi dan seni lainnya seperti teater, tari, musik dan lukisan, dan untuk mendukung penerbit kecil dan menciptakan citra puisi yang menarik di media, sehingga seni puisi tidak lagi dianggap sebagai bentuk seni yang ketinggalan zaman, tetapi yang memungkinkan masyarakat secara keseluruhan untuk mendapatkan kembali dan menegaskan identitasnya.

Latar Belakang

Diadakan setiap tahun pada tanggal 21 Maret, Hari Puisi Sedunia merayakan salah satu bentuk ekspresi dan identitas budaya dan bahasa yang paling berharga dari umat manusia. Dipraktikkan sepanjang sejarah - di setiap budaya dan di setiap benua - puisi berbicara kepada kemanusiaan kita bersama dan nilai-nilai kita bersama, mengubah puisi paling sederhana menjadi katalisator yang kuat untuk dialog dan perdamaian.

UNESCO pertama kali mengadopsi 21 Maret sebagai Hari Puisi Dunia selama Konferensi Umum ke-30 di Paris pada tahun 1999, dengan tujuan mendukung keragaman linguistik melalui ekspresi puitis dan meningkatkan kesempatan untuk bahasa yang terancam didengar.

Hari Puisi Sedunia adalah anokrasi untuk menghormati penyair, menghidupkan kembali tradisi lisan dari pembacaan puisi, mempromosikan pembacaan, penulisan dan pengajaran puisi, menumbuhkan konvergensi antara puisi dan seni lainnya seperti teater, tari, musik dan lukisan, dan meningkatkan visibilitas puisi di media. Ketika puisi terus menyatukan orang-orang di seluruh benua, semua diundang untuk bergabung.

Selamat hari puisi sedunia.

(United Nations)

***
Solo, World Poetry Day, 21 Maret 2020. 7:57 am
'salam puisi penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko