Mencuci tangan harus menjadi kebiasaan, bukan setelah ada virus Corona baru rajin cuci tangan. Jangan habis bercinta saja yang harus cuci tangan dan mandi keramas.
Virus Corona telah membuat banyak negara kalang kabut dan seperti menghadapai teror jenis baru. Bahkan di dalam negeri setelah Presiden Jokowi mengumumkan bahwa dua warga Depok positif terpapar virus Corona, masyarakat semakin panik dan ketakutan.
Seperti kita ketahui, virus Corona mempunyai gejala: batuk, flu atau pilek, letih-lesu, demam. Padahal penyakit seperti itu memang penyakitnya orang Indonesia banget. Bahkan setiap pergantian musim atau pancaroba, sering masyarakat kita mengalami batuk dan flu.
Makanya, mengapa apotik-apotik atau warung-warung banyak menjual obat batuk dan flu yang jenis/varian atau merknya bisa dibilang sangat banyak? Ya, karena penyakitnya orang Indonesia seperti itu (batuk, flu, demam). Apalagi ditambah tidak punya duit atau banyak utang, maka dada terasa berat dan sesak nafas.
Bahkan batuknya orang yang punya duit dan tidak punya duit pun bisa dibedakan dari nadanya. Batuknya orang tidak punya duit itu sampai nungging-nungging kalau lagi batuk dan suaranya keras. Sedangkan orang yang punya duit, batuknya cukup dehem-dehem dan suaranya relatif pelan.
Artinya virus Corona itu tidak perlu ditakuti atau membuat kita panik. Karena batuk dan flu itu penyakit musiman orang Indonesia. Wajar saja kalau sampai saat ini yang positif terpapar virus Corona baru dua orang. Selama pola hidup sehat kita jaga, insyaalloh aman-aman saja.
Mencuci tangan harus menjadi kebiasaan, bukan setelah ada virus Corona baru rajin cuci tangan. Jangan habis bercinta saja yang harus cuci tangan dan mandi keramas.
Negara-negara Eropa dan Amerika atau sebagian Asia, memang mempunyai standar kesehatan yang tinggi. Sedangkan negara berkembang atau seperti Indonesia masih dibawah standar negara-negara maju tersebut.
Orang yang sudah terbiasa hidup sehat, tubuhnya atau reaksi tubuhnya sangat sensitif kalau ada asupan makanan atau virus yang masuk dalam tubuhnya. Sedangkan orang kalau tidak terbiasa hidup sehat, terkadang malah kayak kebal terhadap virus atau penyakit.
Contohnya,kuli atau tukang bangunan, kalau makan gorengan tidak pernah cuci tangan dulu, hanya tangannya dilapin ke celana atau baju terus ambil gorengan dan dimakan.Ya aman-aman saja,karena udah terbiasa.Tapi jangan coba-coba orang yang sudah terbiasa hidup sehat.
Terkait virus Corona,jadi ingat kasus flu burung pertama pada tahun 2005, pada waktu itu penghobi burung panik. Dan burung seperti Cucak Rowo dan Muray yang harganya bisa diatas lima juta-hanya dijual 1 juta atau lima ratus ribu. Bahkan ada yang dikasihkan saja. Tentu yang senang yang membeli, karena setelah virus flu burung mereda,harga burung-burung itu dijual dengan harga mahal.Itu semua karena kepanikan.
Jangan sampai ada larangan dari pemerintah, terkait aktivitas bercinta pasangan suami-istri, karena virus Corona bisa menular dari ludah atau ciuman bibir. Aksi saling brakot untuk sementara dihindari.Masak bercinta harus pakai masker?
Ojo kagetan, ojo gumunan dan ojo panikan. Virus Corona vs virus Congorna dan virus Congorna lebih berbahaya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews