Psikologi [3] Lima Pertanyaan Penting dalam Psikologi dan Tantangan di Bidang Studi

Penelitian saat ini sama-sama mendukung pekerjaan Freud dan mengakui pentingnya faktor tidak sadar dalam mempengaruhi perilaku manusia.

Senin, 29 Juli 2019 | 07:38 WIB
0
335
Psikologi [3] Lima Pertanyaan Penting dalam Psikologi dan Tantangan di Bidang Studi
ilustr: APS

1. Hubungan Alam dan Pemeliharaan atau Saling Ketergantungan:

Ini adalah salah satu bidang paling penting dari para Psikolog sejak studi tentang Psikologi sebagai subjek khusus telah dilakukan. Studi penelitian ekstensif masih berlangsung untuk memahami hubungan antara gen dan faktor lingkungan untuk menganalisis alasan perbedaan perilaku pada individu dan bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungan.

Banyak ilmuwan dan pemikir setuju pada fakta bahwa gen dan lingkungan memainkan peran penting dalam mempengaruhi perilaku manusia. Masih, seperti Harris (1998) & Pinker (2002), banyak yang perlu dipelajari tentang bagaimana alam (kerangka kerja biologis kita) dan pengasuhan (pengalaman seumur hidup kita) bekerja bersama.

Penelitian mengungkapkan bahwa proporsi variasi yang dapat diamati dalam karakteristik (dalam hal kecerdasan, tinggi, dll) di antara orang-orang adalah karena variasi genetik, yang juga digambarkan sebagai heritabilitas dari karakteristik. Pertanyaan asosiasi atau hubungan antara alam dan pengasuhan cukup kompleks dan sangat sulit dijawab.

2. Determinisme versus Kemauan Bebas:

Pertanyaan ini menyangkut sejauh mana orang dapat melakukan kontrol atas perilaku atau tindakan mereka sendiri. Para psikolog prihatin dengan memahami pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap perilaku kita yang dipandu oleh kekuatan-kekuatan yang berada di luar kendali kita atau apakah kita memilih perilaku yang ingin kita ikuti. Banyak dari kita mungkin memiliki preferensi untuk kehendak bebas, yang berarti kebebasan untuk melakukan apa pun yang ingin dilakukan, yang tidak dapat dilakukan.

Tetapi, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kita tidak dapat sepenuhnya mengendalikan perilaku kita, cara kita berpikir atau mungkin ingin berubah (Wegner, 2002). Perilaku adalah produk dari berbagai faktor lingkungan dan faktor genetik.

3. Hubungan Akurasi dan Ketidakakuratan:

Pertanyaan ini berusaha untuk menemukan jawaban untuk hubungan antara kemampuan pengambilan keputusan yang tidak akurat dan akurat dari manusia. Psikolog berusaha menganalisis sampai sejauh mana otak manusia dapat bertindak sebagai pengolah informasi dan seberapa efisien otak manusia dapat merencanakan atau mengimplementasikan keputusan yang efisien (Fiske, 2003).

Tetapi, kenyataannya berbeda dan otak manusia jauh dari sempurna karena gaya berpikir kita diatur oleh persepsi kita tentang dunia di sekitar kita, emosi dan motivasi kita. Oleh karena itu, keputusan kita dapat mengalami ketidakakuratan dan dikuasai oleh pengaruh bias persepsi kita.

4. Pemrosesan Tidak Sadar dan Sadar:

Aspek sadar dan tidak sadar dari otak manusia, perbedaan perilaku dan pola psikologis telah dijelaskan dalam teori Psikodinamik Freud sampai batas yang sangat besar. Bahkan penelitian kontemporer tentang psikologi kognitif, sama-sama menggarisbawahi bahwa perilaku kita sebagian besar diatur oleh berbagai variabel yang mungkin tidak jelas dan yang paling tidak kita sadari.

5. Persamaan versus Perbedaan:

Psikolog sejak beberapa tahun telah meneliti tentang menganalisis persamaan dan perbedaan psikologis dan kepribadian antara pria dan wanita. Pertanyaan tentang persamaan dan perbedaan etnis, wilayah atau budaya dan perilaku orang di seluruh dunia juga telah dianalisis. Psikolog lintas budaya, kepribadian, dan psikolog sosial berupaya menjawab pertanyaan terkait dampak lingkungan atau latar belakang orang pada perilaku mereka.

Tantangan ke Bidang Psikologi

Psikologi adalah bidang studi yang kompleks. Menurut Wilson (1998), Psikolog dihadapkan pada tantangan untuk memahami dan mengobati berbagai gangguan psikologis seperti depresi, histeria dan banyak lainnya, karena mempelajari masalah psikologis ini sangat kompleks.

Studi psikologi bertujuan untuk memprediksi dan memahami penyebab perbedaan perilaku manusia. Karena, penelitian ini didasarkan pada prediksi yang mungkin akurat atau tidak akurat, memahami perilaku manusia sangat sulit karena perbedaan kepribadian orang, akibatnya mereka bereaksi secara berbeda terhadap situasi yang berbeda.

Perbedaan individu ini didasarkan pada dimensi psikologis atau fisik. Sebagai contoh, beberapa orang mungkin menderita depresi tanpa alasan yang jelas, sedangkan mungkin ada banyak orang yang menghadapi peristiwa traumatis atau sangat merugikan dalam hidup mereka dapat berjalan dengan lancar tanpa depresi.

Perbedaan-perbedaan dalam perilaku individu ini disebabkan oleh perbedaan dalam variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku manusia yang tidak dapat diprediksi secara pasti tetapi hanya probabilitas yang dapat diturunkan. Misalnya, individu yang mendapat nilai tinggi pada tes IQ diharapkan memiliki kinerja rata-rata yang lebih baik daripada mereka yang mendapat nilai rendah dalam tes IQ, tetapi prediksi tersebut mungkin tidak akurat dalam arti sebenarnya dalam menjelaskan secara tepat seberapa efektif seseorang akan mampu melakukan .

Perilaku manusia dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling bergantung satu sama lain dan cenderung tumpang tindih, akibatnya sulit untuk memastikan atau menganalisis penyebab perilaku tersebut. Sebagai contoh, banyak orang mungkin mengalami depresi karena alasan biologis yang mengakibatkan ketidakseimbangan neurotransmiter di otak. Depresi ini dapat membuat mereka berperilaku negatif dengan dunia luar, yang pada gilirannya dapat memaksa orang untuk bereaksi negatif terhadap mereka dan membuat mereka semakin tertekan.

Di sini, kita dapat melihat bagaimana faktor-faktor biologis saling terkait dengan faktor-faktor sosial dalam mempengaruhi perilaku atau kondisi psikologis seseorang, akibatnya mungkin sulit untuk menilai penyebab spesifik perilaku tersebut.

Tantangan lain yang kompleks dari psikologi adalah perilaku manusia yang sangat luas adalah hasil dari faktor-faktor yang tidak berada dalam kendali kita atau di luar lingkup pikiran sadar kita, yang membuat sangat sulit bagi individu untuk memahaminya.

Studi yang dilakukan oleh Neurologist Austria Sigmund Freud (1856-1939), mengungkapkan bahwa proses tidak sadar adalah penyebab sebenarnya dari sebagian besar masalah atau gangguan psikologis, yang tetap dalam ingatan kita dalam keadaan tertekan dan tidak diketahui oleh kita dalam kondisi normal. Penelitian saat ini sama-sama mendukung pekerjaan Freud dan mengakui pentingnya faktor tidak sadar dalam mempengaruhi perilaku manusia.

***
Solo, Senin, 29 Juli 2019. 7:29 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko