Belajar Menulis di PepNews dari Kang Pepih

Senin, 31 Desember 2018 | 11:05 WIB
2
762
Belajar Menulis di PepNews dari Kang Pepih
Saya Anto Kasihanto (Foto: Istimewa)

Saya ucapkan terima kasih kepada Kang Pepih yang sudah memberikan suport/dorongan atau motivasi dalam proses belajar menulis di PepNews. Yang telah menemukan atau menarik saya dari sampah kolom komentar untuk belajar atau mencoba menulis di PepNews. Padahal saya tidak punya bekal, basic atau latar belakang menulis.

Awalnya hanya karena sering mampir di halaman atau pelataran akun Kang Pepih, sekedar memberi like atau sering memberikan komentar pendek dikolom komentar. Entah kenapa Kang Pepih meminta atau memberikan suport untuk menulis  di PepNews. Ntar dibuatkan ID dan Password nya,begitu kata Kang Pepih waktu itu. Tapi waktu itu saya jawab: "Saya belum pede untuk menulis."

Kenapa saya jawab belum pede untuk belajar menulis? Karena memang saya selama ini hanya penikmat tulisan orang-orang  di media sosial dan penikmat berita media online. Saya juga menyadari kekurangan diri saya yang tidak punya basic atau latar belakang sebagai penulis di media sosial. Jangankan menulis, saya belum pernah selama punya akun FB untuk menulis atau membuat status seperti kebanyakan orang dalam bermedia sosial. Bukan karena apa-apa, mungkin terkait sifat tertutup atau rasa kurang percaya diri saja.

Apalagi penulis-penulis di PepNews orang-orang yang sudah berpengalaman dalam dunia tulis menulis, seperti rekan-rekan wartawan atau penulis lain yang sudah dulu eksis dengan segudang pengalaman menulis. Untuk merangkai kata menjadi kalimat, dari kalimat menjadi paragraf bagi saya terlalu berat.

Akhirnya Kang pepih pada akhir bulan Desember 2017 lewat kolom komentar mendorong atau mensuport saya lagi untuk menulis di PepNews. Dan seperti biasa ntar akan dibuatkan ID dan Passord nya atau bisa lewat email. Dan, saya jawab: "Boleh Kang Pepih tapi dengan syarat tolong ntar dibantu atau dikoreksi kalau ada kesalahan tata bahasa dalam penulisan." Dan dijawab: "Siyaap" oleh Kang Pepih.

Jadi Kang Pepih sampai dua kali meminta atau mendorong saya untuk belajar menulis di PepNews. Sebenarnya yang ditawari atau diminta untuk menulis lewat kolom komentar bukan saya saja, ada juga orang lain ditawari. Mungkin Kang Pepih sebagai mantan wartawan mempunyai intuisi atau feeling tersendiri. Karena hanya lewat komentar-komentar di akunnya bisa tahu seseorang ini bisa diarahkan untuk belajar menulis.

Tawaran kedua Kang Pepih saya sanggupi karena pada waktu itu juga bertepatan mau memasuki awal tahun 2018. Dan momen itu saya jadikan motivasi atau semangat untuk belajar menulis.

Akhirnya pada awal tahun 2018 tanggal 2 Januari, saya mengirim tulisan lewat email untuk pertama kali, tetapi bukan tulisan opini politik. Justru saya menulis tentang sifat burung Kedasih yang dikaitkan dengan sifat manusia sekarang. Dan tulisan itu diunggah oleh Kang Pepih tanggal 3 januari 2018.

Tulisan pertama dan kedua dikirim lewat email oleh teman kantor saya karena saya juga punya kekurangan, yaitu gaptek. Dan saya minta diajari cara mengirim email, apakah email itu sudah terkirim atau belum, bagaimana ngeceknya. Sampai saya benar-benar terbiasa menggunakan atau mengirim tulisan lewat email.

Bisa karena terbiasa. Dan beberapa bulan saya mengirim tulisan lewat email. Belum berani nulis lewat CMS PepNews. Penyebabnya ya itu tadi "gaptek".

Pada waktu itu Kang Pepih bilang, "Mas ntar nulisnya di CMS aja biar lebih mudah, sudah dikirim ID dan Passwor lewat email." Tapi untuk menutupi kekurangan saya akibat gaptek,  saya jawab: "Iya-iya" aja. Padahal saya sebenarnya ga begitu paham, apa itu CMS.

Pada waktu menulis untuk pertama kali di PepNews soal filosofi burung Kedasih atau Emprit Gantil, saya tidak mengalami kesulitan dalam penulisannya. Karena saya memang hobi dalam dunia perburungan dan mitos atau cerita soal burung Kedasih sudah tahu dari kecil. Jadi lebih mudah untuk menuangkan dalam bentuk tulisan.

Tetapi setelah tulisan pertama, tulisan berikutnya lebih banyak opini politik atau "hot news", dan di situlah saya banyak mengalami kesulitan dalam menulis. Ternyata menulis itu tidak mudah. Harus banyak membaca dan referensi. Supaya dalam menulis tidak terlalu sering melihat "primbon google".

Saya juga pernah mengalami kesulitan dalam menulis, baru menulis satu paragraf, bingung mau nulis apa lagi, ide dan pikiran jadi buntu. Kalau sudah begitu saya tutup laptop dan tidak dilanjutkan lagi, ganti tema atau topik tulisan. Dan Kang Pepih pernah memberikan cara atau kiat dalam menulis. Yaitu tulis dulu printilan-printilan nanti baru dikembangkan. Dan lama-lama akhirnya bisa menjadi lancar dalam menulis. Bisa karena terbiasa.

Kalau saya kekurangan ide dalam menulis, biasanya saya  minta saran dari kang Pepih, nulis topik apalagi ini Kang? Biasanya langsung dijawab lewat inbox dan ngasih beberapa pilihan tema atau topik. Dan biasanya juga tidak sampai satu jam saya sudah kirim tulisan itu, tapi hanya saya pilih salah satu saja yang saya pahami.

Setiap habis menulis dan dikirim baik lewat email atau CMS, saya selalu memberi tahu Kang Pepih lewat inbox. Bahwa saya barusan kirim tulisan. Biasanya Kang pepih menjawab: "Siyaaaap...!!"

Sampai saat ini detik ini saya belum pernah ketemu dengan Kang Pepih. Pernah mau ketemuan di Bandung, tapi karena kejauhan akhirnya tidak jadi ketemuan. Jangankan ketemuan. Sampai saat ini detik ini juga, saya belum pernah mendengar suara Kang Pepih, begitu juga sebaliknya, Kang Pepih juga belum pernah mendengar suara saya. Hehehe... Baik saya dan Kang Pepih belum pernah telpon-telponan.

Komunikasi saya dengan Kang Pepih hanya lewat inbox. Tapi tidak mengurangi keakraban.

Dan di akhir penghujung akhir tahun 2018 ini, dalam proses belajar menulis di PepNews saya sudah menulis 372 artikel dengan berbagai tema atau topik. Artinya hampir setiap hari saya menulis satu tulisan. Bahkan bisa lebih.

Apakah saya menulis setiap hari? Sebenarnya saya menulis tidak setiap hari, tapi saya menulis setiap hari kerja. Jadi dalam seminggu ada juga waktu yang kosong tidak menulis karena malas. Biasanya saya menulis pada pagi hari antara jam 07.30 atau 08.00 pagi sebelum jam bursa buka. Jam bursa bukanya jam 09.00. Dan kadang menulis lagi pada waktu istirahat, tergantung ide dan hot issue atau mood.

Kalau pada bulan sebelumnya saya surplus atau lebih dalam menulis, biasanya bulan berikutnya saya lebih santai dalam menulis. Tapi saya usahakan tetap menulis minimal sehari satu tulisan. Tetapi kalau bulan sebelumnya saya defisit atau kurang dalam menulis. Maka bulan berikutnya saya harus banyak menulis untuk menutupi kekurangan tulisan bulan sebelumnya. Kalau dalam satu bulan ada 30 atau 31 hari. Maka saya harus menulis 35 artikel.

Dan saya sering dalam sehari menulis dua artikel atau tulisan. Maksimal tiga dalam sehari.

Tulisan saya di PepNews 90% opini politik tanah air, dan sisanya ada opini politik timur tengah dan alutsista.

Tentu saya juga menyadari kekurangan-kekurangan dalam proses belajar menulis ini. Biasanya saya minta kepada Kang Pepih untuk memoles tulisan saya. Saya dan kang Pepih punya istilah sendiri, yaitu dipoles. Bukan di edit. Kadang kalau saya menulisnya kurang panjang, saya minta Kang Pepih untuk menambahin tulisan saya itu.

Dang Kang Pepih sudah paham dengan maksud saya. Dan saya juga tidak pernah membuat judul dalam tulisan, kecuali setelah web PepNews mengalami perbaikan. Karena kalau tidak diberi judul tidak bisa di publish.

Jadi kalau ada judul yang kadang bikin orang sensi, itu pasti dari Kang Pepih, Hahaha...

Dan saya belajar menulis di PepNews benar-benar dari nol karena tidak punya basic atau latar belakang menulis.

Terima Kasih banyak untuk Kang Pepih.

***