Dengan sinergi lintas kementerian dan dukungan seluruh pemangku kepentingan, Sekolah Rakyat diharapkan dapat menjadi simbol kehadiran negara dalam memberikan hak pendidikan yang merata bagi seluruh anak bangsa.
Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam memperluas akses pendidikan bagi masyarakat miskin dan miskin ekstrem. Salah satu langkah konkret yang kini sedang didorong adalah peningkatan kapasitas Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif pendidikan inklusif yang digagas untuk menjangkau siswa dari kelompok ekonomi terbawah.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan secara langsung agar Sekolah Rakyat dapat menampung sebanyak mungkin siswa dari keluarga miskin. Menurutnya, arahan tersebut menjadi landasan kuat untuk mempercepat ekspansi dan penguatan sistem Sekolah Rakyat di berbagai wilayah.
“Kita harus all out, tidak boleh setengah jalan. Banyak saudara kita dari desil 1 yang berharap bisa bersekolah di Sekolah Rakyat. Jika bisa dimaksimalkan (kapasitas siswa), maka dimaksimalkan,” ujar Gus Ipul.
Ia menekankan pentingnya strategi khusus dan terobosan agar target jangkauan siswa bisa tercapai secara optimal. Salah satunya melalui optimalisasi titik lokasi dan jumlah rombongan belajar (rombel) yang dapat ditampung di masing-masing satuan pendidikan.
“Strategi percepatan sangat penting. Kita tidak hanya butuh jumlah, tetapi juga kecepatan dalam perluasan. Pemerintah hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan pendidikan dasar yang layak,” imbuh Gus Ipul.
Hingga saat ini, Kementerian Sosial telah memverifikasi sebanyak 65 lokasi penyelenggaraan Sekolah Rakyat di berbagai daerah. Namun angka ini diproyeksikan akan terus meningkat.
Kepala Biro Umum Kementerian Sosial, Salahudin Yahya, menyebutkan bahwa jumlah titik lokasi diperkirakan akan mencapai 100 lokasi hingga akhir kuartal kedua tahun ini. Dengan capaian ini, Sekolah Rakyat ditargetkan mampu menampung hingga 10.000 siswa. Ia juga menyampaikan bahwa dukungan pemerintah daerah menjadi salah satu kunci dalam percepatan realisasi target tersebut.
“Melalui pendekatan intensifikasi, satu titik bisa ditingkatkan dari dua rombel menjadi empat, tergantung kapasitas bangunan,” ujar Salahudin.
Di tengah upaya peningkatan kuantitas, kualitas pendidikan di Sekolah Rakyat pun tidak luput dari perhatian. Plt Kepala Badan Standar Kurikulum Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen, Toni Toharudin, menuturkan bahwa saat ini Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sedang menyusun kurikulum khusus untuk Sekolah Rakyat.
“Nantinya murid bisa bersekolah gratis dan berkualitas di Sekolah Rakyat. Jadi kita akan support mengembangkan kurikulumnya,” ujar Toni.
Kurikulum tersebut, menurutnya, merupakan adaptasi dari Kurikulum Nasional yang kemudian dikembangkan lebih lanjut menjadi Kurikulum Nasional Plus. Tim Formatur Sekolah Rakyat menyebut pendekatan ini akan mengadopsi praktik-praktik terbaik dari model pendidikan unggulan seperti Sekolah Unggulan Garuda.
“Plusnya ini akan seperti Sekolah Unggulan Garuda. Artinya, meski ditujukan bagi kelompok miskin, kualitasnya tidak akan dikompromikan,” tegas Toni.
Langkah-langkah strategis pemerintah ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, terutama pemerhati pendidikan dan pegiat sosial. Sekolah Rakyat dinilai sebagai jawaban atas tantangan ketimpangan akses pendidikan, terutama di daerah tertinggal dan komunitas marginal.
Inisiatif ini juga sejalan dengan agenda pembangunan sumber daya manusia unggul yang menjadi prioritas nasional. Dengan sinergi lintas kementerian dan dukungan seluruh pemangku kepentingan, Sekolah Rakyat diharapkan dapat menjadi simbol kehadiran negara dalam memberikan hak pendidikan yang merata bagi seluruh anak bangsa.
“Ini bukan sekadar program sosial, tetapi investasi besar untuk masa depan Indonesia. Ketika anak-anak dari keluarga miskin mendapat pendidikan berkualitas, maka kita sedang membangun fondasi bangsa yang lebih adil dan berdaya saing,” tutup Gus Ipul.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews