Ke Mana Aja, Pak?

Untuk korban meninggal terbanyak akibat coronavirus Provinsi DKI Jakarta masih yang tertinggi. Sudah ada 46 warga DKI Jakarta yang meninggal dari total 78 warga negara Indonesia.

Jumat, 27 Maret 2020 | 09:03 WIB
0
245
Ke Mana Aja, Pak?
Anies Baswedan (Foto: beritasatu.com)

Baca Juga: Anies Lockdown Pecundang

Gubernur DKI Jakarta ke Mana? Apa kerjanya? Tidak Sadar Warga Ibukota yang Jadi Korban Coronavirus Makin Banyak?!

Selama “social distancing” dan “stay at home”, sekitar pukul 15.00 WIB - 17.00 WIB, dari berbagai media online saya selalu mengikuti laporan harian Gugus Tugas Covid-19 yang dipimpin Ketua BNPB (Badan Nasional Penaggulangan Bencana) Doni Monardo. Memantau hasil konperensi pers oleh sang jubir gugus tugas yang berasal dari Kementerian Kesehatan RI. Terutama terkait data terbaru korban wabah coronavirus di Tanah Air.

Sebab dari update data gugus tugas yang dibentuk khusus oleh Presiden Jokowi itu kita dapat gambaran bagaimana penanganan wabah ini di tiap provinsi di Indonesia. Dan salah satu penyebab mengapa makin banyak korban di satu provinsi tentu saja terkait dengan keseriusan kerja gubernurnya.

Pada hari Kamis (26/3) sore kemarin, menurut Jubir Achmad Yurianto, ada penambahan kasus konfirmasi positif coronavirus sekitar 103 orang. “Sehingga jumlah warga yang terkena coronavirus totalnya 893 orang," jelas sang jubir.

Dari data terbaru itu, seperti hari-hari yang lalu, Provinsi DKI Jakarta masih menempati posisi pertama daerah dengan jumlah korban terinfeksi coronavirus terbanyak di Indonesia. Tercatat 515 orang warga ibukota menjadi korban wabah coronavirus dari total 893 orang warga negara Indonesia yang terkena coronavirus.

Begitupun juga untuk korban meninggal terbanyak akibat coronavirus Provinsi DKI Jakarta masih yang tertinggi. Sudah ada 46 warga DKI Jakarta yang meninggal dari total 78 warga negara Indonesia yang meninggal akibat coronavirus.

Dari grafik tampak warga ibukota yang menjadi korban coronavirus makin meningkat saja. Ada kenaikan sebanyak 52 orang dibanding data sehari sebelumnya (463 orang) dan 91 dibanding data dua hari sebelumnya (424 orang)!

Melihat data ini harusnya Gubernur DKI Jakarta segera berbenah - dengan bekerja cepat dan terukur - ikut aktif membantu upaya pemerintah pusat menanggulangi penyebaran wabah coronavirus seperti yang dilakukan gubernur-gubernur di provinsi lainnya.

Jika tak ada langkah konkret dari Gubernur DKI Jakarta untuk menanggulangi sebaran coronavirus di ibukota yang makin meningkat tiap hari itu berarti terbukti bahwa ia memang tak peduli pada keselamatan warga Jakarta atau memang dia tidak (bisa) kerja, selain ngomong doang, seperti yang sudah kita ketahui selama ini.

Oh, ya, alih-alih tanggap bekerja, Gubernur DKI Jakarta ini malah pernah membuat pernyataan yang membuat kita semua cemas. Di sebuah acara televisi pada Rabu (11/3) lalu dia bilang dalam dua pekan (antara 11 Maret 2020 sampai 25 Maret 2020) bakal ada ledakan 6.000 orang warga negara Indonesia yang terkena wabah coronavirus. Untung saja omongan dia tidak terbukti. Bayangkan bakal kegedean kepala, tuh, dia bila omongannya betulan kejadian.

Pertanyaannya sekarang: Gubernur DKI Jakarta, where are you now? And what are you doing for your people?

Don’t (only just) talk too much on television!

Sumber info grafis: CNN Indonesia