Anies Lockdown Pecundang

Presiden Joko Widodo terkesan mengikuti langkah Anies karena imbauannya sama yakni bekerja, belajar dan beribadah di rumah sebagai wujud gotong royong nasional menghentikam corona.

Senin, 23 Maret 2020 | 13:30 WIB
0
951
Anies Lockdown Pecundang
Anies Baswedan (Foto: Detik.com)

Gak kaget kok lihat banyak Jokower dan influencretnya yang kebakaran pantat melihat aksi cepat tanggap Anies Baswedan yang nampak menyempal dari program nasional.

Disclaimer saya; Saya pendukung Jokowi dan tidak suka Anies. Namun secara proportional, saya kritis terhadap Jokowi dan tidak menutup mata atas keberhasilan yang dibuat Anies.

Jadi saya memandang langkah Anies soal Convid 19 ini mendobrak kebijakan pusat bekerja diam-diam atasi corona virus lengkap dengan berbagai kebohongan dan keterlambatan.

Maksud kebohongan itu sebenarnya mulia yakni membuat masyarakat agar tidak panik. Namun yang tidak diperhitungkan adalan kecepatan penyebaran virus itu sendiri. Yang akhirnya memaksa pemerintah harus buka bukaan.

Presiden Widodo akhirnya mengakui usaha senyap itu lengkap dengan segala kegagalannya.

Sekarang, pemerintah sudah mau membuka data daerah mana saja yang terjangkit virus. WHO yang tahu kebijakan salah itu lantas memperingatkan bahwa Indonesia harus serius memikirkan cara jitu mencegah Convid 19 yang sudah dikatakan sebagai pandemic.

Jika sudah dikatakan pandemic, maka Convid 19 dinyatakan sebagai wabah yang bisa berujung pada "pagebluk" yang memakan banyak korban jiwa seperti di China, Iran Dan Italia.

Hanya transparansi yang membuat semua orang waspada dan menjaga kesehatan masing-masing semaksimal mungkin.

Baca Juga: Pesan "Efek Kejut" Anies yang Bikin Gemes

Itu sebabnya Presiden melalui juru bicara Convid 19 dan ketua gugus tugas reaksi cepat melawan Convid 19 menyatakan wabah virus ini sebagai bencana nasional.

Gugus tugas yang dibentuk membuat seluruh kantor BNPB di Indonesia sebagai kantor pusat tracking dan penanggulangan wabah bekerja sama dengan aneka kementerian dan pemerintah daerah.

Pusat tidak lagi memonopoli data penderita dan membolehkan pemerintah daerah menerapkan status darurat berdasarkan angka kejangkitan.

Anies tahu soal kelemahan pendekatan pemerintah yang bekerja diam diam tapi gagal. Dia menerapkan langkah yang dia ambil ketika kerusuhan pasca pemilu Mei 2019.

Dia kunjungi pelaku kerusuhan untuk menunjukkan kepada public bahwa ada kebrutalan aparat keamanan terhadap demonstran.

Dalam soal wabah Convid 19, Anies mendahului pernyataan juru bicara pemerintah dan president Joko Widodo mengenai perlunya social distance measure atau pembatasan kontak sosial agar wabah dicegah dan dihentikan.

Di tengah keengganan pemerintah pusat buka bukaan soal Convid 19, Anies justru bilang Jakarta sedang dalam tingkat kewaspadaan tinggi karena fakta menunjukkan bahwa orang yang paling banyak tertular virus itu adalah warga Jakarta.

Karena itu dia yang pertama memerintahkan penutupan sekolah Dan pusat hiburan. Dia minta warga Jakarta agar tetap di rumah, melarang kegiatan luar ruang dengan massa banyak serta menutup seluruh tempat wisata. Sistem transportasi juga dibatasi.

Kebijakan Anies segera diikuti oleh sejumlah pemerintah daerah.

Presiden Joko Widodo terkesan mengikuti langkah Anies karena imbauannya sama yakni bekerja, belajar dan beribadah di rumah sebagai wujud gotong royong nasional menghentikam wabah Convid 19.

Jadi dalam soal Convid 19, Anies menang banyak. Dia menyempal dari kebijakan nasional yang terkesan lebih senang bekerja tertutup. Dia memaparkan data bahwa saat ini Ada sekitar 600 orang di Jakarta yang dalam pantauan apakah mereka positif atau bebas dari virus dengan konsentrasi terbanyak berada di Jakarta Pusat Dan Selatan.

Mereka itu dipantau karena mengalami demam tinggi dengan gangguan pernafasan setelah bepergian ke negara yang kena wabah.

Aneka kebijakan Anies itu sebenarnya adalah menerapkan semi lockdown di Jakarta, namun dengan bahasa yang berbeda.

Data ini membuat pemerintah pusat tersengat. Aksi diam-diam akhirnya tidak bisa dipertahankan lagi. Dan Anies menyediakan diri untuk dihujat oleh siapapun termasuk Jokower dan influencret mereka yang dengan haru biru mendukung dan memuja puji aksi diam diam pemerintah yang jelas jelas salah.

Yang sama salahnya dengan aksi senyap lolosnya UU KPK yang kini dicoba lagi untuk diterapkan diberbagai sektor.

Jika pemerintah terus demikian, Jokower dan para influencretnya janganlah salahkan Anies jika dia melejit.

Karena dia berhasil me-lock down- para pecundang dengan cara dia yang sangat cerdik, taktis dan...

Ndablek....

Tahu arti ndablek kan?

***