Kementerian Kesehatan harus duduk semeja dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Kehutanan/Lingkungan Hidup membahas konsep One Health ini dengan lebih serius dan seksama.
Saya pernah menulis bahwa Pandemi Covid-19 ini merupakan teguran atau Karma Alam dan Lingkungan Hidup terhadap ulah manusia selama ini. Video World Economic Forum di bawah ini mendukung pendapat saya.
Ini sebenarnya terpulang pada bagaimana falsafah hidup kita sebagai umat manusia dalam berinteraksi dengan alam. Ada dua kubu ekstrim: Man IN Nature versus Man AND Nature. Pandangan hidup pertama adalah menempatkan manusia sebagai bagian dari Alam.
Saya kebetulan pernah menonton film dokumenter "SEME7TA", dan salah satu tokoh yang ditonjolkan adalah guru agama di Aceh. Dengan bijak ia memahami mengapa gajah mengamuk dan menyerbu ladang warga. Tak lain karena habitat gajah di hutan hujan tropis Aceh semakin habis.
Pandangan hidup kedua, lebih diwakili oleh Falsafah Barat: Manusia adalah Penguasa Alam. Eksploitasi alam habis-habisan, termasuk pembabatan hutan dan diganti perkebunan monokultur seperti sawit, hingga konsumsi BBM yang terus meningkat, akhirnya menimbulkan perubahan iklim, efek rumah kaca, dll.
Dan yang kita kerap abai: munculnya virus-virus patogen baru. Sebut saja HIV pemicu AIDS, virus Ebola, Hanta, Lassa, Marburg, dan virus-virus Corona penyebab SARS, MERS serta Covid-19. Ini semua akibat Virus Sphere mereka terganggu.
Seyogianya Konsep Kesehatan Tunggal (One Health) yang sudah beberapa tahun lalu dicanangkan di dunia, kita praktikkan di Indonesia. Kesehatan Manusia tak bisa dilepaskan dari Kesehatan Hewan Ternak/Peliharaan dan Kesehatan Satwa Liar.
Karenanya Kementerian Kesehatan harus duduk semeja dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Kehutanan/Lingkungan Hidup untuk membahas konsep One Health ini dengan lebih serius dan seksama.
Pusat Studi Satwa Primata IPB dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sebenarnya sejak 2014 sudah terlibat dalam Proyek PREDICT yang didukung USAID. Kegiatan ini melibatkan berbagai universitas dan lembaga penelitian di dunia. Dr Joko PamunGkas, virolog senior Pusat Studi Satwa Primata IPB pernah membahas masalah One Health ini di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman tanggal 11 Februari lalu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews