Sosial media merupakan salah satu faktor terpenting apabila ingin menyebarkan informasi ke berbagai jenjang umur. Menggunakan informasi tersebut bisa memperkuat sosialisasi programnya atau mengenalkannya ke calon pelanggan baru.
Loyalty Customer Program bisa menjadi salah satu langkah perusahaan untuk memberikan penghargaan kepada pelanggan setianya. Program ini sebenarnya sudah cukup lama berkembang, namun belum banyak yang mengoptimalkannya. Bahkan tidak jarang koonsumen beralih ke kompetitor yang memiliki kompensasi lebih baik.
Baca Juga: Tips Copywriting yang Menarik agar Mencapai Closing Deal
6 Kesalahan Loyalty Customer Program yang Perlu Anda Hindari
Penyusunan program biasanya melibatkan staf khusus yang ahli di bidang marketing dengan mempertimbangkan berbagai aspek profil pelanggan, namun, tak jarang bebrapa perusahaan melewatkan detail detai berikut
Kurang Jelasnya Aturan atau Sistem Reward
Loyalty customer program harus disertai dengan aturan atau alur reward yang mudah dipahami oleh pelanggan. Mulai dari mendapatkan poin, mengumpulkan poin, hingga pada akhirnya akan menggunakan poin tersebut. Jangan sampai pelanggan tidak tahu cara mendapatkan atau menggunakan poinnya. Pelanggannya akan bingung ketika tiba – tiba poinnya bertambah atau berkurang tanpa sepengetahuannya. Selain tidak nyaman bagi mereka, call center juga akan dibanjiri pertanyaan tentang poin tersebut.
Pelayanan Cenderung Sama ke Semua Pelanggan
Kesalahan lainnya adalah ketika cenderung menyamakan semua pembeli, baik pembeli baru maupun lama. Pemberian fasilitas atau bonus yang sama pada setiap pembeli akan membuat pembeli loyalnya merasa kurang dihargai. Untuk mengatasinya sebenarnya cara terbaik adalah dengan memberikan tier atau penggolongan pembeli. Contohnya apabila telah melakukan transaksi sekian puluh dalam waktu sekian bulan akan naik level. Keuntungannya juga berbeda bergantung levelnya.
Kurangnya Pengenalan Program
Masih banyak yang menyembunyikan layanan loyalitas pelanggannya, bentuknya bisa beragam seperti kurang aktif menunjukkan fitur – fitur layanannya, tidak ada pengingat pada pelanggan apabila poin atau rewardnya akan berakhir, dan berbagai bentuk lainnya. Padahal apabila pelanggannya mengerti benefit atau keuntungan ketika loyal, tentu akan semakin bersemangat dalam mencapai poin tersebut. Selain itu bisa juga pelanggannya akan menceritakan ke circlenya, sehingga bisa menggaet pelanggan baru tanpa harus modal besar.
Penghargaan Diberikan Ketika Transaksi Saja
Kesalahan loyalty customer program berikutnya adalah hanya memberikan reward atau poin ketika bertransaksi saja, terlebih apabila poinnya kecil. Ini akan membuat pelanggan merasa diperas atau dimanfaatkan, akibatnya banyak orang cenderung menghindarinya. Cobalah mencari alternatif lain untuk mendapatkan poinnya, seperti mengikuti challenge atau aktivitas tertentu. Dengan demikian pelanggan tidak akan merasa keberatan dan merasa bahwa perusahaannya benar – benar peduli kepada pelanggannya.
Baca Juga: Pentingnya Konsultan Branding untuk Meningkatkan Bisnis Anda
Mengabaikan Sosial Media
Sosial media merupakan salah satu faktor terpenting apabila ingin menyebarkan informasi ke berbagai jenjang umur. Menggunakan informasi tersebut bisa memperkuat sosialisasi programnya atau mengenalkannya ke calon pelanggan baru.
Selain itu juga bisa mendorong terjadinya interaksi antara pelanggan dengan brand, ini bisa memicu keseruan dalam bersosial media. Misalnya melalui challenge, contest, atau menyorot beberapa karya dari pelanggan setia tentang brand. Jika Perusahaan Anda mengalami kesulitan, Anda bisa gunakan jasa social media dari Agency
Untuk informasi selengkapnya silahkan cek disini. Demikian penjelasan yang saya berikan, semoga bermanfaat!
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews