Berhubung punya pengalaman dengan Grey, kucing angora berbulu kelabu yang sempat menghuni rumah 17 tahun silam, saya agak hati-hati memperlakukan Starry, kucing berbulu keemasan yang baru berusia 5 bulan ini. Starry agak kena pingit ketat, hanya main di rumah saja. Bukan karena Starry betina kecil lalu belum waktunya sudah main cabe-cabean dengan kucing kampung, tetapi pengalaman Grey itu masih menghantui.
Grey agak beda dengan Starry. Kucing jantan itu hijrah ke rumah dari pemilik lama tatkala sudah dewasa, sudah jadi kucing yang memberontak dan karenanya tidak mau diatur. Saya masih ingat pertama kali tatkala Grey dibawa dan dimasukkan mobil Vios warna ungu (warna janda, orang bilang), dia mulai resah dan mengamuk dalam mobil. Setelah di rumah, Grey tidak betah.
Pada satu titik tertentu, Grey hilang tanpa bekas. Ia kabur tanpa bisa saya temukan kembali. Grey konon cari betina untuk dia kawini. Itu kata tetangga yang mungkin merujuk pada pengalamannya sendiri hahaha. Sampai sekarang, saya tidak tahu di mana Grey berada.
Starry adalah penghuni baru. Tak terhitung kucing liar lainnya yang secara hati sudah dekat dengan saya, termasuk si Neige, kucing liar berbulu putih bagaikan salju yang turun di Paris, yang kisahnya saya bukukan dalam kumpulan tulisan "Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang".
Intinya saya tidak membiarkan Starry ke luar rumah. Di luar banyak kucing liar yang biasa saya kasih makan sehingga ketagihan dan kebiasaan, datang lagi dan datang lagi.
Dari balik kasa pintu kawat transparan, Starry hanya bisa melihat dari dalam kucing liar yang lapar meminta makan di luar.
Sekali waktu nyonya rumah menyarankan ajak Starry jalan-jalan ke luar, biarkan dia mengenal lingkungan sekitar. Ada baiknya saran ini dan saya coba turuti. Tetapi kenyatannya, Starry langsung berlari menjauh. Naluri kaburnya kambuh.
Paling sulit kalau ia sudah ngumpet di bawah mobil tetangga yang parkir di teritori rumah tetangga itu, yang ga elok kalau harus menjejaknya, harus minta izin ambil Starry meski kepada tetangga. Lebih repot kalau Starry ngumpet di kolong mobil tetangga yang berstatus janda, agak sungkan saya mengambilnya, dikira "ada udang di balik nyari Starry". Akhirnya Starry kena pingit lagi.
Tetapi ketika kemarin Starry ke luar sendiri karena pintu depan terbuka tanpa sengaja karena ada tamu, ia tidak berlari lagi. Ia hanya bermain rumput di halaman depan yang sempit, sesekali matanya menatap kupu-kupu yang lewat, juga melihat awan berarak di langit biru. Ia demikian penuh perhatian menyimak binatang-binatang kecil yang hadir di sekitarnya. Kadang ia bersembunyi di balik semak kecil dan rerumputan tinggi.
Risikonya, badannya jadi kotor dan basah oleh air yang masih menggenang di rerumputan. Meski belum lama mandi, terpaksa Starry harus mandi kembali. Saya memperhatikan dan tak mau melihat Starry pergi. Starry puas. Ia sudah melihat indahnya dunia, setidak-tidaknya pagi itu saja.
11022018
***
Catatan sebelumnya:
http://pepnews.com/2018/02/11/starrys-story-1-takut-hujan/
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews