Mulai saya mencarinya di Media Sosial. Ternyata Ustad Somad berinstagram dan berfacebook namun tidak bertwitter. Saya mulai memfollownya. Rutin saya mendengar kajiannya. Sampai hafal kisah kisah joke standard ala Ustad Somad tentang namaya "Qulhuallahuahad, Allahusomad", "Ceramah 600 Milliter" "Budak Lapendos (laki laki penuh dosa).
Bahkan stand up comedian level dewa pun kalau kita mintakan membuat script komedi berdiri semisal Ustad Somad, akan gagal menulang tawa berkala masif. Sebab bagaimana caranya, menyelipkan humor sembari menyampaikan misi suci dakwah islam. Memberi canda sembari mengantar nasehat. Musahabah diri.
Memfollow Media Sosialnya, mau tak mau membuat timeline saya disapa Ustad Somad secara rutin. Di sana saya kembali kaget. Ini orang tenaga tidak ada habisnya. Hari ini di Semarang, kemaren baru dari Terempa Anambas, besok sudah sampai di Pontianak.
Di Pontianak bukan pula ceramah di satu masjid. Subuh di masjid A, zuhur di masjid B di kabupaten yang sudah berbeda, maghrib tabligh akbar lagi di Ibu kota provinsi. Tidak berhenti. Tema pun berganti ganti. Pertanyaan dari umat sangat random datang padanya. Dia jawab tanpa memberi jeda waktu berfikir.
Bener bener saya bertambah kagum. Ini Ust Jenius. IQ nya pasti di atas rata rata. Saya mulai bertanya. Apalah yang Mak nya kasih pada dia sejak kecil. Sampai bisa menghasilkan manusia macam ini.
Pelan tapi pasti. Ustad Somad menjadi buah bibir. Setiap dia menyampaikan ceramah, mengisi tabligh akbar, ribuan jemaah hadir. Bahkan puluhan ribu. Menyemut di masjid masjid bandar. Tua muda. Berbagai lapisan masyarakat hadir di kajiannya. Orang berpangkat, pejabat tinggi negara, anak millenial, mamah mamah muda anak baru satu (mahmud abas), sampai orang orang tua datang menghadiri kajian beliau.
Muncul istilah baru, Abdul Somad Dai Sejuta views. Ceramah ceramah nya di Youtube menembus Views Jutaan. Dakwah offline ribuan jamaah, di online penikmat dakwahnya melipat lipat eksponensial, menjadi jutaan.
Ketika ditanya soal itu, dia dengan santai menjawab, "Iya saya ini sebenernya bukan ustadz. Saya ini cuma tukang cerita."
Saya mengerti apa yang beliau maksudkan. UAS ibarat Young Dolah, tukang cerita ulung dari Bengkalis, yang senantiasa ditunggu tunggu orang dari kampung ke kampung di melayu pesisir sana pada zaman dahulu membawa kabar dan cerita dari negeri jauh.
Jika Young Dolah membawa cerita untuk kemudian merangsang imajinasi orang orang kampung di Melayu pesisir. Ustad Somad membawa cerita untuk kita merenung diri. Mengantarkan kita pada mengingat Tuhan.
Ustad Somad beyond Young Dolah. Dalam khazanah Melayu klasik, Ustad Somad bisalah kita setarakan mufti mufti ulama penasehat negeri yang bertugas ganda, memberi nasehat kepada Sultan, sekaligus menjadi suluh kepada rakyat penjuru negeri.
Sederhananya, Ustad Somad adalah Mufti Tukang Cerita.
(Bersambung)
***
Tulisan Sebelumnya:
http://pepnews.com/2018/09/18/24-jam-bersama-tuan-guru-abdul-somad-bagian-1/
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews