Jenderal Tito Komplain, Anggap Bachtiar Nasir Sudah Main Plintir

Rabu, 18 Juli 2018 | 20:00 WIB
0
641
Jenderal Tito Komplain, Anggap Bachtiar Nasir Sudah Main Plintir

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) memang sudah dibubarkan oleh pemerintah dengan dikeluarkan Perppu dan organisasi itu menjadi terlarang untuk hidup di Indonesia.

Sekalipun sudah dibubarkan oleh pemerintah, bukan berarti organisasi HTI ini mati atau tidak menjalankan aktivitasnya di Indonesia. Mereka tetap seperti biasa mengadakan rapat-rapat atau pertemuan dengan berbagai acara yang dikemas sedemikian rupa supaya tidak dibubarkan oleh aparat.

Baru-baru ini ada video yang viral dari kelompok Hizbut Tahrir dan dalam video tersebut ustadz Bachtiar Nasir mengatakan bahwa Kapolri Jenderal Tito Karnavian seolah-olah mengatakan sistem khilafah adalah hal yang paling tepat untuk diterapkan sebagai ideologi Indonesia.

Atas pernyataan ustadz Bachtiar Nasir tersebut Jenderal Tito marah dan geram karena dianggap mendukung sistem khilafah untuk diterapkan di Indonesia.

Dan Jenderal Tito merasa pernyataannya telah dicomot atau dipelintir oleh ustadz Bachtiar Nasir untuk mendukung gerakan khilafah di Indonesia.

Jenderal Tito juga komplain atas video yang viral tersebut.

"Kemarin komplain dengan Ustad Bachtiar Nasir karena ada video yang viral, di tengah-tengah masyarakat kelompok HTI. Dan menyampaikan bahwa Indonesia harus menerapkan sistem khilafah. Karena demokrasi liberal tidak benar menghancurkan negara ini. Dan saya berdiskusi dengan orang yang berkompeten itu, yaitu Kapolri Jenderal Tito Profesor Doktor Tito Karnavian," papar Tito menggambarkan isi video tersebut di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa 17 Juli 2018.

Dan Kapolri juga sudah menghubungi ustadz Bachtiar Nasir untuk melakukan klarifikasi terkait pernyataan Bachtiar Nasir dalam video tersebut. Kapolri juga merasa selama ini penilaiannya terhadap Bachtiar Nasir ternyata salah besar.

Kapolri menganggap ustadz Bachtiar Nasir adalah sosok ustadz yang tidak cerdas karena telah mencomot atau memelintir perkataannya.

"Tapi begitu melihat kata-kata ustadz di situ, saya hilang kesan. Kesan saya Ustadz tidak cerdas yang saya lihat," tegas Tito.

Kapolri juga tidak pernah mengeluarkan perkataan yang mendukung berdirinya khilafah di Indonesia, tetapi diakuinya bahwa ia pernah mengatakan, bahwa saat ini demokrasi liberal menjadi potensi memecah belah bangsa. Tetapi, sistem khilafah sama bahaya dengan demokrasi liberal.

"Tapi saya tidak mengatakan ganti khilafah. Tidak sama sekali tidak. Bahkan saya mengatakan khilafah berbahaya sama kayak demokrasi liberal," tutur mantan Kapolda Metro Jaya itu.

Untuk itu masyarakat untuk hati-hati kalau ada pernyataan-pernyataan sekalipun dari seorang tokoh agama terutama Bachtiar Nasir ini, yang ingin mengadu domba di tengah situasi politik yang makin menghangat. Untuk itu selalulah melakukan kroncek, apakah sumber beritanya valid atau shahih?

Terlebih lagi harus dilihat, orang ini terkait HTI atau tidak.

Pokoknya harus hati-hati kepada yang terlarang-terlarang, termasuk kepada PKI yang sudah dinyatakan terlarang sejak lama.

***