Menganalisa Geopolitik Nasional, Internasional, khsususnya geopolitik Asia pasifik dengan semua tantangannya ke depan.
Indonesia saat ini sangat butuh presiden tipikal Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Anis Matta. Saya hanya akan mengulas tokoh yang layak diulas, saya tidak akan menulis sesuatu yang tidak perlu ditulis, kita bahas Prabowo dan Anis Matta dulu.
Keduanya bukanlah tipikal politisi haus jabatan, mereka berjuang murni demi kebaikan negeri dan umat pada umumnya.
Prabowo dan Anis Matta sudah selesai dengan dirinya sendiri, passion leadership nya sudah sama sama matang.
Prabowo dan Anis Matta semua punya kriteria pemimpin level nasional, elit yang memiliki cukup resources untuk berdiri sebagai nahkoda.
Prabowo dan Anis Matta masuk kategori kelas elit politik yang menghuni kalangan minoritas langka dalam teori kelas politiknya Ilmuwan Italia Gestanea Mosca dan Vilfredo Pareto.
Uniknya, Anis Matta justru berasal dari kalangan bawah biasa, beda dengan prabowo yang lahir dari kalangan elit, namun kelas Anis Matta setara Prabowo meskipun mereka berdua lahir dari latar belakang berbeda.
Anis Matta, DNA dan narasi politiknya bisa dibilang lebih indonesia, karena negeri ini dihuni oleh 88% muslim, Anis Matta mewakili negarawan muslim dengan narasi politik moderat dan sangat jelas.
Prabowo, DNA dan narasi politiknya adalah kerakyatan, kemandirian, dan kedaulatan, narasi yang sangat match dengan politik islam dalam tesis Maqoshid Syariah.
Prabowo dan Anis Matta mewakili semua keinginan dan cita cita rakyat Indonesia yang menginginkan Indonesia maju dan berjaya, Nasionalis dipadukan dengan Moderat Konservatif, racikan yang pas dengan otak kanan nya rakyat Indonesia.
Prabowo dan Anis Matta juga sudah pernah membuktikan duet ideologi yang sangat apik didalam tubuh oposisi Koalisi Merah Putih (KMP) dulu sebelum digembosi oleh pihak pihak yang pragmatis-oportunis disekitar kekuasaan.
Prabowo dan Anis Matta adalah representasi kalangan senior dan kalangan satu level generasi di bawahnya, Prabowo kuat karakternya, Anis Matta kuat Narasi, Visi dan misinya.
Prabowo dan Anis Matta sama sama dijegal oleh pihak pihak yang sangat takut indonesia menemukan passion dan leader yang tepat dalam politiknya, pihak pihak yang selalu ingin indonesia cukup mempraktekkan politik level mitos dan level penonton dan level budak.
Prabowo dan Anis Matta adalah gladiator politik umat yang sesuai dengan DNA zamannya, sesuai dengan politik Islamnya Indonesia, sayannya banyak kalangan spectator dan kalangan apatis yang selalu berupaya menjegalnya.
Prabowo dan Anis Matta memahami dengan baik pembagian tugas demokrasi dan mereka berdua sama sama fasih konstitusi, mereka juga bukan kalangan yang gagap gugup masalah uang, dimana banyak politisi lain sangat gugup dalam hal tersebut dan terus beda pendapat karena beda pendapatan.
Prabowo dan Anis Matta memiliki sense of giving yang cukup peka kepada rakyat indonesia, sense of giving inilah yang memang dibutuhkan dalam diri seorang pemimpin negara kelas indonesia, butuh tokoh dengan keikhlasan lebih.
Anis Matta pernah berkata, jabatan tidak pernah masuk kedalam hati kita, maka wajar, kursi wakil ketua DPR RI ditinggalkan suka rela dan beberapa kali Anis Matta menolak menjadi menteri.
Prabowo pernah berkata, saya sudah selesai dengan diri saya, saya berjuang agar indonesia tidak menjadi negara kacung, negara budak, saya berjuang agar kedaulatan negeri ini kembali. Narasi keduanya yang hampir sama.
Prabowo dan Anis Matta, meskipun haluan politiknya berbeda, adalah pasangan tokoh dengan ideologi yang sangat dibutuhkan Indonesia untuk take off menjadi negara pemain bukan penonton, menjadi salah satu negara yang suaranya akan selalu didengar oleh dunia.
***
Tengku Zulkifli Usman, Analis Politik.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews