Dalam pilkada Jawa Barat, Ridwan Kamil yang saat itu mencari pendamping untuk maju dalam pilkada, yaitu calon wakil gubernur. Pada waktu itu Ridwan Kamil sempat dibuat bingung dan galau, bahkan sampai diminta dengan segera menyampaikan siapa yang jadi calon wakil gubernur.
Tetapi,Ridwan Kamil hanya meminta untuk sabar karena sedang dilakukan komunikasi di antara partai pendukung. Hingga akhirnya Ridwan Kamil menyerah dan merelakan calon wakil gubernur kepada partai pendukung, terutama PKB dan PPP. Ridwan Kamil bersedia berpasangan dengan calon wakil gubernur dari kedua partai tersebut dan akhirnya diputuskan Ridwan Kamil berpasangan dengan bupati Tasikmalaya, Uu Ruzhanul Ulum dari partai PPP.
Ridwan Kamil dibuat bingung dan galau karena partai-partai pendukung ingin kadernya menjadi calon wakil gubernur. Bahkan di antara partai pendukung saling ancam dan saling minta kadernya menjadi pendamping Ridwan Kamil. Partai Golkar akhirnya menarik dukungan yang sudah diberikan kepada Ridwan Kamil. Tinggal dua partai, yaitu PKB dan PPP. Dua partai ini saling ancam, kalau kadernya tidak jadi calon wakil gubernur akan menarik dukungan kepada Ridwan Kamil.
Dan dalam pilpres 2019, Joko Widodo juga dibuat pusing oleh dua partai ini, yaitu PKB dan PPP. Dua partai ini dipimpin oleh ketua partai yang usianya relatif muda, yaitu Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (PKB) dan Romahurmuziy alias Romy (PPP), wajar kalau "libido" politiknya tinggi dan agresif.
Hanya gara-gara Romahurmuziy sering selfi dengan Presiden Joko Widodo dan mengunggah dalam media sosial, membuat panas dan rasa cemburu partai PKB. Memang foto dengan pejabat negara terkadang punya arti atau makna tersendiri, apalagi sekarang tahun politik.
Bahkan waktu presiden Joko Widodo meninjau bandara Kertajati di Majalengka, 17 April 2018 dan menghadiri harlah PMII di Bandung, Cak Imin berfoto atau selfie dengan Presiden Joko Widodo di dalam pesawat Kepresidenan dan fotonya diunggah dan beredar di media sosial. Seakan Cak Imin ingin membalas foto-foto yang sering diunggah oleh Romahurmuziy dan bilang, "emang elo aja yang bisa foto dama Presiden, gue juga bisa!"
Memang Cak Imin begitu agresif dan ingin menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi Joko Widodo sebagai calon presiden, iklanya dan baliho atau posternya ada dimana-mana.
Bahkan presiden Joko Widodo dalam promosi "Asian Games" sempat mengeluh dan protes, sebab promosi "Asian Games" kalah jauh dengan iklan wajah ketua umum partai. Gaung "Asian Games" kalah jauh dengan billboard wajah ketua umum partai dan politikus-politikus.
Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno sempat menyampaikan seloroh Presiden, "Saya lebih sering lihat billborad Cak Imin, billboard politikus, daripada billboard Asian Games."
Kembali ke selfie Cak Imin dan Romahurmuziy....
[irp posts="14361" name="Mengapa Jokowi-Cak Imin Disingkat JOIN, bukan KOCAK?"]
Dua partai PKB dan PPP saling sindir dan kecam. Seperti yang dikatakan oleh DPP PKB Jazilul Fawaid, "Romahurmuziy atau Romi hanya menumpang untuk berswafoto bersama Jokowi dibandingkan membahas isu negara." Bahkan dalam keterangan selanjutnya, Jazilul membandingkan dengan PKB yang sudah sejak awal mendukung Jokowi di pilpres 2014 dan menyerang kinerja Menteri Agama Lukman Hakim yang juga kader PPP, yang dianggap kurang perhatian kepada pemberdayaan umat.
PPP tidak mau kalah atas sindiran yang dilakukan oleh PKB, Jazilul Fawaid. Politisi PPP menyindir posisi PKB yang belum konkret mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi pada pilpres 21019.
"Daripada belum resmi mengusung capres, tapi sudah meminta cawapres, itu nyata-nyata belum konkret," kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi. Bahkan Sekjen PPP Arsul Sani menambahkan, ketum PKB Muhaimin Iskandar yang tak berani berdebat dengan ketum PPP Romahurmuziy. Arsul Sani menantang Cak Imin berdebat dengan Romy.
Inilah dua partai pendukung pemerintah yang saling sindir karena ingin ketum partai masing-masing ingin menjadi calon wakil presiden, mendampingi Joko Widodo.
Bahkan serangan atau sindiran politisi PKB bukan hanya kepada PPP saja, tapi mulai melebar menyerang partai Golkar yang dalam perjalanan waktu mendukung pemerintah. Apalagi ketum partai Golkar Airlangga Hartarto juga berpeluang menjadi calon wakil presiden.
Bahkan PKB meminta bantuan peran Kyai-Kyai sepuh untuk melobi Joko Widodo supaya Cak Imin bisa menjadi calon wakil presiden. Bahkan Cak Imin tidak mau dipasangkan dengan Gatot Nurmantyo, ia lebih ngebet dan tertarik dengan Joko Widodo. Meskipun secara fisik Gatot lebih gagah dan menarik, tapi Cak Imin lebih suka kepada Joko Widodo yang badannya tidak segagah dan seganteng Gatot Nurmantyo. Cak Imin cinta mati dengan Joko Widodo, hanya sayang cinta ini bisa bertepuk sebelah tangan.
Yang ramai dalam pilpres 2019 adalah bursa calon wakil presiden, baik di kubu Joko Widodo maupun kubu Prabowo Subainto. Siap-siap rumah sakit jiwa untuk merawat calon-calon presiden-wakil presiden dan calon anggota legislatif kelak kalau di antara mereka gagal dalam pencalonan.
Sehat itu mahal, Bro!
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews