Ramuan apa sih yang digunakan Jokowi agar bisa bersabar menghadapi "nyinyiran"para haters? Entahlah, tidak ada orang yang tahu persis selain Presiden sendiri, orang lain cuma bisa menduga-duga. Sepertinya ramuan yang biasanya disajikan Ibu Iriana kepada Joko Widodo, tiada lain adalah jamu temulawak dicampur jahe. Ya, itulah ramuan yang diminum Jokowi selama lebih dari 17 tahun untuk menjaga kesehatannya.
Adakah kaitannya antara jamu temulawak dan jahe dengan kesabaran Jokowi menghadapi para haters? Kalau ditelusuri, memang temulawak dan jahe memiliki banyak khasiat untuk tubuh manusia. Oleh karena itu, cukup beralasan bila Jokowi Wododo tampak bugar, dan sedikit pun tak terlihat lelah meski jadwal kegiatan yang begitu padat.
Dengan tubuh yang sehat, pastinya memberikan energi positif yang mampu memberikan kesehatan pula pada jiwanya, sehingga banyaknya nyinyiran dari para haters, hanya ditanggapinya dengan begitu ringan. Kalau kata Alamarhum Gus Dur, "Gitu aja kok Repot!"
Itulah dinamika demokrasi di Indonesia. Meski persaingan Pilpres 2014 sudah berlalu jauh, namun hawa panasnya masih saja terasa. Bahkan, hawa panas ini akan semakin membara menjelang tahun-tahun politik yang ada di depan.
Hawa panas yang mengelilingi Jokowi, disadari atau tidak berada pada titik-titik api yang tidak jauh dari area suku, agama, ras dan antaragolongan (SARA). Itulah SARA yang begitu laku dijual di negeri yang mengaku ber-Bhinneka Tunggal Ika ini.
Kunjungan Presiden Joko Widodo dan rombongan ke Afganistan menimbulkan kekaguman dari para netizen, megingat kujungan ini dianggap nekat karena Afganistan adalah negara konflik. Bahkan, sebelum Jokowi dan rombongan tiba, sudah ada peledakan bom yang menewaskan banyak orang.
Kekaguman netizen tidak sampai di situ. Netizen juga mengacungi jempol kepada Jokowi yang menjadi imam sholat dzuhur, dan pemberitaannya hingga menjadi viral.
[irp posts="9450" name="Jokowi Mulai Beraksi, Benarkah Yang Disasar Fadli Zon?"]
Namun, tak berselang lama, muncullah foto Jokowi menjadi makmum sholat. Selanjutnya, munculah hoax yang memberitakan bahwa sholat yang diimami Jokowi salah, sehingga digantikan oleh imam dari Afganistan. Haters emang ga ada matinye!
Pihak istana pun memberikan klarifikasi, bahwa setelah mengimami sholat dzuhur, kemudian Jokowi menjadi makmum untuk sholat sunnah yang ditujukan untuk mendoakan Afganistan, khususnya untuk korban-korban yang tewas akibat pengeboman yang terjadi beberapa hari sebelumnya.
Jokowi memang lebih banyak diserang dengan senjata pemusnah paling efektif yang bernama SARA. Berita-berita hoax yang megiringi Jokowi, seperti salahnya berpakaian ihram saat ibadah umroh bersama Alm KH Hasyim Muzadi, huruf 'H' di depan nama Jokowi yang katanya Herbertus, Jokowi yang katanya bapaknya orang Singapura, dan sederetan fitnah lain akan berlalu seiring waktu.
Kesabaran Jokowi menghadapi para haters sepertinya bukan karena ramuan temu awak dan jahe, tapi ada hal lain yang lebih bermanfaat.
Para haters atau siapa pun adalah sama-sama anak bangsa dari masyarakat yang majemuk ini. Sebagai Presiden, Joko Widodo ibarat seorang bapak yang memiliki banyak anak. Dan, masing-masing anak punya cara yang berbeda dalam menyampaikan keinginannnya. Tentu saja, seorang bapak yang bijak selalu memahami yang apa dilakukan anak-anaknya. Lagi pula tidak semua haters bodoh, bukan? Di antara mereka ada juga yang bermanfaat.
Itulah mungkin ramuan kesabaran Jokowi.
Wallahu alam....
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews