Di Australia yang ada hanyalah ladang gandum. Setahu saya tidak ada sawah untuk menanam padi. Karena itu beras di impor dari Thailand dan Pakistan. Tapi anehnya, harga beras di sini bisa sama dengan di Indonesia. Padahal, jarak antara Thailand dan Australia cukup jauh. Sebagai contohnya, berikut ini satu alinea kutipan dari CNNIndonesia:
Harga beras medium di tingkat eceran di DKI Jakarta tercatat masih lebih tinggi dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET). Berdasarkan pantauan, harga beras medium di tingkat pengecer pada hari ini masih bertengger di atas Rp13 ribu per kilogram (kg). Harga ini terbilang lebih tinggi dibandingkan HET yang ditetapkan pemerintah lewat Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 57 Tahun 2017 sejak 1 September 2017 silam.
Mengapa bisa lebih murah?
Bagi orang Indonesia, tinggal di Australia tapi bisa beli beras dengan harga yang sama bahkan lebih murah dibandingkan dengan di negeri sendiri tentu saja merupakan kabar gembira. Begitu juga dengan harga garam dan gula pasir serta tepung terigu, berada di sekitar 1 dolar/kg atau setara dengan Rp10.000/kg. Harga telur disini 2 dolar perlusin, sama dengan di negeri kita.
Harga beras bervariasi antara $7.99 dan $14 per satu kantung yang isinya adalah 10 Kg. Untuk beras Long grain atau Brasmati harganya hampir sama. Kualitas ini cukup baik, namun bukan kualitas nomor satu. Mungkin kalau di indonesia dikategorikan beras dengan kualitas medium.
Beda antara beras"long grain" dengan beras "brasmati" adalah pada penampilan dan rasanya. Kalau kami lebih suka memberli beras "long grain" karena sangat mirip dengan beras Solok. Empuk dan renyah dimakan. Kami juga pernah membeli beras jenis "brasmanti" lebih cocok untuk orang yang diabetes karena agak gersang dan kurang lembut.
Sedangkan beras Jasmine harganya agak mahal, yakni $14 perkantung isi 10 kg atau seharga Rp14.000/kg. Tapi kami biasa membeli beras jenis Long grain.
Biaya dapur di Australia sama dengan di Indonesia
Kami biasa memasak sendiri dan jarang makan di luar kecuali ada tamu yang datang dari jauh. Karena lebih enak masakan sendiri dibandingkan makan di luar yang bukan selera kita. Di samping itu,jauh lebih murah. Sebagai contoh kalau makan siang di restoran yang umum saja harga satu porsi 20 dolar atau senilai 200 ribu rupiah perporsi. Dan tidak ada istimewanya. Kalau dengan harga 20 dolar dimasak di rumah bisa untuk makan siang 4 orang dan rasanya jauh lebih nikmat.
Yang mahal di sini adalah sewa rumah. Tapi karena kami dikasih tinggal gratis oleh putra kami lengkap dengan sebuah kendaraan, maka kami sama sekali tidak merasa bahwa selama tinggal di sini pengeluaran membengkak. Asal saja mau hidup dengan gaya orang Indonesia.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews