Akhir Desember 2017 ini muncul ide dari beberapa mantan wartawan majalah "Topik," untuk menyelenggarakan reuni. Saya sudah tentu menyambut gembira gagasan tersebut.
Majalah "Topik, " merupakan salah satu majalah dari Grup Merdeka. Sebagaimana sama-sama kita ketahui induk dari majalah "Topik," yaitu harian "Merdeka," yang terbit pada 1 Oktober 1945, merupakan sebuah koran perjuangan yang didirikan oleh BM Diah bersama isterinya Herawati.
Seiring perjalanan waktu muncul pula koran mingguan, "Minggu Merdeka,"surat kabar berbahasa Inggeris, "Indonesian Observer," dan majalah untuk ibu, bapak dan anak, "Keluarga", di samping terbit pula majalah berita "Topik."
Grup Merdeka, itulah istilah yang dipakai BM Diah menamakan kelompok penerbitannya yang dahulu berdomisi di Jalan AM Sangaji 11 Jakarta Pusat. Saya menjadi Redaktur Pelaksana Majalah "Topik," 1 Juni 1985 hingga 1 April 1988.
Tahun 1988 itulah majalah Topik berhenti terbit. Masalahnya sangat sederhana, BM Diah menulis memo kepada saya agar majalah dicerak dengan kertas biasa. Para wartawan mengeluh dan saya pun mengundurkan diri.
Meski majalah Topik berakhir, hubungan saya dengan BM Diah tetap terjalin baik. Setelah bergabung dengan harian "Kompas," yaitu di Perusahaan Daerahnya, saya kembali ke Grup "Merdeka," hingga menyelesaikan buku: "Butir-Butir Padi BM Diah, Tokoh Sejarah yang Menghayati Zaman" (Jakarta: Pustaka Merdeka, 1992).
Memang majalah berita "Topik," bukan satu-satunya majalah berita dan bukan pula pelopor majalah berita waktu itu. Majalah ini lahir lama setelah Grup Merdeka menerbitkan majalah berita yang pertama, majalah "Merdeka," tahun 1947.
Tetapi "Topik," merupakan suatu kebangkitan di bidang jurnalistik majalah yang bernilai historis. Ia hadir di tengah masyarakat pers ketika ada ketidakseimbangan , di mana peran kelompok pers yang patriotik dan nasionalistik boleh dikata kurang.
Ide pertama untuk menerbitkan majalah "Topik," sendiri sebenarnya merupakan kelanjutan dari ide penerbitan majalah "Ekspres," didorong suatu pemikiran akan perlunya kehadiran majalah berita seperti "TIME."
Nurman Diah dengan rekannya bernama Marzuki Arifin mulai merintisnya. Kemudian mengajak Goenawan Muhammad, Fikri Jufri, Christianto Wibisono dan Utsman untuk memulai dan majalah itu terbit tahun 1970. Dari embrio ini, tahun 1972 majalah "Topik," lahir.
Itulah sejarah singkat lahirnya majalah "Topik," dan keinginan para mantan wartawan majalah "Topik," akan menyelenggarakan reuni sudah tentu kita sambut dengan baik. Merdeka !!!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews