Jakarta Berpeluang Punya Gubernur Perempuan Pertama

Kamis, 4 Agustus 2016 | 23:28 WIB
0
357
Jakarta Berpeluang Punya Gubernur Perempuan Pertama

DKI Jakarta berpeluang memiliki gubernur perempuan pertama. Dengan catatan, Tri Rismaharini bersedia dicalonkan PDIP, kemudian memenangi pertarungan melawan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pilkada 2017 mendatang.

Peluang itu terbuka setelah Risma, panggilan akrab walikota Surabaya itu berpamitan kepada warga Surabaya sebagaimana ditayangkan media online setempat. Isyarat Risma meminta maaf diartikan sebagai tidak bisanya ia menerima tekanan dan paksaan partainya, PDIP, untuk segera hijrah ke Jakarta.

Namun demikian spekulasi beredar, berpamitannya Risma ke Jakarta bukan karena ia tunduk pada keinginan PDIP yang akan mencalonkannya sebagai gubernur Jakarta, melainkan ada sebab lain.

 

Dengan demikian nasib Risma diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan Jokowi yang pernah dirundung (bully) akibat inkonsistensinya.

Seperti halnya Jokowi, jika hal itu terjadi maka Risma harus meninggalkan kota Surabaya sebelum masa jabatannya selesai, padahal dia sudah menyatakan ogah pindah ke Jakarta.

Jika Risma berhasil mengalahkan Ahok, sejarah berulang di mana seorang walikota bisa jadi Gubernur DKI. Bahkan jika nasibnya bagus, Risma bisa menjadi Presiden RI seperti Jokowi pada Pilpres 2019 asalkan dia ingkar kepada warga DKI dengan alasan dibutuhkan di level Nasional.

Karena bakal cagub Sandiaga Uno sudah menyatakan rela turun derajat dari bakal calon gubernur menjadi sekadar bakal cawagub jika PDIP berkoalisi dengan Gerindra, maka Risma akan menjadi "pengantin baru" berpasangan dengan "brondong" bukota. Tetapi seperti hal ini akan "jauh panggang dari api", sesuatu yang sulit terjadi.

Namun berdasarkan perkiraan PepNews! PDIP tidak akan dan tidak harus "meminang" Gerindra. Selain sudah memiliki 28 kursi dan otomatis bisa jalan sendiri, tidak lazim perempuan meminang pria. Apalagi hubungan PDIP dengan boss Gerindra, Prabowo Subianto, belumlah pulih benar.

Jika Risma jadi dimajukan, wagubnya diperkirakan berasal dari PDIP juga dan sosok yang kuat untuk itu adalah Jarot Saiful Hidayat yang kini wakil gubernur DKI alias wakilnya Ahok.

Tetapi memasangkan calon dan bakal wakil calon sesama partai akan memperlemah dukungan basis massa, sehingga berdasarkan kalkulasi sederhana, hal ini pun sulit terjadi.

***