INA Digital Sebagai Strategi Keamanan Siber Nasional: Strategis Atau Tidak

Selain INA Digital, masih banyak hal lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keamanan siber Indonesia.

Selasa, 29 Oktober 2024 | 12:53 WIB
0
19
INA Digital Sebagai Strategi Keamanan Siber Nasional: Strategis Atau Tidak
Foto keyboard dan app manager pada laptop. Sumber gambar: pribadi

Government Technology (GovTech) yang bernama INA Digital secara resmi diluncurkan pada Senin, 27 Mei 2024. INA Digital merupakan satu portal terintegrasi yang memuat berbagai layanan instansi pemerintahan yang targetnya akan secara aktif di integrasikan di bulan Oktober mendatang. Teknologi ini bertujuan agar pemerintah dapat lebih memfokuskan layanan pemerintah pada satu aplikasi yang memuat segala jenis layanan mulai dari layanan kesehatan, legalitas, hingga keuangan.

Penulis merasa bahwa langkah yang diambil presiden Jokowi merupakan langkah yang tepat dalam menanggulangi isu cyber security Indonesia. Dengan adanya integrasi yang terstruktur, pemerintah bisa lebih fokus terhadap satu platform. INA Digital juga akan memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan pemerintah. Jaringan aplikasi ini akan lebih mudah menghubungkan berbagai lapisan masyarakat dan dapat meningkatkan inklusivitas karena mudahnya akses.

Salah satu pemicu diluncurkannya INA Digital adalah banyaknya aplikasi pemerintah yang tidak dikelola dengan baik. Total aplikasi layanan pemerintah Indonesia saat ini berjumlah 27 ribu dan berjalan dengan sendiri-sendiri. Alhasil, untuk mengakses layanan, masyarakat perlu mengunduh berbagai aplikasi karena kurangnya integrasi. Banyaknya aplikasi juga menimbulkan kelemahan pada sistem keamanan karena kurangnya maintenance. Hal ini menyebabkan mudahnya terjadi pembobolan data dari aplikasi-aplikasi ini.

Hal lain yang perlu disoroti adalah ancaman cyber security. Menurut BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), telah tercatat 700 juta serangan siber di Indonesia per tahun 2022. Indeks Keamanan Siber dari National Cyber Security Index (NCSI) juga  menempatkan Indonesia di peringkat 83 dari 160 negara dengan skor indeks keamanan siber sebesar 38.96. Data ini menunjukkan bahwa keamanan siber yang dimiliki Indonesia masih tergolong rendah dan belum dapat bersaing secara global. Hal ini terlihat dari banyaknya aplikasi pemerintah yang dibobol datanya oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Selain INA Digital, masih banyak hal lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keamanan siber Indonesia. Hal ini mencakup tindakan yang perlu diambil pemerintah seperti menegakkan regulasi yang tegas akan keamanan siber, tindakan yang bisa diambil sektor privat seperti meningkatkan investasi terhadap inovasi teknologi dan SDM yang berfokus pada cyber security, juga tindakan yang dapat diambil masyarakat dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga data pribadi dan membatasi akses pada situs-situs yang mencurigakan.

Referensi:

Brilyana, Yayan A. (2024, Mei 27). Jokowi Luncurkan INA Digital, Layanan Satu Pintu Sebagai Percepatan Transformasi Digital. JDIH Kota Bandung. https://www.bandung.go.id/news/read/9494/jokowi-luncurkan-ina-digital-layanan-satu-pintu-sebagai-percepatan-tr 

Cybersecurity di Indonesia: Tren dan Perkembangan Terbaru. (2023, Desember 29). Integra Teknologi Solusi. https://integrasolusi.com/blog/cybersecurity-di-indonesia-tren-dan-perkembangan-terbaru/ 

Kamar Dagang Dan Industri Indonesia. (2024). Evaluasi Regulasi Keamanan Siber Indonesia. https://kadin.id/info-advokasi/evaluasi-regulasi-keamanan-siber-indonesia/#:~:text=Secara%20global%2C%20Indonesia%20menempati%20peringkat,dengan%20tingkat%20keamanan%20siber%20terbaik. 

Sari, Rita Puspita (2024, Feb 26). Keamanan Siber: Ancaman Tak Terlihat yang Dilupakan. Cloud Computing Indonesia. https://www.cloudcomputing.id/berita/keamanan-siber-ancaman#:~:text=Indeks%20Keamanan%20Siber%20dari%20National,pengembangan%20digital%20mencapai%2046%2C84.