Hal yang lebih bernilai dibanding ketampanan diri, tubuh atletis dan profesi sebagai dokter TNI, adalah kerendahan hati yang di buktikannya dengan kepeduliannya terhadap penderitaan orang.
Setelah memperkenalkan 2 sosok Kawula Muda yakni Mayor Marinir Edy Effendi SH,MH dan Miss Indonesia 2009, Kerenina, masih ada sosok yang juga kaya prestasi yakni seorang Dokter Tentara Nasional Indonesia (TNI) bernama Ivan Paulus Gunata.
Pria yang masih cucu dari Sri Sultan Hamengku Buwono II dari garis ayahnya ini disebut-sebut mirip dengan seorang aktor dari Korea Selatan bernama Lee Seung-Gi. Ia disebut mirip dengan aktor tersebut setelah foto dirinya beredar di media sosial Instagram.
Ivan dalam akun Instagram pribadinya @doctorcombat, juga sering mengunggah foto dirinya ketika sedang bertugas. Banyak warganet yang berkomentar bahwa paras sang dokter yang rupawan sangat mirip dengan aktor Lee Seung-Gi Memiliki mata sipit dan kulit putih, membuat dokter yang bernama asli Ivan Paulus Gunata ini sekilas terlihat mirip dengan pemeran dalam drama 'Hwayugi', Lee Seung Gi.
dr. Ivan Paulus Gunata merupakan dokter Umum namun saat ini sedang melaksanakan tugas sebagai Residen (dokter yang menjalani pendidikan spesialis).
Ia menyelesaikan studi kedokteran di Universitas Kristen Maranatha dan saat ini sebagai Perwira Tugas Belajar dari Pusat Kesehatan Angkatan Darat untuk Program Pendidikan Dokter Spesialis di Solo, Jawa Tengah.
Awalnya Tidak Terpikir Jadi Tentara
Pria kelahiran tanggal 23 Juni 1988 ini pada awalnya sama sekali tidak terpikir untuk menjadi Perwira TNI. Apalagi sebagai anak tunggal dalam keluarga, maka kedua orang tua bersikap sangat protektif terhadap dirinya. Menurut penuturan Ivan, sejak usia 3 tahun, dirinya sudah mulai belajar main Piano.
Kemudian di SMP hobi nya meluas yakni main Drums, hingga masuk kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Saat sedang kuliah itulah Ivan memutuskan, untuk bergabung menjadi Prajurit TNI.
Ketika ditanya, apa yang menginspirasi dirinya ,sehingga "tiba tiba" saja ,memutuskan untuk bergabung menjadi anggota TNI? Jawaban Ivan bahwa hingga kini,kalau ditanya, mengapa ia memilih menjadi tentara, sungguh ia tidak mampu menjelaskan. Menurut Ivan,dapat diibaratkan orang jatuh cinta.. Tidak perlu ada alasan.
Ditentang Oleh Keluarga
Masih menurut Ivan,pada awalnya ,niat untuk bergabung menjadi TNI ditentang kedua orang tuanya,terutama ibu. Tapi karena Ivan tidak menyerah. Ia mendekati ayahnya dan sebagai sesama laki laki, ayahnya lebih mampu memahami keputusan putranya.
Karena itu secara diam diam, bersama dengan dukungan ayahnya, Ivan mendaftar menjadi anggota TNI. Walaupun orang tuanya menawarkan berbagai kesempatan dan fasilitas yang jauh lebih mudah dan nyaman.
Bahkan kelak setelah diterima dan ibunya mengetahui hal ini, maka dengan berbagai cara ibunda tercinta, ingin "memulangkan" putra semata wayangnya. Tapi berkat dari kepiawaian dari para Pelatih Dikmapa PK di Akademi Militer, akhirnya hati ibunda luluh juga dan mengizinkan.
Ternyata Latihan Tentara Itu Tidak Mudah
Pada awal mengikuti latihan Ivan merasa mungkin fisik tidak akan mampu bertahan hingga latihan selesai.Namun berkat tekad yang membara ,akhirnya Ivan berhasil lulus.
Pernah ditugaskan di Satuan Tempur, di satuan Kesehatan di wilayah Pontianak, pernah juga di lembaga pendidikan militer, saat ini ia mendapatkan Tugas Belajar dari Pusat Kesehatan Angkatan Darat untuk Pendidikan Dokter Spesialis di Solo dengan program Double Degree S2 di Universitas Indonesia di Jakarta.
Dikagumi Puluhan Ribu Orang,Tak Membuat Ivan Merasa Diri Lebih Hebat
Luar biasanya, selain dari wajah merupakan kembaran dari aktor asal Korea Selatan yang bernama Lee Seung-Gi, dokter Ivan juga adalah seorang olahragawan. Latihan keras secara kontinu menghasilkan tubuh atletis.
Bayangkan sebagai orang muda. Yang berprofesi sebagai dokter TNI berpangkat Kapten, dikaruniai wajah aktor, bertubuh atletis ternyata masih sempat menggeluti dunia musik. Kurang apalagi?
Tapi ternyata dengan segala kelebihan yang dimiliki, tidak membuat sosok dokter Ivan ini merasa diri hebat. Ia tampil rendah hati,bahkan tidak segan turun ke lapangan di pedalaman Kalimantan untuk memberikan bantuan kesehatan kepada penduduk disana, termasuk dimanapun pasukannya melaksanakan tugas operasi atau latihan, selalu menyempatkan diri untuk menolong orang.
Tutur katanya sangat santun.Walaupun menyandang Profesi sebagai Dokter TNI dan segudang kelebihan lain yang sudah dituliskan serta di kagumi oleh puluhan ribu orang, baik karena ketampanan, maupun karena sikapnya yang santun, tidak membuat Ivan merasa dirinya hebat. Hal ini,dapat dirasakan ketika berkomunikasi dengan dirinya. "Uncle, panggil saja saya Ivan, saya yunior dari bang Edy."
Mengunjungi Pasien Hingga Ke pelosok pelosok
Walaupun dirinya,menjadi beken sejak Dokter yang berdinas di. RS TK IV Singkawang, Kalimantan Barat ini menjadi viral setelah salah satu Instagram TNI (tni_indonesia_update) mengunggah fotonya, tapi sama sekali tidak membuat Ivan lupa diri.
Dokter Ivan dikenal oleh masyarakat di tempatnya berdinas sebagai Dokter yang penuh rasa kemanusiaan, mendatang pasien pasien di berbagai pelosok, terutama di daerah yang tidak dapat dijangkau tenaga medis lain.
Patut Menjadi Contoh Teladan Bagi Generasi Muda Indonesia
Hal yang jauh lebih bernilai dibanding ketampanan diri, tubuh atletis dan profesi sebagai dokter TNI, adalah kerendahan hati yang di buktikannya dengan kepeduliannya terhadap penderitaan orang orang kecil di pelosok pelosok.
Semoga contoh teladan yang diberikan ,mampu menginspirasi generasi muda bangsa.Agar tergerak hatinya untuk ikut berperan serta dalam ikut membangun nusa dan bangsa ,sesuai dengan kemampuan diri masing masing. Kalau bukan kita yang peduli akan nasib nusa dan bangsa kita,siapa lagi?
Tjiptadinata Effendi
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews