Langkah Awal Sang Maestro

Selamat jalan sang maestro. Bangsa ini telah lama kehilangan jati diri. Dan kau telah membuat langkah awal yang fenomenal.

Rabu, 6 Mei 2020 | 14:56 WIB
0
381
Langkah Awal Sang Maestro
Didi Kempot (Foto: solopos.com)

Didi Kempot telah pergi selama-lamanya. Pergi di saat kita semua sedang sayang-sayangnya. Barangkali Tuhan jauh lebih sayang. Karena itu dipanggil-Nya sang maestro saat berada di puncak popularitasnya. Saat baru saja menyelesaikan tugasnya, mengembalikan kebanggaan dan kecintaan terhadap khazanah musik lokal.

Barangkali pula Tuhan tak ingin sang maestro jatuh atau salah jalan. Sebagaimana banyak selebritis yang tak kuat menjalani perubahan nasib yang teramat drastis. Karena itu Dia rengkuh sang maestro dengan penuh kasih. Yang tubuhnya mulai lelah seiring usia yang menua di tengah aktifitasnya yang sangat padat.

Didekap-Nya anak manusia bernama asal Didi Prasetyo, yang tetap sederhana, humble, ramah dan punya kepedulian sosial yang tinggi. Dan tak berubah sedikitpun oleh popularitas yang sedang digenggamnya.

Begitulah kiranya hidup. Hanya sekedar mampir ngombe. Hanya soal waktu, semua akan mengalami fase kembali. Dari zero kembali ke zero. Yang dicipta kembali ke Sang Pencipta. Semoga Didi Kempot menemukan kedamaian abadi. Di alam yang tak ada lagi patah hati, kecewa dan kehilangan.

Kiranya tugasmu sudah selesai, The Lord Didi. Telah kauhibur dunia yang terluka. Meski sebenarnya kami ingin lebih lama engkau menghibur negeri ini. Menyatukan yang terbelah, mengobati patah hati dengan bernyanyi dan menjogetinya.

Karya-karyamu telah bersemayam dan membuat Ambyar hati-hati manusia yang tersakiti, diabaikan dan dibuat patah hati oleh kegelapan dan ketidakadilan zaman kiwari. Kerja kerasmu telah menggugah kesadaran, mengikis rendah diri dalam pergaulan antar bangsa di era yang semakin terbuka.

Oleh sebab itu kiranya dunia tak akan Ambyar pasca kepulangannya ke alam baka. Berharap akan lahir maestro-maestro baru dari persemaian yang ditaburi jiwa yang penuh cinta dari The Lord Of The Broken Heart. Yang dilakukan dalam perjuangan penuh liku dan drama sepanjang hidupnya.

Lihatlah anak-anak milenial sekarang. Mereka tak lagi malu. Bahkan mulai menikmati lagu-lagu berlanggam Jawa yang sempat tersisih dan tak diperhitungkan. Walau sebagian tak tahu arti liriknya, mereka tetap menikmati iramanya.

Mereka seperti anak-anak yang mendapatkan kembali mainannya yang hilang. Mereka terbangun dari mimpi menjadi orang lain. Mereka seolah membaca Layang Kangen sang maestro lalu terbersit keinginan pulang setelah menelusuri perjalanan sepanjang Sewu Kuto. Mereka mulai merasakan sejuknya Banyu Langit di tanah sendiri.

Baca Juga: Ambyaaarrr...

Bapak Patah Hati Nasional telah pergi. Tetapi jejaknya akan selalu diingat oleh Sobat Ambyar, SadBois, SadGirls dan semua yang menyayanginya. Jejak sang maestro akan menjadi langkah awal kembalinya jati diri bangsa ini. Jati diri yang membuat ibu pertiwi patah hati karena anak-anaknya banyak yang memuja ibu-ibu yang lain di rumah ibunya sendiri.

Seorang Didi Kempot telah membangunkan kita. Bahwa kita punya asset seni budaya yang tak kalah hebat dari bangsa lain. Hanya saja selama ini kita sengaja atau tidak telah melupakannya. Telah membiarkan aset besar ini tergerus oleh rasa inferior di hadapan orang lain.

Selamat jalan sang maestro. Bangsa ini telah lama kehilangan jati diri. Dan kau telah membuat langkah awal yang fenomenal.

***