Puisi | Bagaimana Seandainya

Minggu, 27 Maret 2022 | 19:36 WIB
0
158
Puisi | Bagaimana Seandainya
image: painting by Alexander Radtke

bagaimana seandainya dunia berakhir dalam kobaran api
pegunungan hancur lebur ke tanah
dan yang tersisa hanyalah kabut yang tertinggal
bukan bisikan atau suara?

hanya kekosongan tandus yang luas
seperti sebelum waktu dimulai
sebelum ada bintang dan sinar matahari
lautan sungai atau manusia

namun bukan kesedihan mengisi jiwa kita
dan dalam kemenangan suara kita bernyanyi
kemuliaan bagi Tuhan kita di atas
pencipta segala sesuatu

kita tertarik pada pendar terang bercahaya
dan di sana di balik gerbang surga
sungai kehidupan mengalir tanpa henti
dan rumah-rumah kita di surga menunggu

jiwa bersatu kembali setelah berpisah oleh kematian
untuk tidak pernah terbagi lagi
bersukacita dalam harmoni atas janji-Nya yang Dia tepati
kepada semua orang yang percaya pada-Nya

***
Solo, Minggu, 27 Maret 2022. 7:30 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko