Kursi Panas Yamaha: Bagaimana Nasib Rossi?

PR bagi Rossi adalah menentukan timing yang tepat untuk membuat keputusan. Jangan sampai didului oleh Yamaha, karena ini secara image akan terlihat buruk.

Kamis, 30 Januari 2020 | 06:06 WIB
0
308
Kursi Panas Yamaha: Bagaimana Nasib Rossi?
Valentino Rossi (Foto: Okezone.com)

Maverick Vinales sudah perpanjang kontrak dengan Yamaha. Artinya kursi kosong di pabrikan Yamaha tinggal satu, yang diperebutkan Mbah Valentino Rossi dan Fabio Quartararo.

Menurut Pak Guru Doel Kamdi, Quartararo akan sangat mengharapkan kursi pabrikan Yamaha. Berkaca dari Mbah Rossi dan Jorge Lorenzo yang kesulitan saat meninggalkan Yamaha ke Ducati, juga Johann Zarco yang amburadul saat ke KTM, tentu Quartararo tidak berani ambil risiko pindah ke pabrikan lain. Dia masih muda dan karirnya masih panjang, jangan sampai kayak si Joko yang hancur cuma gara-gara pindah pabrikan. Sementara tentu gengsi dong kalau tetap di tim Petronas SRT Yamaha.

Dengan catatan Quartararo bisa mengulang performa impresifnya pada musim lalu, yang berkali-kali dapat pole position dan podium, Yamaha bisa sangat mempertimbangkan dia untuk menempati tim pabrikan. Quartararo masih muda sehingga bisa jadi investasi jangka panjang. Jangan sampai Quartararo malah tergiur ke tim lain, itu pikir Yamaha.

Dengan hal ini, pilihan Mbah Rossi yang paling realistis adalah dua hal: pindah ke Petronas SRT Yamaha atau pensiun sekalian. Yamaha tidak se-nekad Honda yang dulu berani menurunkan tiga motor tim pabrikan, dan Mbah Rossi perlu menunjukkan performa yang luar biasa untuk bisa bertahan di pabrikan Yamaha. Mbah Rossi akan berusia 41 tahun, sulit membayangkan Mbah untuk tetap bertahan di MotoGP dengan usia di atas 40-an.

Jika hasrat balap Mbah Rossi masih luar biasa, maka Mbah Rossi bisa pindah ke Petronas SRT Yamaha.

Mirip seperti Kimi Raikkonen yang pindah ke Alfa Romeo demi melanjutkan karir balapnya di F1. Mbah Rossi juga tetap bisa memberikan feedback di bidang teknis, keunggulan yang dia miliki jika dibandingkan pembalap Yamaha lainnya. Kan yang penting tetap balapan, karena itulah dunianya Mbah Rossi.

Jika Mbah Rossi memilih pensiun, Pak Guru rasa Yamaha juga tidak akan 'membuang' si nomor 46 ini begitu saja. Sisi komersial Mbah Rossi akan sangat membantu bagi Yamaha. Mbah pasti akan dikasih jabatan sebagai duta atau manajer. Ya, mirip-mirip Mbah Schumi pas pensiun jilid I tahun 2006 dulu, jadi duta dan konsultan Ferrari.

Kalau mau bertahan di Yamaha, Mbah Rossi harus bisa impresif. Setidaknya podium di 4 dari 6 seri pertama.

Meskipun sulit, Pak Guru Doel Kamdi selalu bilang "Don't forget Rossi!" sebagaimana Nick Harris dulu.

Namun, realistisnya bagi Mbah Rossi adalah pindah ke Petronas Yamaha SRT, atau pensiun.

PR bagi Mbah Rossi adalah menentukan timing yang tepat untuk membuat keputusan. Jangan sampai didului oleh Yamaha, karena ini secara image akan terlihat buruk. Mbah Rossi sudah keduluan Vinales soal mengumumkan perpanjangan kontrak, jangan sampai keduluan lagi, apapun keputusan Mbah Rossi.

***