Saya sangat senang buku ini akhirnya bisa terbit karena menyusunnya sungguh tidak mudah mengingat Leo Wattimena telah meninggal dunia pada tahun 1976.
Kisah seorang penerbang legendaris pada era tahun 1950-an dan tahun 1960-an menarik untuk dituturkan. Pesawat yang diterbangkan adalah pesawat tempur P-51 Mustang. Pada masanya, pesawat itu termasuk pesawat tempur andalan di dunia.
P-51 Mustang tercatat sebagai satu-satunya pesawat tempur yang mampu melaksanakan tugas pengawalan (escort duty) terhadap pesawat pembom, dan sekaligus dapat melaksanakan serangan secara mandiri dengan persenjataan yang dibawanya.
Memang dibandingkan dengan pesawat-pesawat tempur yang dimiliki Angkatan Udara saat ini, secara teknologi dan kemampuan pesawat P-51 Mustang sudah tertinggal sangat amat jauh, tetapi itu yang membuat tantangan yang dihadapi oleh penerbang pesawat tempur P-51 Mustang jauh lebih besar.
Kemahiran, keandalan dan keberanian penerbang tempur seperti Leo Wattimena saat menerbangkan pesawat itu membuat namanya melegenda di Angkatan Udara Republik Indonesia.
Performa itu tidak hanya ditunjukkan Leo Wattimena pada saat latihan semata, melainkan juga dalam pertempuran udara pada pemberontakan PRRI/Semesta.
Penerbang-penerbang tempur Angkatan Udara selanjutnya walaupun memiliki pesawat-pesawat tempur yang lebih mutakhir dan lebih canggih, tetapi tidak pernah lagi terlibat dalam pertempuran udara. Sejak tahun 1970-an hingga kini, penerbang tempur Angkatan Udara tidak pernah terlibat dalam pertempuran udara, ataupun dengan lawan atau negara yang memiliki persenjataan penangkis udara yang modern.
Bahwa penerbang-penerbang tempur itu mengikuti atau berpartisipasi dalam latihan-latihan multinasional dan sangat kompleks, tetapi tanpa bermaksud mengecilkan, pertempuran sungguhan dan latihan itu suasananya sungguh berbeda.
Latihan dan simulasi pertempuran udara sangat penting untuk terus-menerus dilakukan sehingga apabila pertempuran udara udara benar-benar terjadi, semua penerbang tempur sudah siap sedia. Apapun pesawat tempur yang digunakan, yang terpenting adalah kesiapan penerbangnya, baik secara teknis maupun mental. Ingatlah pepatah, man behind the gun.
Saya sangat senang buku ini akhirnya bisa terbit karena menyusunnya sungguh tidak mudah mengingat Leo Wattimena telah meninggal dunia pada tahun 1976.
Namun, pada saat yang sama saya juga sangat sedih karena Patricia Maria Wattimena, putri ketiga Leo Wattimena, yang meminta buku ini ditulis, tidak sempat menyaksikan buku ini terbit. Ia telah mendahului kita pada 30 Januari 2023.
Pada halaman 13, ada kekeliruan, tertulis Roesmin Nurjadin (KSAU, 1966-1969) adalah lulusan Taloa. Roesmin Nurjadin bukan lulusan Taloa. Mohon maaf atas kekeliruan itu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews