Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang hingga ke level kehidupan yang paling mikro semacam ini: tidak mengencingi lobang yang boleh jadi menjadi rumah tinggal serangga.
Dalam sebuah hadis yang berasal dari Abdullah ibn Sarjis dan diriwayatkan oleh Abu Dawud, disebutkan demikian: Kanjeng Nabi melarang untuk kencing pada sebuah lobang (entah yang ada di tanah, tembok, atau yang lain).
Teman-teman yang pernah belajar fiqh dalam bab istinja' (cebok), pasti akan menjumpai keterangan seperti ini. Di sana ada yang disebut sebagai "adab qada' al-hajah", etiket atau tata-cara buang air besar.
Kenapa Nabi melarang kencing atau buang hajat di sebuah lobang? Jawabannya sederhana: Agar kita tidak menyakiti makhluk Tuhan yang biasanya tinggal di tempat-tempat semacam itu.
Semut atau serangga biasanya cenderung menjadikan lobang-lobang di di tanah atau di tembok sebagai rumah tinggal mereka. Kita tidak boleh mengganggu sesama makhluk Tuhan dengan cara mengencingi mereka.
Ajaran sederhana ini, menurut saya, bisa ditarik ke konteks kehidupan yang lebih luas, tidak saja dalam soal kencing saja. Pesan Kanjeng Nabi yang penting dalam hadis itu ialah: Jangan menyakiti binatang, apalagi manusia.
Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang hingga ke level kehidupan yang paling mikro semacam ini: tidak mengencingi lobang yang boleh jadi menjadi rumah tinggal serangga atau makhluk-makhluk "kecil" lainnya.
Selamat bermalam minggu di "lobang" (maksudnya rumah) kalian masing-masing.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews